Monday, May 11, 2015

[Blog Tour] Love Fate – Review & Giveaway


Halooo, ini adalah bagian terakhir dari rangkaian blog tour Love Fate karya Sari Agustia. Aku yakin kalian semua menunggu yang satu ini. Tapi jangan lupa untuk mengunjungi dua bagian sebelumnya, ada book trailerdan sneek peak juga wawancara singkat dengan sang penulis. Sekarang yuk baca review dariku dan ikuti giveaway-nya :D

Sari Agustia
240 Halaman
Elex Media Komputindo, April 2015
Rp. 43.800,-

Kata orang, pernikahan yang kupunya ini sempurna.
Karier kami sama-sama menanjak. Sejak dua tahun lalu, kami mulai tinggal di rumah sendiri. Tak hanya itu, kami pun membekali diri kami masing-masing sebuah mobil untuk bepergian setiap harinya. Oh ya, kami juga punya dana untuk travelling keluar negeri—setidaknya sekali dalam setahun—dan berkunjung ke rumah Ambu di Bandung atau rumah Bapak serta Ibu Mertuaku di Malang.
Hanya satu yang sebenarnya sering kali mengganggu: Keturunan. Lima tahun bahtera ini berjalan, belum juga hadir si buah hati.
Kami tak pernah menunda. Tak pernah juga mempermasalahkannya. Dan … tak pernah juga membicarakannya. 
Bagaimana ini….
Suamiku sebenarnya mau punya anak atau tidak?
Yang ke dokter hanya aku. Yang mau adopsi hanya aku. Masa hanya aku saja yang berusaha?

Love Fate adalah novel seri Le Mariage kedua yang kubaca. Saat mendapat tawaran untuk menjadi host blog tour-nya, aku agak tidak yakin karena ‘kenapa belakangan ini bacaanku seputar tema pernikahan dan anak?’. Bukannya aku tidak suka, cuma agak ‘tertonjok’ aja hahaha. Now, let’s review it :D

"Tidak orang muda tidak orangtua, pertanyaan dan pernyataan mereka hampir sama. Tak jauh soal anak yang belum kami miliki atau pekerjaanku yang mereka anggap sebagai penyebabnya." – halaman 49

Usia pernikahan Tessa Febriana Sasmita dan Bhaskoro sudah menginjak lima tahun, tapi mereka belum dikaruniai buah hati. Mereka tidak terlalu memikirkannya sampai Indah, adik ipar Tessa, menikah dan hamil cukup cepat. Ibu mertua Tessa di Malang langsung membanggakan anak perempuannya sekaligus menyesalkan keadaan Tessa. Tessa lalu mengikuti program kesuburan, yang tidak terlalu menarik minat Bhaskoro. Di tempat prakter bidan tersebut, Tessa bertemu teman lamanya, Esme, yang juga agak kesulitan mendapatkan keturunan. Selain itu Tessa juga berkenalan dengan Kanti, petugas kebersihan, di kantornya. Kanti yang sedang hamil anak kelima benar-benar membuat Tessa iri. Padahal Kanti merasa tidak sanggup membesarkan calon anaknya. Dia mulai memikirkan opsi aborsi.

"Tiba-tiba pikiranku melayang pada satu jawaban. Suamiku terlalu egois! Tentunya kalau yakin sehat, dia mau diperiksa. Kecuali kalau sebaliknya. Atau dia memang tak mau punya anak? Aku semakin pusing karena pikiran ini mulai liar." – halaman 86

Love Fate menceritakan para perempuan di kehidupan modern yang tidak lepas dari ‘tuntutan’ yang bersifat tradisional. Tessa dan ibu mertuanya di Malang adalah contoh kecil konflik tersebut. Tumbuh dan hidup dari lingkungan suku yang berbeda membuat mereka mempunyai cara berpikir yang sering berselisih, terutama posisi dalam sebuah pernikahan. Mempunyai anak selalu dianggap sebagai kewajiban dan takdir seorang perempuan. Tapi bagaimana jika anak tersebut datang terlambat atau berasal dari rahim orang lain? Sedih, ya, bila memikirkan tekanan tersebut berasal dari sesama perempuan yang seharusnya bisa saling menyemangati.

