Winna
Efendi & Yoana
Dianika
304 halaman
GagasMedia, Mei 2012
Rp. 48.000,-
LONG TIME NO SEE
Suaramu seperti embusan udara segar saat terdengar di gagang telepon. Apa kabarmu, Teman? Semoga waktu memperlakukanmu dengan baik. Oh ya, tentu saja aku juga kangen padamu. Bahkan sampai detik ini, kau selalu ada di speed dial handphone-ku—dan juga hatiku.
MISS YOU LIKE CRAZY
Banyak yang ingin aku ceritakan padamu saat bertemu nanti. Tentang teriknya matahari, tentang indahnya rembulan. Tentang ceritaku yang terjadi di antaranya.
WISH YOU WERE HERE
Tahukah kamu, sampai kau kembali lagi, akan selalu ada dua kursi di teras rumahku? Dan setiap sore, changesaku duduk di sana, membaca buku dan menunggu. Aku ingin, saat kau datang nanti, akulah orang yang pertama kali kau temui. Yang berlari ke arahmu sambil memekik senang.
Suaramu seperti embusan udara segar saat terdengar di gagang telepon. Apa kabarmu, Teman? Semoga waktu memperlakukanmu dengan baik. Oh ya, tentu saja aku juga kangen padamu. Bahkan sampai detik ini, kau selalu ada di speed dial handphone-ku—dan juga hatiku.
MISS YOU LIKE CRAZY
Banyak yang ingin aku ceritakan padamu saat bertemu nanti. Tentang teriknya matahari, tentang indahnya rembulan. Tentang ceritaku yang terjadi di antaranya.
WISH YOU WERE HERE
Tahukah kamu, sampai kau kembali lagi, akan selalu ada dua kursi di teras rumahku? Dan setiap sore, changesaku duduk di sana, membaca buku dan menunggu. Aku ingin, saat kau datang nanti, akulah orang yang pertama kali kau temui. Yang berlari ke arahmu sambil memekik senang.
Menjadi orang pertama yang akan memberimu pelukan selamat datang....
--------------
--------------
TRUTH OR DARE adalah Gagas Duet, novella dari dua penulis GagasMedia:
Winna Efendi dan Yoana Dianika. Keduanya mempersembahkan cerita pahit manis
sebuah persahabatan.
Sebelumnya, Winna Efendi sudah pernah menulis Ai (2009), Refrain (2009), Unbelievable (2009), Remember When (2011), dan Unforgettable (2012). Sedangkan Yoana Dianika merilis Till We Meet Again (2011) yang merupakan pemenang lomba 100% Roman Asli Indonesia.
Sebelumnya, Winna Efendi sudah pernah menulis Ai (2009), Refrain (2009), Unbelievable (2009), Remember When (2011), dan Unforgettable (2012). Sedangkan Yoana Dianika merilis Till We Meet Again (2011) yang merupakan pemenang lomba 100% Roman Asli Indonesia.
Bulan ini aku ingin fokus
menyelesaikan reading challenge
buku-buku Winna Efendi. Tadinya mau baca Unforgettable dulu, aku bahkan udah
baca sample-nya di play store. Tapi ternyata novelnya tidak
ada di tempat peminjaman novel langgananku. Dari lima buku yang belum aku baca,
hanya Truth or Dare dan Tomodachi
yang tersedia. Aku pilih yang pertama aja deh. Karena aku masih penasaran
dengan konsep duetnya dan pengen nyoba baca tulisan Yoana Dianika. Let’s
review it now! :)
"Heraclitus
bilang, perubahan adalah satu-satunya hal konstan di dunia ini. Everything changes. Dalam beberapa tahun
ke depan, akan ada pusat perbelanjaan baru yang dibangun di tengah kota. Teman-teman
sekelas kita akan meninggalkan kota ini untuk kuliah. Orang-orang datang dan
pergi. Sesuatu yang dulunya begitu penting, mungkin nggak akan terlalu berharga
di masa depan. Ironis, tapi itulah yang terjadi." – halaman 43 – 44
Di atas perbedaan yang mereka miliki, Alice
Bells dan Catherine ‘Cat’ Collins mempunyai persahabatan yang erat. Alice, mengidap
disleksia, dan mempunyai ibu kandung yang tidak bisa keluar rumah, kerap jadi
bahan olokan teman-teman sekelas. Cat, cerdas tapi agak pemalas dan tidak
peduli kata orang, selalu melindungi Alice. Di kota kecil tempat mereka lahir
dan besar, Belfast, mereka kerap melakukan berbagai kegiatan bersama. Salah
satunya adalah permainan truth or dare.
