Monday, July 20, 2015

The Chronicles of Audy: 4/4

Orizuka
314 Halaman
Penerbit Haru, Juni 2015
Rp. 59.000,-

Hai. Namaku Audy.
Umurku masih 22 tahun.
Hidupku tadinya biasa-biasa saja,
sampai aku memutuskan untuk bekerja di rumah 4R dan jatuh hati pada salah seorang di antaranya.

Kuakui aku bertingkah (super) norak soal ini,
tapi kenapa dia malah kelihatan santai-santai saja?
Setengah mati aku berusaha jadi layak untuknya, tapi dia bahkan tidak peduli!

Di saat aku sedang dipusingkan oleh masalah percintaan ini, seperti biasa, muncul masalah lainnya.

Tahu-tahu saja, keluarga ini berada di ambang perpisahan.
Aku tidak ingin mereka tercerai-berai, tapi aku bisa apa?

Ini, adalah kronik dari kehidupanku yang masih saja ribet.
Kronik dari seorang Audy.

The Chronicles of Audy: 4/4 adalah hadiah dari Sari Agustina, penulis Love Fate, untuk partisipasiku di kegiatan blog tour bukunya beberapa bulan yang lalu. Bersama buku ini, aku juga mendapatkan oleh-oleh dari Aachen dan pengalaman berbelanja di toko buku online di Facebook. Aku nggak pernah ngira jual beli buku bisa begitu rame di social media yang sudah lama kutinggalkan itu. By the way, let’s review it now :D

"Ya Tuhan. Aku jatuh cinta terhadap seorang kutu buku. Ini benar-benar hal yang baru buatku." – halaman 61

Walaupun tidak tinggal bersama Regan, Romeo, Rex dan Rafael lagi, Audy Nagisa masih rajin mengunjungi rumah 4R. Dengan rutin, dia mengantarjemput Rafael ke sekolahnya dan mengurus beberapa keperluan penghuni rumah lainnya, sekaligus mencari kejelasan hubungannya dengan Rex. Audy tidak pernah menyangka dia akan tertarik pada seseorang yang lebih muda. Tapi Rex lebih peduli pada kemajuan proses skripsi Audy. Mereka jadi sering berselisih paham karena Rex bertindak seolah tidak peduli dan Audy yang tidak percaya diri dengan kemampuannya. Audy menumpahkannya ke Missy, teman dekatnya, Maura, tunangan Regan, dan Romeo, yang ternyata cukup mengerti. Tak hanya itu, muncul masalah-masalah lain yang berpotensi memisahkan keempat bersaudara itu.

"Aku cuma nggak peduli tempat kita tinggal. Yang penting, aku tahu ke mana harus pulang." – halaman 287

Walaupun sangat terhibur dengan isi cerita The Chronicles of Audy: 4/4, ada banyak hal yang kurang sreg buatku. Konflik utama, yang di-‘jual’ di bagian sinopsis, yaitu 4R yang tercerai-berai tidak muncul sampai menjelang akhir cerita. Aku sempet bingung, loh. Di bagian awal, aku tidak terlalu ngeh karena masih diliputi rasa senang karena bukunya akhirnya datang. Di bagian pertengahan, aku sudah merasa bosan dengan Audy dan Rex yang berantem karena hal itu-itu lagi (baca: skripsi). Sama seperti Audy, aku kesal kalau Rex memilih menanyakan hal itu dibandingkan dengan sejuta hal lainnya. Whyy, Rex, whyyy? Saat konflik tersebut akhirnya datang, aku bingung lagi. Jadi solusinya .. begitu saja? Terlalu cepat diakhiri dan menyia-yiakan segala kekhawatiranku. Untungnya cerita berakhir dengan sebuah petunjuk konflik di buku selanjutnya yang sepertinya akan menarik! Akhirnya tokoh ‘itu’ dapat bagian yang banyak XD

Soal kisah percintaan Audy dan Rex, agak susah dicerna karena di kepalaku Romeo itu Rex dan Rex itu Romeo. Hahaha, entah kenapa bisa ketuker gitu. Ditambah, aku agak-agak lupa dengan cerita di dua buku sebelumnya. Ceritanya begitu ringan sampai aku merasa tidak perlu mengingat dan memikirkannya terus-terusan. Lewat begitu saja. Tapi itu tidak menghalangiku untuk membabat abis buku ini dalam waktu beberapa jam saja. Setelah selesai, aku mendapat kesimpulan bahwa tingkat kelucuan di buku ini berada di bawah dua buku sebelumnya. Lumayan banyak, sih, percakapan dan pemikiran absurd Audy yang bikin ngakak, tapi ya tidak membekas seperti proses pendekatannya dulu dengan 4R. Tapi mengingat konflik yang mereka hadapi semakin besar, memang kurang pantas sih kalau memakai candaan di sana sini. Kesannya kurang serius, gitu.

Dengan segala kritikan di atas, aku tetap suka dengan ceritanya, loh. Ini seri yang berhasil kubaca habis dalam sekali duduk, selalu membuatku tertawa, dan penasaran dengan desain bookmark-nya (aku dapet Audy, lagi). Aku sangat senang dengan pemilihan warna ungu untuk ketiga sisinya. Itu warna kesukaanku! Tak sabar dengan seri keempatnya yang katanya akan dirilis tahun depan. Kira-kira warna apa, ya? Hijau? Kuning? Semoga seri ini tidak berakhir di nomor empat dan berlanjut terus. Aku akan terus mengikuti seri ini terus sampai buku berapapun. Banyak hal yang perlu dan kuharap digali lebih dalam dari Audy dan 4R itu. Seorang teman yang mengetahui keinginanku itu memberi tanggapan, ‘nanti skripsi Audy nggak beres-beres dong’. Hahaha, iya sih. Mungkin penulis sudah punya ide untuk mengatasinya.

At last, The Chronicles of Audy: 4/4 memiliki beberapa hal yang kurang di mataku seperti konflik yang telat datang dan tingkat kelucuan yang turun cukup signifikan. Meskipun begitu, aku menikmati perjuangan Audy dalam menyelesaikan skripsinya sekaligus membangun hubungan yang solid dengan 4R. Semoga hal tersebut tetap ada di buku selanjutnya dan tidak tergerus oleh masalah apapun :)


No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D