Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi

by - 2:46 PM

Eka Kurniawan
170 Halaman
Bentang, Maret 2015
Rp. 35.000,-

"Kalian orang-orang tolol yang percaya pada mimpi."

Mimpi itu memberitahunya bahwa ia akan memperoleh seorang kekasih. Dalam mimpinya, si kekasih tinggal di kota bernama Pangandaran. Setiap sore, lelaki yang akan menjadi kekasihnya sering berlari di sepanjang pantai ditemani seekor anjing kampung. Ia bisa melihat dadanya yang telanjang, gelap, dan basah oleh keringat, berkilauan memantulkan cahaya matahari. Setiap kali ia terbangun dari mimpi itu, ia selalu tersenyum. Jelas is sudah jatuh cinta pada lelaki itu.

"Eka Kurniawan: an unconventional writer."
- Weekender, The Jakarta Post

Pertama kali mendengar terbitnya Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi, yang ada di pikiranku adalah ‘harus beli’, ‘cover-nya cantik’ dan ‘judulnya panjang banget’ hahaha. Entah kenapa karya penulis ini selalu menarik perhatianku. Di dua novel yang sudah aku baca, aku tidak langsung mengerti isi ceritanya tapi yang pasti aku selalu terhibur. Let’s review it :D

"Ia tidak tahu siapa namanya, tapi pesan mimpi itu jelas, ia harus menemui lelaki itu, dan lelaki itu cinta masa depannya." – halaman 28

Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi memuat 14 cerpen yang sebelumnya sudah pernah diterbitkan koran dan majalah di Indonesia dari rentang tahun 2006 sampai 2014 dan satu cerpen yang belum pernah diterbitkan sebelumnya. ‘Gerimis yang Sederhana’ menjadi pembuka dengan cerita tentang pertemuan dua warga Indonesia di Los Angeles yang tersendat karena kehadiran seorang pengemis. Disusul ‘Gincu Ini Merah, Sayang’ tentang kehidupan suami istri yang semula adalah pelacur dan pelanggan. Lalu ‘Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi’ tentang seorang perempuan yang nekat kabur dari rumah karena sebuah mimpi, ‘Penafsir Kebahagiaan’ tentang bisnis mahasiswa dan pelacur di luar negeri, ‘Membuat Senang Seekor Gajah’ tentang usaha gajah masuk kulkas dibantu sepasang anak kecil, ‘Jangan Kencing di Sini’ tentang kekesalan pemilik butik dengan kelakuan lelaki tak dikenal, ‘Tiga Kematian Marsilam’ tentang kehidupan pria yang hidup dan mati demi hidup bersama kekasih, ‘Cerita Batu’ tentang dendam sebuah batu yang dilibatkan dalam sebuah pembunuhan, ‘La Cage aux Folles’ tentang pria yang menemukan hidup menjanjikan di klub transgender, ‘Setiap Anjing Boleh Berbahagia’ tentang mimpi seorang istri untuk memelihara anjing, ‘Kapten Bebek Hijau’ tentang seekor bebek yang ingin sembuh dan kembali ke warna aslinya, ‘Teka-Teki Silang’ tentang kejadian ganjil yang timbul dari jawaban teka-teki silang, ‘Membakar Api’ tentang istri yang kabur karena perbuatan ayah dari suaminya, ‘Pelajaran Memelihara Burung Beo’ tentang perawat yang menikahi orang asing yang sakit dan ‘Pengantar Tidur Panjang’ tentang seorang anak yang menemani ayahnya yang sekarat.

"’Lelaki itu bilang, memang tak ada yang membunuh istrinya. Perempuan itu sendiri yang menceburkan diri ke sungai setelah mengikat dirinya dengan batu. Jika ada yang bersalah, itu kesalahan batu tersebut.’
‘Fitnah!’ teriak si Batu." – halaman 84

Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi sukses mengeluarkanku dari reading slump. Ke 15 cerpennya aku baca hanya dalam beberapa jam saja, dari menjelang tengah malam sampai dini hari esoknya. Aku tidak menyangka bisa membacanya sangat cepat! Aneh juga sih, mengingat aku tidak benar-benar paham isi dan maksud ceritanya. Tapi aku sangat menikmati, sampai tertawa-tawa sendiri, membaca cerpen-cerpen yang ada. Biar lebih gampang, aku kasih sedikit komentar untuk setiap cerpen dengan mengelompokannya dalam empat ketegori; favorit, cukup menghibur, cukup bikin nyesek dan tidak kumengerti.

Cerpen Favorit

‘Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi’
Walaupun ada di urutan ketiga, ini cerpen yang kubaca pertama kali. Ending-nya cukup twisted, manis dan bikin aku berkaca-kaca.

