Saturday, November 8, 2014

Truth or Dare

Winna Efendi & Yoana Dianika
304 halaman 
GagasMedia, Mei 2012 
Rp. 48.000,- 

LONG TIME NO SEE
Suaramu seperti embusan udara segar saat terdengar di gagang telepon. Apa kabarmu, Teman? Semoga waktu memperlakukanmu dengan baik. Oh ya, tentu saja aku juga kangen padamu. Bahkan sampai detik ini, kau selalu ada di speed dial handphone-ku—dan juga hatiku.

MISS YOU LIKE CRAZY
Banyak yang ingin aku ceritakan padamu saat bertemu nanti. Tentang teriknya matahari, tentang indahnya rembulan. Tentang ceritaku yang terjadi di antaranya.

WISH YOU WERE HERE
Tahukah kamu, sampai kau kembali lagi, akan selalu ada dua kursi di teras rumahku? Dan setiap sore,  changesaku duduk di sana, membaca buku dan menunggu. Aku ingin, saat kau datang nanti, akulah orang yang pertama kali kau temui. Yang berlari ke arahmu sambil memekik senang.
Menjadi orang pertama yang akan memberimu pelukan selamat datang....
--------------
TRUTH OR DARE adalah Gagas Duet, novella dari dua penulis GagasMedia: Winna Efendi dan Yoana Dianika. Keduanya mempersembahkan cerita pahit manis sebuah persahabatan.

Sebelumnya, Winna Efendi sudah pernah menulis
Ai (2009), Refrain (2009), Unbelievable (2009), Remember When (2011), dan Unforgettable (2012). Sedangkan Yoana Dianika merilis Till We Meet Again (2011) yang merupakan pemenang lomba 100% Roman Asli Indonesia.

Bulan ini aku ingin fokus menyelesaikan reading challenge buku-buku Winna Efendi. Tadinya mau baca Unforgettable dulu, aku bahkan udah baca sample-nya di play store. Tapi ternyata novelnya tidak ada di tempat peminjaman novel langgananku. Dari lima buku yang belum aku baca, hanya Truth or Dare dan Tomodachi yang tersedia. Aku pilih yang pertama aja deh. Karena aku masih penasaran dengan konsep duetnya dan pengen nyoba baca tulisan Yoana Dianika. Let’s review it now! :)

"Heraclitus bilang, perubahan adalah satu-satunya hal konstan di dunia ini. Everything changes. Dalam beberapa tahun ke depan, akan ada pusat perbelanjaan baru yang dibangun di tengah kota. Teman-teman sekelas kita akan meninggalkan kota ini untuk kuliah. Orang-orang datang dan pergi. Sesuatu yang dulunya begitu penting, mungkin nggak akan terlalu berharga di masa depan. Ironis, tapi itulah yang terjadi." – halaman 43 – 44

Di atas perbedaan yang mereka miliki, Alice Bells dan Catherine ‘Cat’ Collins mempunyai persahabatan yang erat. Alice, mengidap disleksia, dan mempunyai ibu kandung yang tidak bisa keluar rumah, kerap jadi bahan olokan teman-teman sekelas. Cat, cerdas tapi agak pemalas dan tidak peduli kata orang, selalu melindungi Alice. Di kota kecil tempat mereka lahir dan besar, Belfast, mereka kerap melakukan berbagai kegiatan bersama. Salah satunya adalah permainan truth or dare. Alice selalu memilih truth, sedangkan Cat sebaliknya.

Saat Alice dan Cat membentuk kelompok untuk mengerjakan tugas sejarah, Julian ‘Jul’ Danuwijaya, siswa pertukaran pelajar dari Indonesia, bergabung dengan mereka. Kehadiran Jul membuat tugas dan pertemanan mereka lebih menarik. Tanpa mereka sadari, Alice dan Cat merasakan perasaan asing yang menyenangkan. Jul sendiri merasakan hal serupa, tapi hanya kepada Cat.

"Hal terbaik dari sebuah persahabatan adalah, tidak ada yang perlu berubah bahkan ketika orang-orang di dalamnya berubah. Perasaan di antara kami tetap sama, hubungan yang kami miliki tidak berubah. Pasa saat-saat seperti ini, aku merasa beruntung memiliki sahabat seperti Cat dan Julian." – halaman 81

Pengalamanku sebelumnya dengan novel GagasDuet tidak terlalu bagus. Dua cerita pendek yang punya gaya penulisan yang berbeda terasa ‘nanggung’. Ternyata Truth or Dare punya konsep yang sedikit berbeda. Masih ditulis oleh dua penulis berbeda, hanya saja ceritanya saling menyambung satu sama lain dengan mengambil dua perspektif dua karakter utama. Aku mulai bersemangat, apalagi bagian pertama yang berjudul ‘Alice’ yang ditulis Winna Efendi begitu menarik. Memang tidak terasa gaya khas Winna Efendi yang aku temukan di Remember When atau Melbourne: Rewind, tapi tetap punya kualitas yang oke. Dari bagian ‘Alice’, aku punya pandangan baru mengenai sejarah, info baru kalau Belfast juga ada di Amerika Serikat selain di Irlandia dan terinspirasi dari kebiasan-kebiasan kecil para karakter yang selalu memorable dan unik. Di jumlah halaman yang terbilang sedikit, karakter Alice dan lainnya cukup terbentuk. Tapi aku yakin penggambaran karakter akan lebih baik lagi jika lebih detail. Yaudahlah, yang penting aku cukup suka ceritanya dan ending-nya . . berani sekali!

Ending yang mengejutkan di bagian ‘Alice’ tidak berkembang dengan baik di bagian ‘Catherine’ yang ditulis Yoana Dianika. Di bagian ini Cat hanya mengulang apa yang ada di bagian pertama. Penjelasan tentang setting, tokoh-tokoh dan kebiasaan mereka diceritakan dengan kata-kata yang tidak jauh berbeda. Cat menambahkan ceritanya mengenai liburannya di New York dan kebetulan-kebetulan yang mempertemukannya dengan Jul. Tidak terlalu penting dan tidak mempengaruhi ke konflik Cat dengan Alice. Bagian itu hanya menjelaskan hal-hal yang semula tersirat di pikiran Alice. Sementara itu, respon terhadap ending Alice hanya dibahas di bab prolog dan epilog. Bikin ending itu jadi sia-sia. Tapi aku merasa semua pengulangan ini menekankan ‘filosofi’ sejarah yang dipercayai oleh Alice dan Cat, bahwa sekecil apapun, kita akan menjadi bagian sejarah.

At last, sebagai novel duet, Truth or Dare punya konsep yang menarik. Hanya saja ada ketidakseimbangan antara kedua cerita. Itu membuat salah satu bagian terasa hampa. Tapi untuk menyuka cerita yang ber-setting luar negeri yang tidak pasaran, bisa mencoba novel ini. Aku masih penasaran dengan Belfast-nya Amerika Serikat ini ;)

1 comment:

  1. Buku ini mengingatkan akan buku Adriana versi terbitan FLP (sebelum diterbitkan lagi versi Gramedia). Bagian pertama udah keren dan dapet banget feelnya, ehh...bagian kedua serasa hanya pengulangan di bagian pertama. Hal itu juga kurasain di buku ini :))

    ReplyDelete

Thanks for leave your comment :D