Jenny Han dan Siobhan
Vivian
333 Halaman
Simon & Schuster UK, 2013
eBook
When sweet revenge turns sour… Book two of a trilogy from New York
Times bestselling author Jenny Han and Siobhan Vivian.
Lillia, Kat, and Mary had the perfect plan. Work together in secret to
take down the people who wronged them. But things didn’t exactly go the way
they’d hoped at the Homecoming Dance.
Not even close.
For now, it looks like they got away with it. All they have to do is
move on and pick up the pieces, forget there ever was a pact. But it’s not
easy, not when Reeve is still a total jerk and Rennie’s meaner than she ever
was before.
And then there’s sweet little Mary…she knows there’s something
seriously wrong with her. If she can’t control her anger, she’s sure that
someone will get hurt even worse than Reeve was. Mary understands now that it’s
not just that Reeve bullied her—it’s that he made her love him.
Eye for an eye, tooth for a tooth, burn for a burn. A broken heart for
a broken heart. The girls are up to the task. They’ll make Reeve fall in love
with Lillia and then they will crush him. It’s the only way he’ll learn.
It seems once a fire is lit, the only thing you can do is let it
burn...
Walaupun tidak terlalu suka
dengan seri pertamanya, Burn to Burn, aku memberi kesempatan untuk sekuelnya, Fire with Fire. Lagipula aku agak
penasaran dengan keadaan setelah ending
yang mengejutkannya dan sangat tertarik dengan ide balas dendam selanjutnya
yang tertulis di sinopsisnya. Now, let’s
review it ;D
"It’s another punch to the gut. Reeve
couldn’t care less about seeing me and the nasty thing he said; he didn’t even
care enough to apologize. But Lillia Cho calls him a bad person and he’s in
tears.
I
know why. Reeve likes her"
Kejadian di dansa Homecoming di luar
rencana Lillia Cho, Kat DeBrassio dan Mary Zane. Kat tak henti menenangkan
Lillia dan Mary merasa bersalah untuk hal yang berbeda. Walaupun rencana mereka
berakhir dan tidak ada yang tahu, semua tidak kembali seperti dulu. Rennie
bersikap dingin dan tidak mengakui kehadiran Lillia. Sedangkan Reeve Tabatsky,
dengan kondisi kaki dan posisinya yang tidak menguntungkan untuk masuk
universitas, masih bertindak seenaknya. Saat dia dan Mary bertemu di malam Halloween,
dia mengucapkan kata-kata menyakitkan. Lillia membentak Reeve dengan kata-kata
yang lebih kejam. Tak disangka, Reeve menelan ucapan itu dan sempat menangis.
Mary lalu menyadari kalau Reeve diam-diam menyukai Lillia.
Rencana balas dendam baru pun dibuat,
Lillia akan membuat Reeve jatuh cinta padanya lebih dalam lalu mencampaknya.
Dengan alasan ujian berenang, Lillia berhasil membuat Reeve menghabiskan waktu
dengannya. Sementara itu, Kat berusaha masuk ke universitas idamannya dengan
melakukan hal, termasuk berpasangan dengan Alex Lind dalam membuat personal statement. Lain dengan Mary.
Dia tahu ada yang berbeda dalam dirinya. Dia mulai melatih kemampuan misterius
itu sedikit demi sedikit.
"Say yes and kiss him. That’s the plan.
Except the thing is that, deep down, I want to say yes. I want so badly to say
yes. But I’m afraid. We’re suddenly so real it terrifies me."
Fire with Fire melampaui ekspetasiku! Alur ceritanya lebih baik karena
proyek balas dendamnya lebih terarah dan fokus pada satu target. Kelebihan dari
seri sebelumnya seperti gaya tulisan yang enak dibaca, tiga tokoh utama yang
unik dan saling melengkapi dan twist di
ending masih dipertahankan, malah
lebih baik. Bagian awalnya masih agak slow
dan tidak langsung ke menyentuh konflik, tapi aku nggak peduli. Soalnya aku
sangat terhibur dengan hubungan pura-pura Reeve dan Lillia! Sempat heran sih,
koq tiba-tiba Reeve bisa suka sama Lillia? Padahal dia itu termasuk cowok
nyebelin dan jarang banget berinteraksi dengan Lillia. Nggak nyangka banget dia
bisa jadi sangat manis dan cute saat
berdekatan dengan Lillia. Dan walaupun kita tahu semua yang asalnya pura-pura bisa jadi nyata, ceritanya masih nggak tertebak, apalagi ada twist tentang Mary. Ternyata Mary mampu
menggerakan benda-benda karena dia ...
Mana mungkin aku nulis spoiler di sini. Duh! ;p
Yang jelas kejutan dari Mary itu
tidak pernah aku duga. Sebelumnya tidak peduli cerita sudut pandang dari dia,
karena kebanyakan isinya membosankan dan tidak jelas arahnya. Tapi twist itu mengubah segalanya. Sedangkan
untuk cerita dari sudut pandang Kat, aku bingung kenapa dia malah melenceng
dari proyek balas dendam. Dia lebih sibuk mengurus pendaftaran masuk universitas
dan berinteraksi dengan Alex, yang ternyata tidak mengarah ke hubungan yang
kukira. Yang fokus cuma Mary, yang menjadi alasan utama untuk balas dendam, dan
Lillia, yang melaksanakannya tugas utama. Tapi aku tidak terlalu kecewa karena
tokoh kesukaanku, Lillia, jadi pusat perhatian dan membawa sebagian besar cerita,
hehehe.
At last, keputusanku untuk memberi kesempatan pada Fire with Fire sangat tepat. Kekecewaanku
dengan buku pertamanya dihibur dengan misi balas dendam yang lebih menarik dan twist. Tidak hanya itu, segala yang aku
suka dari buku sebelumnya dipertahankan dengan baik. Semuanya pasti akan lebih
rame di buku terakhir, Ashes to Ashes, dan semoga semua terselesaikan dengan
baik. Recommended!
:D
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D