Ada apa sih dengan kita para perempuan?

Untungnya Tessa mendapatkan dukungan dari Esme dan Kanti. Mereka bertiga punya masalah yang tidak jauh berbeda mendekatkan mereka dan menjadikan perjuangan Tessa tidak sendirian. Ceritanya jadi tidak selalu fokus ke kegalauan Tessa, tapi juga Esme yang mulai mempertimbangkan adopsi dan Kanti yang memikirkan aborsi sebagai jalan keluar. Bersama, mereka bertiga menyentuh masalah-masalah yang kerap kali dihadapi para perempuan. Akhir yang ditempuh masing-masing tokoh sangat diluar dugaan. Sempat mengira semua masalah itu akan selesai dan menyenangkan segala pihak, ternyata tidak. Bukan berarti ending-nya tidak bagus, malah bisa dikritisi oleh khayalak umum. Untukku sendiri, ending itu menunjukan bahwa yang dihadapi para tokohnya itu tidak hanya tentang mendapatkan keturunan semata, tapi juga melakukan yang benar dengan baik, mampu bersikap fleksibel dalam perubahan hidup dan tidak mementingkan ego pribadi.

Dengan semua pesan yang begitu bermakna itu, aku jadi merasa bego karena sempat meragukan isinya. Untuk gaya penulisannya sendiri bagus dan cukup mengalir. Banyak percakapan dalam bahasa daerah, Sunda dan Jawa, yang menyenangkan untuk dibaca sekaligus memberiku pengetahuan. Beberapa tampil dalam chat room WhatsApp. Keluarga ini sangat mengikuti perkembangan zaman, ya.  Bab-babnya pendek-pendek, yang entah kenapa aku suka. Mungkin dengan begitu pembaca bisa menyerap ceritanya sedikit demi sedikit dan mengerti lebih dalam.

Tapi aku kurang mengerti dengan pemilihan judulnya. Aku tidak merasakan ada ‘aura’ anak di sana. Saat pertama mendengar judulnya, aku kira konfliknya akan mengikuti hubungan naik turun pasangan suami istri dalam memperoleh keturunan. Dan ngomong-ngomong soal sang suami, Bhaskoro ini termasuk tokoh yang agak pasif tapi super menyebalkan. Cerita tentang hubungannya dengan Tessa terlalu singkat dan tidak terasa ada chemistry-nya. Jadi kurang jelas bagaimana kehidupan dan ‘gaya pacaran’ mereka selama dan sebelum pernikahan. Apakah pernikahan mereka sudah terlalu nyaman satu sama lain sehingga tidak mau berusaha lebih keras? ‘Keengganan’ Bhaskoro untuk mempunyai anak juga masih misteri. Mendadak, di pertengahan cerita, Bhaskoro menunjukan cerita dari sudut pandangnya tapi isinya mengecewakan karena yang dia ceritakan tidak memberikan sesuatu yang baru, hanya mengulang dan menegaskan apa yang sudah Tessa sampaikan di awal cerita. Cerita yang sangat detail malah diberikan untuk prosesi pernikahan dan resepsi adiknya, Indah. Lucunya, saat membaca bagian tersebut, tetanggaku sedang mengadakan pesta pernikahan juga, hanya saja menggunakan adat Sunda bukan Jawa. Secara tidak langsung aku membandingkan persamaan dan perbedaannya, hihihi.