Alice selalu memilih truth, sedangkan
Cat sebaliknya.
Saat Alice dan Cat membentuk kelompok
untuk mengerjakan tugas sejarah, Julian ‘Jul’ Danuwijaya, siswa pertukaran
pelajar dari Indonesia, bergabung dengan mereka. Kehadiran Jul membuat tugas
dan pertemanan mereka lebih menarik. Tanpa mereka sadari, Alice dan Cat merasakan
perasaan asing yang menyenangkan. Jul sendiri merasakan hal serupa, tapi hanya
kepada Cat.
"Hal
terbaik dari sebuah persahabatan adalah, tidak ada yang perlu berubah bahkan
ketika orang-orang di dalamnya berubah. Perasaan di antara kami tetap sama,
hubungan yang kami miliki tidak berubah. Pasa saat-saat seperti ini, aku merasa
beruntung memiliki sahabat seperti Cat dan Julian." – halaman 81
Pengalamanku sebelumnya dengan
novel GagasDuet tidak terlalu bagus. Dua cerita pendek yang punya gaya
penulisan yang berbeda terasa ‘nanggung’. Ternyata Truth or Dare punya konsep yang sedikit berbeda. Masih ditulis oleh
dua penulis berbeda, hanya saja ceritanya saling menyambung satu sama lain
dengan mengambil dua perspektif dua karakter utama. Aku mulai bersemangat,
apalagi bagian pertama yang berjudul ‘Alice’ yang ditulis Winna Efendi begitu
menarik. Memang tidak terasa gaya khas Winna Efendi yang aku temukan di
Remember When atau Melbourne: Rewind, tapi tetap punya kualitas
yang oke. Dari bagian ‘Alice’, aku punya pandangan baru mengenai sejarah, info
baru kalau Belfast juga ada di Amerika Serikat selain di Irlandia dan
terinspirasi dari kebiasan-kebiasan kecil para karakter yang selalu memorable
dan unik. Di jumlah halaman yang terbilang sedikit, karakter Alice dan lainnya
cukup terbentuk. Tapi aku yakin penggambaran karakter akan lebih baik lagi jika
lebih detail. Yaudahlah, yang penting aku cukup suka ceritanya dan ending-nya . . berani sekali!
Ending yang mengejutkan di bagian ‘Alice’ tidak berkembang dengan
baik di bagian ‘Catherine’ yang ditulis Yoana
Dianika. Di bagian ini Cat hanya mengulang apa yang ada di bagian pertama.
Penjelasan tentang setting, tokoh-tokoh dan kebiasaan mereka diceritakan dengan
kata-kata yang tidak jauh berbeda. Cat menambahkan ceritanya mengenai
liburannya di New York dan kebetulan-kebetulan yang mempertemukannya dengan
Jul. Tidak terlalu penting dan tidak mempengaruhi ke konflik Cat dengan Alice.
Bagian itu hanya menjelaskan hal-hal yang semula tersirat di pikiran Alice.
Sementara itu, respon terhadap ending
Alice hanya dibahas di bab prolog dan epilog. Bikin ending itu jadi sia-sia. Tapi aku merasa semua pengulangan ini
menekankan ‘filosofi’ sejarah yang dipercayai oleh Alice dan Cat, bahwa sekecil
apapun, kita akan menjadi bagian sejarah.
At last, sebagai novel duet, Truth
or Dare punya konsep yang menarik. Hanya saja ada ketidakseimbangan antara
kedua cerita. Itu membuat salah satu bagian terasa hampa. Tapi untuk menyuka
cerita yang ber-setting luar negeri
yang tidak pasaran, bisa mencoba novel ini. Aku masih penasaran dengan
Belfast-nya Amerika Serikat ini ;)
Buku ini mengingatkan akan buku Adriana versi terbitan FLP (sebelum diterbitkan lagi versi Gramedia). Bagian pertama udah keren dan dapet banget feelnya, ehh...bagian kedua serasa hanya pengulangan di bagian pertama. Hal itu juga kurasain di buku ini :))
ReplyDelete