Beautiful Liar

by - 11:25 PM

Dyah Rinni
300 Halaman
GagasMedia, Agustus 2014
Rp. 55.000,-

Sebagian besar manusia mengambil keputusan berdasarkan emosi, begitu ayahku berkata. Jika semua orang mengambil keputusan berdasarkan logika, tidak akan ada orang yang tertipu.

Jadi, aku mempermainkan pikiran teman-temanku dan mengambil uang, bahkan apa pun, yang mereka miliki. Kau tak akan menyangka betapa mudah membuat mereka memercayaiku. Mereka benar-benar polos. Aku bisa mendapatkan apa yang kuinginkan tanpa kesulitan dan keberhasilan ini patut dirayakan.

Namun, kali ini, mengapa seperti ada yang mengganggu nuraniku, menyuruhku berhenti, lalu berbalik arah?

Seorang penipu sepertiku tak akan bisa terbawa emosi. Tidak akan, meski ada "badai" memorak-porandakan hatiku sekalipun.

SEVEN DEADLY SINS adalah kompetisi menulis novel yang diadakan GagasMedia. Dalam kompetisi ini, penulis ditantang untuk menulis novel dengan karakter yang tidak sempurna dan memilih kekurangan tokoh utama dari tujuh dosa mematikan yang telah menjadi inspirasi bagi banyak penulis dan seniman. 

Wrath (amarah), lust (nafsu), gluttony (kerakusan), greed (keserakahan), sloth (kemalasan), envy (kecemburuan/iri hati), dan pride (kesombongan). Temukan "dosa" dari ketujuh dosa itu di naskah para pemenang kompetisi ini dan bersiaplah hanyut ke dalam dunia “ketidaksempurnaan”.

Setelah mengikuti acara Tantangan Menulis dan membuat review-nya di sini, pihak penerbit mengirimkan novel Beautiful Liar ini. Rasanya campur aduk begitu melihat cover seri pertama dari Seven Deadly Sins ini. Aku memang penasaran dan pengen banget beli. Nggak nyangka bisa dapetin ini secara cuma-cuma. Huraaaay! Gimana, ya, cerita tentang ketidaksempurnaan ini? Let’s review it now :)

Lunetta, yang biasa dipanggil Lulu, pindah dari Madiun ke Jakarta dan tinggal bersama ibu kandung dan ayah tirinya. Langkah ini untuk melindungi Lulu dari ayah kandungnya yang merupakan seorang penipu ulung dikabarkan sedang diburu polisi. Lulu memberontak, menganggap dirinya lebih baik terus bersama dengan ayahnya, yang dia nilai sangat sempurna dan paling mengerti dirinya.

Di sekolahnya yang baru, Lulu membidik seorang laki-laki tampan nan kaya raya, Arvad, untuk ditipu, seperti yang ayah kandungnya sering lakukan. Dia ingin membuktikan bahwa dia memang anak ayah kandungnya, mereka tak seharusnya dipisahkan. Rencananya tidak berjalan mulus karena kehadiran teman baik Arvad, Badai dan guru BK, Miss Nadine, yang sepertinya bisa membaca pikiran Lulu. Lulu sampai dihukum masuk Japan Club yang malah semakin mendekatkan dirinya dengan sang ketua yang tak lain adalah Badai. Keadaan di rumah tidak berbeda, dia menyadari ibu kandung tahu tentang keberadaan ayah kandungnya.

"Satu hal yang dipelajari Lunetta dari Papa adalah kalau kita mau berbohong, maka yakini kebohongan itu sebagai kebenaran. Dengan demikian, orang lain akan memercayai kebohongan kita." – halaman 47

Beautiful Liar ini cocoknya mungkin disebut sebagai novel ‘young adult’ kali ya. Ceritanya sih masih seputaran remaja, sekolah, dan sedikit cinta-cintaan. Tapi konflik hubungan ayah dan anak perempuan (daddy issue, perhaps?) lebih dominan dan membuat ceritanya berbeda dari cerita remaja lainnya. Karena dengan konflik tersebut, Lulu dituntun untuk berpikir dan bersikap layaknya orang dewasa. Lalu banyak hal unik di dalam cerita ini, seperti ‘habitat’ menipu dan berbohong Lulu yang disandingkan dengan kisah kancil mencuri mentimun, twist tentang Miss Nadine dan fakta bahwa novel ini ditulis dalam 45 hari saja. Wow!

Menurutku, kebiasaan Lulu dalam menipu dan berbohong sepertinya masih ditingkat dasar dan lebih cocok dianggap sebagai ‘kenakalan remaja’. Karena Lulu ternyata nggak pandai-pandai amat mempermainkan teman-teman atau orang yang sering dia temui/kenal dalam jangka waktu yang lama. Dia hanya berhasil dalam penipuan skala kecil seperti memanipulasi pikiran orang asing atau mencuri barang di tempat umum. Pedoman berbohong dari ayah kandungnya pun tidak membuatnya jadi ahli melindungi diri. Buktinya dia juga tanpa sadar sedang dibohongi orang terdekatnya. So saaaad :( Tapi, ya, aku sempet terkagum-kagum dengan kebohongannya.
L for Liar

Semula berpikir novel ini mengambil setting dan usia karakter yang lebih luas dan dewasa seperti di kampus atau tempat kerja, di mana kejahatan seperti itu dilakukan begitu ekstrim dan beresiko besar. Aku sempet males baca, loh, karenanya. Karena, ya, aku kan bukan remaja lagi hehehehe. Kalau untuk masalah teknis, informasi seringkali diulang dan pergantian POV orang ketiga yang begitu cepat dan dari banyak karakter. Untuk gaya bahasa dan penceritaan sih oke dan mengalir. Tapi POV kayak gitu bikin aku agak pusing. Karakter yang hanya muncul sesekali pun punya cerita sendiri. Nggak terlalu menyita cerita sih, hanya saja agak berlebihan.

At last, Beautiful Liar ini menawarkan kisah ketidaksempurnaan dengan hampir sempurna. Aku suka kisah Lulu si Kancil and her’s daddy issue.  Kayaknya aku bakal lebih suka ceritanya kalo aku nggak punya ekspetasi yang agak tinggi. Tapi aku berminat untuk membaca seri Seven Deadly Sins selanjutnya, apalagi kalo cover-nya huruf D hehehe :)

You May Also Like

3 comment(s)

  1. Kalau setting kejahatannya di kampus atau dunia kerja, nipunya memang bisa lebih ekstrim dan seru, tapi gak jadi dalam 45 hari. Hehe... Terima kasih atas review serunya. :)

    ReplyDelete
  2. ini udah ada belum di gramedia? maklum, aku skr jadi anak nongkrong gramedia hahhaah

    ReplyDelete
  3. Dear Mbak Dee, thanks udah nulis BL dan juga baca review ini ;D

    Dear Eka, BL udah ada di Gramedia koq ;)

    ReplyDelete

Thanks for leave your comment :D