At last, Love Fate memberikan gambaran konflik yang muncul dalam pada kehidupan pernikahan perempuan dari segi modern dan tradisional. Penyajiannya juga menarik sehingga tidak hanya menghibur tapi juga bisa menjadi sesuatu untuk dipikirkan. Untuk bagian-bagian yang kurang, semoga bisa menjadi lebih baik di karya selanjutnya :D



***

GIVEAWAY


Tersedia sebuah novel Love Fate karya Sari Agustia untuk satu pemenang beruntung

Syarat dan Ketentuan:
- Peserta mempunyai alamat atau berdomisili di Indonesia

- Tweet mengenai giveaway ini. Jangan lupa mention @elexmedia @TIAsariagustia @IndscriptCo dan sertakan tagar #LoveFate

Contoh:

Ada giveaway novel #LoveFate di http://dhynhanarun.blogspot.com/2015/05/blog-tour-love-fate-review-giveaway.html berlangsung sampai 18 Mei ;D cc. @elexmedia @TIAsariagustia @IndscriptCo

- Wajib tinggalkan komentar di salah satu postingan dari tiga host blog tour di bawah ini,

A Pair of Glasses and a Cup of Tea : Sneek Peak - Interview with the Author

Jadi totalnya tiga komentar. Langsung klik judulnya untuk menuju postingan tersebut. Tolong berikan komentar yang sesuai isi postingan. Jangan spam, ya.

- Jawab pertanyaan berikut,

"Nama apa yang akan atau sudah kamu berikan kepada anakmu? Apa alasan atau arti di balik nama itu?"

Agar lebih rapi, tulis jawabanmu dengan format di bawah ini

Jawaban Kamu
Nama Kamu | Akun Twitter Kamu | Domisili Kamu

Aku sudah komen di A Pair of Glasses and a Cup of Tea : Sneek Peak/Interview with the Author, Too Early : Sneek Peak/Interview with the Author, dan Desty Baca Buku : Sneek Peak /Interview with the Author dengan nama ..

Link tweet

Contoh:

Jika punya anak nanti, aku ingin memberi nama Lavender. Karena aku suka dengan bunya berwarna ungu yang wanginya yang menenangkan itu. Panggilannya nanti mungkin Lav, yang jika dibaca punya pelafalan mirip ‘love’ dan ‘laugh’. Dengan nama berawal dari huruf L itu, dia akan berada di pertengahan daftar absen hehehe. Untuk nama tengah dan akhir masih belum kepikiran. Sepertinya akan menyesuaikan dengan nama ayahnya nanti.
Dhyn | @dhanarun | Bandung

Aku sudah komen di A Pair of Glasses and a Cup of Tea : Sneek Peak, Too Early : Interview with the Author, dan Desty Baca Buku : Sneek Peak dengan nama Dhyn Hanarun

http://twitter.com/dhanarun/status/blablabla

Giveaway berlangsung dari 11 – 18 Mei 2015. Pemenang akan diumumkan pada tanggal 19 Mei 2015 di blog ini dan akan ku-mention akun Twitter-nya. Kalau kamu sudah ‘terlanjur’ punya novelnya, jangan kecewa dulu. Sang penulis membuat ajang review novel Love Fate. Detail lomba tersebut bisa dibaca di sini. Hadiahnya tak kalah menarik loh :)

Jika ada yang kurang jelas, bisa ditanyakan lewat akun Twitter-ku, @dhanarun. GOOD LUCK! :D

12 comments:

  1. Jika nanti aku memiliki anak, kalau dia seorang putri, aku akan memberinya nama “Annisa”. Nama itu adalah nama yang diinginkan dan aku harapkan bersama kekasihku. Annisa berarti seorang perempuan. Dengan harapan, semoga dia menjadi seorang perempuan yang baik, yang memiliki kasih sayang seperti nama diriku “Rohmah”. Awalan huruf “A” adalah, agar dia bisa menjadi yang selalu terdepan namun, tetap besikap rendah hati. Nisa, adalah nama panggilan yang pas untuknya kelak. Hee... dan untuk nama depan atau nama belakangnya, menyesuaikan dengan pendapat ayahnya nanti.

