Lisa Renee Jones
242 Halaman
Lisa Renne Jones, 2012
eBook
How it all started…
One day I was a high school teacher on summer break, leading a
relatively uneventful but happy life. Or so I told myself. Later, I’d question
that, as I would question pretty much everything I knew about me, my
relationships, and my desires. It all began when my neighbor thrust a key to a
storage unit at me. She’d bought it to make extra money after watching some
storage auction show. Now she was on her way to the airport to elope with a man
she barely knew, and she needed me to clear out the unit before the lease
expired.
Soon, I was standing inside a small room that held the intimate details
of another woman’s life, feeling uncomfortable, as if I was invading her
privacy. Why had she let these items so neatly packed, possessions that she
clearly cared about deeply, be lost at an auction? Driven to find out by some
unnamed force, I began to dig, to discover this woman’s life, and yes, read her
journals—-dark, erotic journals that I had no business reading. Once I started,
I couldn’t stop. I read on obsessively, living out fantasies through her words
that I’d never dare experience on my own, compelled by the three men in her
life, none of whom had names. I read onward until the last terrifying dark
entry left me certain that something had happened to this woman. I had to find
her and be sure she was okay.
Before long, I was taking her job for the summer at the art gallery,
living her life, and she was nowhere to be found. I was becoming someone I
didn’t know. I was becoming her.
The dark, passion it becomes…
Now, I am working at a prestigious gallery, where I have always dreamed
of being, and I’ve been delivered to the doorstep of several men, allof which I
envision as one I’ve read about in the journal. But there is one man that will
call to me, that will awaken me in ways I never believed possible. That man is
the ruggedly sexy artist, Chris Merit, who wants to paint me. He is rich and
famous, and dark in ways I shouldn’t find intriguing, but I do. I so do. I
don’t understand why his dark side appeals to me, but the attraction between us
is rich with velvety promises of satisfaction. Chris is dark, and so are his
desires, but I cannot turn away. He is damaged beneath his confident good looks
and need for control, and in some way, I feel he needs me. I need him.
All I know for certain is that he knows me like I don’t even know me,
and he says I know him. Still, I keep asking myself — do I know him? Did he
know her, the journal writer, and where is she? And why doesn’t it seem to
matter anymore? There is just him and me, and the burn for more
Cover If I Were You muncul di video Ariel
yang berjudul ‘Sex in Books?’. Dia bilang selain bagian ‘sexy time’-nya cukup banyak, novel
tersebut membahas sebuah kasus yang bisa jadi pembunuhan. Wow, aku baru dengar
ada novel erotic yang tidak melulu
soal percintaan. Di Goodreads, ratingnya cukup bagus dan sebuah sinopsis dari
seorang pembaca sedikit menggambarkan soal cinta segitiga, yang lagi-lagi belum
pernah aku temui di novel-novel genre
tersebut. Maka segera aku cari bukunya. Now,
let’s review it ;D
"Something about Rebecca Mason has reached
past the pages of that journal and become personal. I’d become Rebecca while I
was reading those journals. I feel a connection so intimate to this stranger
that it is downright eerie. Or maybe, I think wryly, my own life is just so
darm boring I’m desperate for a little excitement."
Sara McMillan, seorang guru Bahasa
Inggris, mewarisi sebuah unit penyimpanan yang semula dimiliki seorang wanita
bernama Rebecca Mason. Salah satu barang Rebecca adalah jurnal-jurnal yang
menceritakan pengalaman bercintanya dengan seorang pria yang sangat menarik
sekaligus berbahaya. Sara larut setiap membacanya. Tapi dia curiga kalau pria
misterius itu bertanggung jawab atas kepergian Rebecca yang tak jelas sampai
meninggalkan barang-barang pribadinya. Lalu Sara memutuskan untuk mencari tahu
keberadaan Rebecca, memastikannya baik-baik saja lalu mengembalikan semua
barangnya.
Menurut salah satu entri jurnal,
Rebecca bekerja di Allure, sebuah galeri seni di San Francisco yang mengadakan
sebuah acara pembukaan lukisan baru. Walaupun merasa gagal menemukan Rebecca,
Sara menikmati acara tersebut karena dia dulu mengenyam pendidikan seni. Sara
bahkan membantu seorang pasangan memilih lukisan dan bertemu langsung dengan pelukisnya,
Chris Merit, yang sangat karismatik. Kemampuan Sara membuat Mark Compton,
manajer galeri tersebut, kagum. Saat Mark mengungkapkan kekurangan orang, Sara langsung
mengajukan diri. Sara mengingatkan dirinya bahwa semua itu untuk mencari tahu
keadaan Rebecca. Tapi dia malah merasa dia mengambil alih hidup Rebecca dan yakin
kalau Mark adalah pria yang dimaksud dalam jurnal.
"Equal. It is the last thing I expect from man
who’d completely dominated me minutes before. It doesn’t compute. Power is
taking, not giving. How can he do both? Who have I ever known who could?"
If I Were You sangat menegangkan sekaligus seksi. Pengabungan dunia
misteri dan seni ini sangat menarik. Karakteristik dua tokoh prianya, Mark dan
Chris, yang hampir mirip tapi berbeda membuat petualangan Sara naik turun. Ending-nya juga oke dan bikin aku
penasaran dengan buku keduanya. Namun aku berharap bagian ‘sexy time’-nya nggak banyak dan begitu detail sampai mengalihkan
perhatian aku, sebagai pembaca, dari misteri hilangnya Rebecca. Sebenarnya
dalam buku ber-genre ini, tentu bagian
‘sexy time’-lah yang ditunggu. Bagian
tersebut seringkali muncul setiap dua karakter utama bertemu sampai aku kadang bosan
dan bertanya-tanya dari mana semua stamina mereka itu, hahaha. Oleh karena itu
aku senang novel ini punya elemen misteri yang menjadi inti ceritanya. Tidak ada
adegan panas sedikitpun, hanya flirting
biasa, sampai pertengahan cerita. Tapi begitu Sara berakhir pekan dengan salah
satu pria (aku
nggak bakal bilang siapa), misteri Rebecca seolah terlupakan dan cerita hanya
fokus ke ‘kegiatan’ Sara dan pria itu. Begitu rinci sampai menghabiskan sepuluh
bab. Aku tentu kecewa dan juga bingung, mengapa bagian ini begitu panjang?
Ternyata bagian ‘sexy time’ yang panjang itu menjelaskan
sedikit demi sedikit karakteristik Sara, Mark dan Chris. Siapa kira ternyata
Sara punya masa lalu yang membuatnya enggan ‘dikuasai’ laki-laki?
Jadi ketertarikannya dengan dunia Rebecca itu tidak sekedar karena kehidupannya
membosankan. Wow, agak twisted, ya. Lalu
penjelasan masa lalu dan cara kedua pria memegang kendali bikin misteri tentang
pria dalam jurnal Rebecca tidak tertebak. Rasanya seperti membaca novel
detektif yang punya aura seksi. Setelah bagian sexy time itu berakhir, fokus cerita kembali ke misteri dan
petunjuk-petunjuk baru bermunculan. Aku jadi bingung harus menyukai dan
mencurigai pria yang mana. Di saat-saat yang menegangkan itu, ceritanya malah
berakhir, menggantung begitu saja. Ugggh,
so goood!
At last, pencarian Sara akan hilangnya Rebecca dalam If I Were You ini membuat otak berpikir
tapi masih bisa menghibur dengan bagian panasnya. Cukup segar dan berbeda, menurutku.
Bisa jadi pilihan buatmu yang ingin mencoba novel ber-genre seperti ini. Recommended! :D
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D