‘Gincu Ini Merah, Sayang’
Menggunakan alur maju mundur untuk menjelaskan sebab akibat konflik antara suami istri itu. Di akhir aku menyayangkan rasa cemburu dan curiga yang sangat besar yang mengalahkan rasa cinta mereka.

‘Tiga Kematian Marsilam’
Aku tentu bingung bagaimana seseorang bisa mati dan hidup kembali, sampai tiga kali. Ternyata ‘kematian’ itu seperti sebuah istilah saja dan membuat ending-nya mengejutkan.

‘Cerita Batu’
Si Batu sangat gigih dalam perjuangannya untuk membalas dendam dan membersihkan namanya. Membuatku berpikir, menyimpan dendam itu sepertinya tidak akan pernah ada akhirnya. Karena setelah dibalas, dendam berikutnya muncul dan harus dipenuhi.

‘La Cage aux Folles’
Perjuangan pria untuk menjadi wanita transgender ini mengorbankan banyak hal, salah satunya cinta seorang pria dari kampung halamannya. Ending-nya cukup sedih untuk salah satu pihak.

‘Teka-Teki Silang’
Ada bumbu misteri membuatku agak merinding, apalagi aku membacanya tengah malam. Sedikit mengingatkanku dengan tulisanku sendiri, di mana apa yang ditulis sang tokoh utama terjadi dalam kehidupan nyata. Tapi yang jelas yang satu ini lebih serem.

Cerpen yang Cukup Menghibur

‘Gerimis yang Sederhana’
Aku sempat bingung dengan kehadiran pengemis itu, tapi ternyata di akhir kedua tokoh dijelaskan mempunyai pengalaman tersendiri. Yang satu agak bikin miris, yang satu lagi malah bikin ketawa.

‘Jangan Kencing di Sini’
Usaha pemilik butik untuk mengatasi pagarnya dikencingi sembarang cukup menghibur. Dia juga sepertinya punya perasaan tidak suka pada setiap lelaki termasuk suaminya sendiri. Di akhir, masalah utamanya tidak benar-benar terpecahkan, tapi dia mendapat sesuatu yang memuaskan yang tak disangka berasal dari dirinya sendiri.

Cerpen yang Cukup Bikin Nyesek

‘Setiap Anjing Boleh Berbahagia’
Aku tidak pernah begitu tersentuh dengan keinginan sederhana seperti memelihara hewan jinak ini. Ending-nya tragis sekali.

‘Kapten Bebek Hijau’
Si bebek ternyata lebih beruntung dengan warna bulu yang dianggapnya jelek. Membuatku berpikir apa jika ada perubahan signifikan yang terjadi, apa sebaiknya berusaha untuk kembali seperti semula atau mempertahankannya?

‘Pelajaran Memelihara Burung Beo’
Pelajaran-pelajaran yang sang perawat dapatkan sangat menyedihkan, apalagi kalau ingat pengalaman apa yang membuatnya menemukan pelajaran tersebut.

‘Pengantar Tidur Panjang’
Tanpa bumbu kematian, cerita  anak, ayah, dan kenangan-kenangan mereka pasti mengharukan.

Cerpen yang Tidak Kumengerti

‘Membuat Senang Seekor Gajah’
Gajah mau masuk kulkas. Sangat absurd.

‘Penafsir Kebahagiaan’
Judulnya membuatku bingung.

‘Membakar Api’
Isi ceritanya hanya menjelaskan konflik yang ada, tidak ada ada penyelesaian atau apa, lah.

Setiap satu cerpen beres kubaca, aku menemukan beberapa kesamaan di antara cerpen-cerpen itu. Lokasi cerita memang tidak selalu dijelaskan, tapi jika ada, kebanyakan lokasinya di luar negeri, tepatnya Los Angeles. Agak diluar perkiraanku, karena di sampul belakang, ada Pangandaran dan novel-novel yang sebelumnya kubaca menggunakan lokasi lokal. Walaupun begitu lokasi itu cocok dengan isi ceritanya.  Lalu di beberapa cerpen, tokoh atau topiknya berpusat pada hewan, seperti gajah, anjing, bebek, dan beo. Dan seperti novel-novel sebelumnya, pelacuran dan seks dijadikan salah satu bumbu cerita.

Walaupun tidak sepenuhnya mengerti, Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi berhasil membuatku melewati pergantian hari dengan cerpen-cerpennya. Komentar singkatku di atas reaksi dan pemikiranku yang sepertinya agak absurd, hahaha. Tapi sungguh, aku terhibur dan kembali menemukan semangatku untuk membaca :D

You May Also Like

0 comment(s)

Thanks for leave your comment :D