    Khoirur Rohmah | @Sii_Rohmaazha05 | Jember

    Aku sudah komen di A Pair of Glasses and a Cup of Tea : Sneek Peak/Interview with the Author, Too Early : Sneek Peak/Interview with the Author, dan Desty Baca Buku : Sneek Peak /Interview with the Author dengan nama Rohma Azha

    ReplyDelete
  2. jika nanti punya anak,akan aku beri nama anak ku"jihad"karena aku harap anak ku akan sesuai dengan nama nya ,dia mampu berjuang dalam setiap pase kehidupannya seberat apapun hal yang di hadapi itu nanti.akan tetap bertahan walau dihadapi berbagai cobaan dan tetap berpegang teguh dengan keyakinan-NYA.

    Nurlis/@talaonurlis1/padang

    Aku sudah komen di A pair of glasses and a cup tea:Sneek Peak/interview with the Author,Too Early:Sneek Peak/interview with the author,dan Desty Baca Buku:Sneek Peak/interview with the author dengan nama Putrikejora

    ReplyDelete
  3. Mau dikasih nama Muhammad Ghufron Al-Busyr.
    soalnya kalau nggak salah itu artinya "Seorang Pengampun yang wajahnya berseri". karena nama adalah doa, semoga aja anakku kelak jadi orang yang pemaaf dan selalu tersenyum :)

    Dias Shinta Devi | @DiasShinta | Bogor

    Aku sudah komen di A Pair of Glasses and a Cup of Tea : Sneek Peak/Interview with the Author,
    Too Early : Sneek Peak/Interview with the Author,
    dan Desty Baca Buku : Sneek Peak /Interview with the Author
    dengan nama Dias Shinta (Dias Shinta Devi)

    Link tweet : https://twitter.com/DiasShinta/status/597735674909884417

    ReplyDelete
  4. Nama si kecil Khanza Novelia Nur Salsabilla yang artinya perempuan yang baik bagai mata air surga penuh cahaya di bulan November. Semoga kelak putriku tumbuh besar sesuai namanya, amien... =)

    Maria Azmi Piscessanella | @piescessanella_ | Cilandak

    Aku sudah komen di A Pair of Glasses and a Cup of Tea : Sneek Peak/Interview with the Author, Too Early : Sneek Peak/Interview with the Author and Desty Baca Buku : Sneek Peak/Interview with the Author dengan nama Maria Azmi Piscessanella (@piescessanella_)

    Link share : https://twitter.com/piescessanella_/status/597919369268596737

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  6. Kalau punya anak nanti (aamiin) yang jenis kelaminnya perempuan, mau aku kasih nama Mia Alisha Bellerose. Terinspirasi dari nama temanku sendiri. Awalnya karena langsung naksir aja sama nama itu. Enak dibaca dan didengar. Setelah searching artinya, dapatlah ini...
    • Mia: mine (milikku, milik si orangtua)
    • Alisha: keturunan dari keluarga terhormat
    • Bellerose: cantik seperti bunga mawar
    Kalau disambung maka jadinya: dia adalah milikku, si anak keturunan dari keluarga terhormat (dan semoga selalu menghasilkan keturunan yang baik-baik) yang cantik seperti bunga mawar. aamiin~

    Aya Murning | @murniaya | Palembang

    Aku sudah komen di A Pair of Glasses and a Cup of Tea : Sneek Peak/Interview with the Author, Too Early : Sneek Peak/Interview with the Author and Desty Baca Buku : Sneek Peak/Interview with the Author dengan nama Aya Murning

