Orizuka
314 Halaman
Penerbit Haru, Juni 2015
Rp. 59.000,-
Hai. Namaku Audy.
Umurku masih 22 tahun.
Hidupku tadinya biasa-biasa saja,
sampai aku memutuskan untuk bekerja di rumah 4R dan jatuh hati pada salah seorang di antaranya.
Kuakui aku bertingkah (super) norak soal ini,
tapi kenapa dia malah kelihatan santai-santai saja?
Setengah mati aku berusaha jadi layak untuknya, tapi dia bahkan tidak peduli!
Di saat aku sedang dipusingkan oleh masalah percintaan ini, seperti biasa, muncul masalah lainnya.
Tahu-tahu saja, keluarga ini berada di ambang perpisahan.
Aku tidak ingin mereka tercerai-berai, tapi aku bisa apa?
Ini, adalah kronik dari kehidupanku yang masih saja ribet.
Kronik dari seorang Audy.
Umurku masih 22 tahun.
Hidupku tadinya biasa-biasa saja,
sampai aku memutuskan untuk bekerja di rumah 4R dan jatuh hati pada salah seorang di antaranya.
Kuakui aku bertingkah (super) norak soal ini,
tapi kenapa dia malah kelihatan santai-santai saja?
Setengah mati aku berusaha jadi layak untuknya, tapi dia bahkan tidak peduli!
Di saat aku sedang dipusingkan oleh masalah percintaan ini, seperti biasa, muncul masalah lainnya.
Tahu-tahu saja, keluarga ini berada di ambang perpisahan.
Aku tidak ingin mereka tercerai-berai, tapi aku bisa apa?
Ini, adalah kronik dari kehidupanku yang masih saja ribet.
Kronik dari seorang Audy.
The Chronicles of Audy: 4/4 adalah hadiah dari Sari Agustina,
penulis Love Fate, untuk partisipasiku di kegiatan blog tour bukunya beberapa bulan yang lalu. Bersama buku ini, aku
juga mendapatkan oleh-oleh dari Aachen dan pengalaman berbelanja di toko buku online di Facebook. Aku nggak pernah
ngira jual beli buku bisa begitu rame di social
media yang sudah lama kutinggalkan itu. By
the way, let’s review it now :D
"Ya
Tuhan. Aku jatuh cinta terhadap seorang kutu buku. Ini benar-benar hal yang
baru buatku." – halaman 61
Walaupun tidak tinggal bersama Regan,
Romeo, Rex dan Rafael lagi, Audy Nagisa masih rajin mengunjungi rumah 4R. Dengan
rutin, dia mengantarjemput Rafael ke sekolahnya dan mengurus beberapa keperluan
penghuni rumah lainnya, sekaligus mencari kejelasan hubungannya dengan Rex. Audy
tidak pernah menyangka dia akan tertarik pada seseorang yang lebih muda. Tapi
Rex lebih peduli pada kemajuan proses skripsi Audy. Mereka jadi sering
berselisih paham karena Rex bertindak seolah tidak peduli dan Audy yang tidak
percaya diri dengan kemampuannya. Audy menumpahkannya ke Missy, teman dekatnya,
Maura, tunangan Regan, dan Romeo, yang ternyata cukup mengerti. Tak hanya itu,
muncul masalah-masalah lain yang berpotensi memisahkan keempat bersaudara itu.
"Aku cuma
nggak peduli tempat kita tinggal. Yang penting, aku tahu ke mana harus pulang."
– halaman 287
Walaupun sangat terhibur dengan
isi cerita The Chronicles of Audy: 4/4,
ada banyak hal yang kurang sreg buatku. Konflik utama, yang di-‘jual’ di bagian
sinopsis, yaitu 4R yang tercerai-berai tidak muncul sampai menjelang akhir
cerita. Aku sempet bingung, loh. Di bagian awal, aku tidak terlalu ngeh karena
masih diliputi rasa senang karena bukunya akhirnya datang. Di bagian
pertengahan, aku sudah merasa bosan dengan Audy dan Rex yang berantem karena
hal itu-itu lagi (baca: skripsi). Sama seperti Audy, aku kesal kalau Rex memilih
menanyakan hal itu dibandingkan dengan sejuta hal lainnya. Whyy, Rex, whyyy? Saat
konflik tersebut akhirnya datang, aku bingung lagi. Jadi solusinya .. begitu
saja? Terlalu cepat diakhiri dan menyia-yiakan segala kekhawatiranku. Untungnya
cerita berakhir dengan sebuah petunjuk konflik di buku selanjutnya yang sepertinya
akan menarik! Akhirnya tokoh ‘itu’ dapat bagian yang banyak XD
Soal kisah percintaan Audy dan Rex,
agak susah dicerna karena di kepalaku Romeo itu Rex dan Rex itu Romeo.
Hahaha, entah kenapa bisa ketuker gitu. Ditambah, aku agak-agak lupa dengan cerita
di dua buku sebelumnya. Ceritanya begitu ringan sampai aku merasa tidak perlu mengingat
dan memikirkannya terus-terusan. Lewat begitu saja. Tapi itu tidak
menghalangiku untuk membabat abis buku ini dalam waktu beberapa jam saja. Setelah
selesai, aku mendapat kesimpulan bahwa tingkat kelucuan di buku ini berada di
bawah dua buku sebelumnya. Lumayan banyak, sih, percakapan dan pemikiran absurd
Audy yang bikin ngakak, tapi ya tidak membekas seperti proses pendekatannya
dulu dengan 4R. Tapi mengingat konflik yang mereka hadapi semakin besar, memang
kurang pantas sih kalau memakai candaan di sana sini. Kesannya kurang serius,
gitu.
Dengan segala kritikan di atas,
aku tetap suka dengan ceritanya, loh. Ini seri yang berhasil kubaca habis dalam
sekali duduk, selalu membuatku tertawa, dan penasaran dengan desain bookmark-nya (aku dapet Audy, lagi). Aku sangat
senang dengan pemilihan warna ungu untuk ketiga sisinya. Itu warna kesukaanku!
Tak sabar dengan seri keempatnya yang katanya akan dirilis tahun depan.
Kira-kira warna apa, ya? Hijau? Kuning? Semoga seri ini tidak
berakhir di nomor empat dan berlanjut terus. Aku akan terus mengikuti seri ini
terus sampai buku berapapun. Banyak hal yang perlu dan kuharap digali lebih
dalam dari Audy dan 4R itu. Seorang teman yang mengetahui keinginanku itu
memberi tanggapan, ‘nanti skripsi Audy nggak beres-beres dong’. Hahaha, iya
sih. Mungkin penulis sudah punya ide untuk mengatasinya.
At last, The Chronicles of
Audy: 4/4 memiliki beberapa hal yang kurang di mataku seperti konflik
yang telat datang dan tingkat kelucuan yang turun cukup signifikan. Meskipun
begitu, aku menikmati perjuangan Audy dalam menyelesaikan skripsinya sekaligus
membangun hubungan yang solid dengan 4R. Semoga hal tersebut tetap ada di buku
selanjutnya dan tidak tergerus oleh masalah apapun :)
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D