261 Halaman
Gallery Books, 2013
eBook
The sexy second installment in
the Inside Out erotic romance trilogy, following If I Were You—in the
seductive tradition of Fifty Shades of Grey.
Fascinated by the dark fantasies in the journals she’s discovered, and
the two men who have now found a place in her life, Sara McMillan finds herself
torn between her new life and her past. Now, more than ever, Sara identifies
with the lost journal writer, Rebecca, and is certain that something sinister
has happened.
In the arms of the sexy, tormented artist Chris Merit, Sara seeks
answers about Rebecca and ends up discovering things about herself she never
knew existed. Chris forces Sara to reconsider who she is and what she truly
wants from life, but not before his dark desires threaten to tear them apart.
Her boss, Mark Compton, offers her the shelter to understand just what those
needs mean to her, and what they might have meant to Rebecca, but can she trust
him to lead her to a final conclusion to Rebecca’s story?
Ending yang menggantung di If I Were You bikin aku semangat buat
baca Being Me. Cover-nya masih eye catching
tapi makna judulnya agak berlawanan dengan buku sebelumnya. Aku jadi berpikir
mungkin di sini Sara ingin lepas dari bayang-bayang Rebecca dan menghadapi masa
lalunya yang katanya kelam. Bener nggak, ya? Let’s review it now :)
"How many of us allow others to define us and
thus we become what they want us to be, not what we should be or could be?"
Setelah Sara McMillan mengalami
kejadian menegangkan di unit penyimpanan milik Rebecca Mason, Chris Merit membuat
Sara pindah ke apartemen mewahnya. Selama Chris pergi untuk pekerjaan amal di
Los Angeles, Sara mendapat penjagaan ketat dari Jacob. Sara merasa tidak pantas
menerima semua itu, mengingat Chris belum tahu kejadian mengerikan di masa
lalunya. Tak hanya itu, Chris menyewa detektif pribadi untuk menyelediki kasus
Rebecca dan juga Ella, teman Sara yang tak bisa dihubungi setelah pergi bersama
tunangannya ke Paris. Pengalaman Sara bekerja di posisi yang ditinggalkan Rebecca
sangat penting untuk memperlancar prosesnya. Tapi sebenarnya Sara tidak nyaman.
Dia merasa tersesat di dunia Rebecca dan tidak tahu siapa dirinya tanpa
jurnal-jurnal erotis itu.
Sementara di galeri, Mark Compton menegur
Sara karena dia memberikan janji untuk memamerkan karya-karya Ricco Alvarez secara
tertutup pada salah satu pelanggan. Setelah Rebecca hilang, hubungan bisnis
Mark dan Ricco berantakan. Ricco menarik semua karya dan menolak bekerjasama
kembali sebelum mengetahui keberadaan Rebecca. Sara berpikir Ricco bisa saja
pria lain yang disebut Rebecca di jurnal. Rebecca pernah menulis kalau ‘Tuan’-nya
membaginya dengan pria lain. Untuk mencari tahu lebih banyak, Sara membuat
pertemuan pribadi dengan Ricco.
"I should be seeking space, independence, and
my own identity, which he is threatening by taking over my life. It makes no
sense how I feel in these eternal moments. How can I be this furious with Chris
dan still powerfully lost in him?"
Being Me cukup mengecewakan buatku. Misteri hilangnya Rebecca
memang terungkap tapi kurang memuaskan karena bagian yang membahas hubungan
Sara dan Chris, termasuk ‘sexy time’
mereka, terlalu banyak. Hubungan romantis Sara dan Chris yang di If I Were You
yang semula sangat seksi, terasa sangat tidak sehat di sini. Di bagian awalnya
sih hubungan mereka terasa makin romantis dan intim. Tapi mereka jadi sering
bertengkar karena hal sepele, kemudian hampir putus, tapi akhirnya berbaikan
karena mereka tidak mau kehilangan satu sama lain. Padahal mereka sebenarnya
belum menyelesaikan masalah tersebut. Jadi hal-hal kecil membuat mereka kembali
bertengkar. Fight, broke up, make up,
begitu terus. Aku super capek membaca semua itu.
Aku tidak menyukai Chris yang gila
kontrol dan Sara mau saja dikontrol olehnya. Sebenarnya Sara sering kali
melawan dan membangkang dari Chris. Dia juga punya pengalaman tak mengenakan
soal dikontrol lelaki (yang ternyata tidak sekelam yang aku kira). Tapi rasa
cinta yang semakin besar membuatnya lemah dan buta. So much for ‘being me’. Ini dia yang membuat Sara jauh dari
penyelidikan hilangnya Rebecca. Dia membiarkan Chris mengambil alih dan ‘lepas
tangan’. Perkembangan penyelidikan Rebecca memang sering muncul tapi hanya
lewat telepon dan tidak memberikan info terbaru yang bisa memecahkan
misterinya. Misteri itu akhirnya terjawab dengan cara yang menurutku
‘kebetulan’. Tidak terasa twisted
sama sekali. Aku tentu saja kecewa, apalagi kasus itu yang bikin aku tertarik
dengan seri ini.
At last, Being Me terlalu
banyak membahas hubungan Sara dan Chris sehingga misteri hilangnya Rebecca
diselesaikan dengan tidak pas. Aku kecewa sekaligus bertanya-tanya, kalau
misteri Rebecca sudah terungkap, apa yang akan menjadi inti dari buku ketiganya? Mungkin
itu juga yang bikin cover buku ketiga
dan selanjutnya sangat berbeda dengan dua buku pertama -.-
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D