    https://twitter.com/murniaya/status/598035252288720897

    ReplyDelete
  7. Jawaban:
    Dulu waktu saya SMP saya pernah mengunjungi rumah guru saya, ketika lagi santai-santai saya liat ada buku tentang nama-nama yang baik untuk anak, dan meskipun untuk punya anak masih lama, saya baca-baca aja buku nya hehe. Udah gitu, saya nemu sebuah nama yaitu 'Hamzah al-furqon' yg disisi lain adalah sebuah nama lain bagi al-quran, dan nama itu yg saya ingat sampai sekarang. Karena selain itu adalah nama lain dari al-quran, saya ingin anak saya pun mempunyai sifat-sifat seperti al-quran. Punya banyak manfaat bagi orang-orang disekitarnya, memiliki banyak ilmu, selalu menjadi yang benar, mengingatkan orang ketika salah, dan dikelilingi oleh orang-orang yang suci, lalu semoga saja anak ini juga dilindungi oleh Allah dari ancaman orang-orang yang jahat, sama seperti al-quran yg selalu dilindungi oleh Allah ketika ada orang yang akan menghancurkan atau membakarnya. Dan nama Hamzah ini, selalu mengingatkan saya kepada paman nabi Muhammad saw yang gagah berani, kuat, dan selalu melindungi orang-orang lemah yang ada disamping nya. Semoga saja dengan saya memakai nama 'Hamzah al-furqon' pada anak saya, ia bisa bermanfaat sebagaimana bermanfaatnya paman Rosulullah dan Al-quran untuk dunia dan semua orang.

    Nama: Thia Amelia
    Akun Twitter: @thiamelia
    Domisili: Bogor

    Aku sudah komen di A Pair of Glasses and a Cup of Tea : Sneek Peak/Interview with the Author, Too Early : Sneek Peak/Interview with the Author, dan Desty Baca Buku : Sneek Peak /Interview with the Author dengan nama Lee Yae Jin

    Link tweet: https://twitter.co./thiamelia/status/598125075628302336

    ReplyDelete
  8. Kalau nanti, aku memiliki seorang anak perempuan aku ingin memberikannya nama Rosita Divia Rahayu. Kata Rosita berasal dari kata Rose yang artinya mawar. Divia/Div berarti sinar. Rahayu seperti nama belakangku, yang berarti kebahagiaan. Jadi semoga saja, anakku nantinya tumbuh menjadi putri yang kecantikannya bagai bunga mawar, mampu memberikan sinar harapan dan membawa kebahagiaan bagi orang-orang disekitarnya.
    Kalau laki-laki, aku ingin memberinya nama Bisma Pradiva Wishnutama. Kata Bisma terinspirasi dari tokoh wiracarita Mahabarata. Bisma adalah sosok yang tangguh, kukuh terhadap pendiriannya. Pradiva itu Sinar yang Utama, sedangkan Wishnutama adalah harapan yang utama.
    Dalam nama terselip doa serta harapan orangtua agar anak mereka menjadi putra-putri yang baik :)

    Rini Cipta Rahayu | @rinicipta | Malang, Jawa Timur

    Aku sudah komen di A Pair of Glasses and a Cup of Tea : Interview with the Author
    Too Early : Interview with the Author, dan
    Desty Baca Buku : Sneek Peak dan Interview with the Author dengan nama Rahayu (@rinicipta) / Rini Cipta Rahayu

    Link tweet https://twitter.com/RiniCipta/status/598145633107595265

    ReplyDelete
  9. Jika nanti aku memiliki anak, kalau dia seorang putri, aku akan memberinya nama “Annisa”. Nama itu adalah nama yang diinginkan dan aku harapkan bersama kekasihku. Annisa berarti seorang perempuan. Dengan harapan, semoga dia menjadi seorang perempuan yang baik, yang memiliki kasih sayang seperti nama diriku “Rohmah”. Awalan huruf “A” adalah, agar dia bisa menjadi yang selalu terdepan namun, tetap besikap rendah hati. Nisa, adalah nama panggilan yang pas untuknya kelak. Hee... dan untuk nama depan atau nama belakangnya, menyesuaikan dengan pendapat ayahnya nanti.

