Friday, February 20, 2015

Being Me

Lisa Renee Jones
261 Halaman
Gallery Books, 2013
eBook

The sexy second installment in the Inside Out erotic romance trilogy, following If I Were You—in the seductive tradition of Fifty Shades of Grey. 

Fascinated by the dark fantasies in the journals she’s discovered, and the two men who have now found a place in her life, Sara McMillan finds herself torn between her new life and her past. Now, more than ever, Sara identifies with the lost journal writer, Rebecca, and is certain that something sinister has happened.

In the arms of the sexy, tormented artist Chris Merit, Sara seeks answers about Rebecca and ends up discovering things about herself she never knew existed. Chris forces Sara to reconsider who she is and what she truly wants from life, but not before his dark desires threaten to tear them apart. Her boss, Mark Compton, offers her the shelter to understand just what those needs mean to her, and what they might have meant to Rebecca, but can she trust him to lead her to a final conclusion to Rebecca’s story?

Ending yang menggantung di If I Were You bikin aku semangat buat baca Being Me. Cover-nya masih eye catching tapi makna judulnya agak berlawanan dengan buku sebelumnya. Aku jadi berpikir mungkin di sini Sara ingin lepas dari bayang-bayang Rebecca dan menghadapi masa lalunya yang katanya kelam. Bener nggak, ya? Let’s review it now :)

"How many of us allow others to define us and thus we become what they want us to be, not what we should be or could be?"

Setelah Sara McMillan mengalami kejadian menegangkan di unit penyimpanan milik Rebecca Mason, Chris Merit membuat Sara pindah ke apartemen mewahnya. Selama Chris pergi untuk pekerjaan amal di Los Angeles, Sara mendapat penjagaan ketat dari Jacob. Sara merasa tidak pantas menerima semua itu, mengingat Chris belum tahu kejadian mengerikan di masa lalunya. Tak hanya itu, Chris menyewa detektif pribadi untuk menyelediki kasus Rebecca dan juga Ella, teman Sara yang tak bisa dihubungi setelah pergi bersama tunangannya ke Paris. Pengalaman Sara bekerja di posisi yang ditinggalkan Rebecca sangat penting untuk memperlancar prosesnya. Tapi sebenarnya Sara tidak nyaman. Dia merasa tersesat di dunia Rebecca dan tidak tahu siapa dirinya tanpa jurnal-jurnal erotis itu. 

Sementara di galeri, Mark Compton menegur Sara karena dia memberikan janji untuk memamerkan karya-karya Ricco Alvarez secara tertutup pada salah satu pelanggan. Setelah Rebecca hilang, hubungan bisnis Mark dan Ricco berantakan. Ricco menarik semua karya dan menolak bekerjasama kembali sebelum mengetahui keberadaan Rebecca. Sara berpikir Ricco bisa saja pria lain yang disebut Rebecca di jurnal. Rebecca pernah menulis kalau ‘Tuan’-nya membaginya dengan pria lain. Untuk mencari tahu lebih banyak, Sara membuat pertemuan pribadi dengan Ricco.


"I should be seeking space, independence, and my own identity, which he is threatening by taking over my life. It makes no sense how I feel in these eternal moments. How can I be this furious with Chris dan still powerfully lost in him?"

Being Me cukup mengecewakan buatku. Misteri hilangnya Rebecca memang terungkap tapi kurang memuaskan karena bagian yang membahas hubungan Sara dan Chris, termasuk ‘sexy time’ mereka, terlalu banyak. Hubungan romantis Sara dan Chris yang di If I Were You yang semula sangat seksi, terasa sangat tidak sehat di sini. Di bagian awalnya sih hubungan mereka terasa makin romantis dan intim. Tapi mereka jadi sering bertengkar karena hal sepele, kemudian hampir putus, tapi akhirnya berbaikan karena mereka tidak mau kehilangan satu sama lain. Padahal mereka sebenarnya belum menyelesaikan masalah tersebut. Jadi hal-hal kecil membuat mereka kembali bertengkar. Fight, broke up, make up, begitu terus. Aku super capek membaca semua itu.

Aku tidak menyukai Chris yang gila kontrol dan Sara mau saja dikontrol olehnya. Sebenarnya Sara sering kali melawan dan membangkang dari Chris. Dia juga punya pengalaman tak mengenakan soal dikontrol lelaki (yang ternyata tidak sekelam yang aku kira). Tapi rasa cinta yang semakin besar membuatnya lemah dan buta. So much for ‘being me’. Ini dia yang membuat Sara jauh dari penyelidikan hilangnya Rebecca. Dia membiarkan Chris mengambil alih dan ‘lepas tangan’. Perkembangan penyelidikan Rebecca memang sering muncul tapi hanya lewat telepon dan tidak memberikan info terbaru yang bisa memecahkan misterinya. Misteri itu akhirnya terjawab dengan cara yang menurutku ‘kebetulan’. Tidak terasa twisted sama sekali. Aku tentu saja kecewa, apalagi kasus itu yang bikin aku tertarik dengan seri ini.

At last, Being Me terlalu banyak membahas hubungan Sara dan Chris sehingga misteri hilangnya Rebecca diselesaikan dengan tidak pas. Aku kecewa sekaligus bertanya-tanya, kalau misteri Rebecca sudah terungkap, apa yang akan menjadi inti dari buku ketiganya? Mungkin itu juga yang bikin cover buku ketiga dan selanjutnya sangat berbeda dengan dua buku pertama -.-

No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D