    Khoirur Rohmah | @Sii_Rohmaazha05 | Jember

    Aku sudah komen di A Pair of Glasses and a Cup of Tea : Sneek Peak/Interview with the Author, Too Early : Sneek Peak/Interview with the Author, dan Desty Baca Buku : Sneek Peak /Interview with the Author dengan nama Rohma Azha
    link tweet : https://twitter.com/Sii_Rohmaazha05/status/598335974150569985

    ReplyDelete
  10. "Nama apa yang akan atau sudah kamu berikan kepada anakmu? Apa alasan atau arti di balik nama itu?"

    Nama anakku akan ada nama Lucky di dalamnya, entah itu di depan, tengah atau belakang. Alasannya sangat simple agar keberuntungan selalu berada di pihak anakku. Amin :)
    Biarlah di bilang aneh, tapi memang itulah harapanku hehe… :)

    Ria / Mawar Hs | @goodenoughoks | Surabaya

    Aku sudah komen di A Pair of Glasses and a Cup of Tea : Sneek Peak, Too Early : Sneek Peak, dan Desty Baca Buku : Sneek Peak dan Interview with the Author dengan nama Ria / Mawar Hs

    Link tweet: https://twitter.com/goodenoughoks/status/598820732001390593
    Dan
    https://twitter.com/goodenoughoks/status/598821201687891968

    ReplyDelete
  11. Jika nanti aku mempunyai anak insya allah akan ku beri nama, jika laki-laki Adam Albert Adrian Abqari (Laki-laki pertama yang terlahir di bumi memiliki sifat pemberani dan genius) panggilannya mungkin Adam atau Adrian, kalau perempuan Adira Azzahra (seorang mulia yang memiliki kekuatan besar yang sangat baik dan cerdas)nanti panggilannya Adira :D mungkin kalau nanti di nama belakang si anak akan menyesuaikan dengan naman ayahnya nanti :D yang pasti harapan semua orang tua ingin anaknya tumbuh menjadi putra-putri yang baik dan sholeh/sholehah, karna nama adalah doa.

    Erdina Yunianti | @Dinnaaa_27 | Cilegon-Banten

    Aku sudah komen di A Pair of Glasses and a Cup of Tea : Sneek Peak/Interview with the Author,
    Too Early : Sneek Peak/Interview with the Author,
    dan Desty Baca Buku : Sneek Peak /Interview with the Author dengan nama Erdina Yunianti.

    Link Share : https://twitter.com/Dinnaaa_27/status/599817438213984256

    ReplyDelete
  12. jika aku punya anak nanti klw cewek aku ingin kasih nama : Quinsha Alsyafia. yg artinya quin (putri, princess) yg akan slalu mnjdi princessnya ayah&ibunya. selain itu nana quinsha saya ambil krna sangat terinspirasi sama salah satu novel yg di mana quinsha sosok gadis sholeha, baik budi pekertinya dan santun dalam bicaranya. saya berharap nantinya anak saya bisa seperti itu (amiinnn). Alsyafia, itu saya ambil dari nama idola saya "ali syakieb". saya ngefens banget sama dia soalnya, jdilah saya selipin nama dia. karna dengan begitu saya bisa merasakan kehadiran idola saya walaupun lewat nama yg anak saya sandang nantinya. so just simple :)
    klw laki2 sya kepengen beri nama : Aliarsya Redafian, artinya masih nyangkut sama nama idola saya hhaa :D
    krna buat saya bisa kasih nama anak saya dengan nama idola saya itu merupakan kebanggaan tersendiri. terus juga reda itu saya ambil karna saya suka sekali ketika hujan reda, dimana disitu aktivitas akan segera dimulai kembali.

    khusnul || @imahrena || Lumajang, jatim

    Aku sudah komen di A Pair of Glasses and a Cup of Tea : Sneek Peak, Too Early : Interview with the Author, dan Desty Baca Buku : Sneek Peak dengan nama: khusnul alsyafia

    https://twitter.com/imahrena/status/599960533895290881

    ReplyDelete

Thanks for leave your comment :D