Tuesday, August 4, 2015

Wishing Her to Die

Jung Soo Hyun
408 Halaman
Penerbit Haru, Maret 2014
Rp. 67.000,-

Kepada Lee Min-ah.
Salam kenal. Aku Yoon Jae-hee. Meski sulit dipercaya, sekarang aku ada di dalam tubuhmu.

Jae-hee

Nasibku sungguh sial: pacarku meninggalkanku, aku tidak lulus audisi musikal, ditambah lagi aku mati ditabrak truk.
Tapi aku mendapat kesempatan untuk merasuki tubuh orang lain meskipun hanya sehari, dan aku mengambil kesempatan itu.
Boleh, kan? Hanya satu hari saja.

Min-ah

Orang pikir aku memiliki segalanya: karier sebagai pengacara di firma hukum raksasa Korea, kecantikan, dan kekayaan. Tapi, aku masih terikat dengan masa laluku. Aku harus menyelidiki semuanya sampai tuntas. 
Namun, kenapa aku membuang waktu mengikuti audisi musikal yang bahkan tak bisa kuingat? Ke mana ingatanku selama beberapa jam itu? Jae-hee? Siapa Jae-hee?

Kenapa sepertinya dia menginginkan tubuhku selamanya?

Wishing Her to Die ini aku beli karena ingin membaca cerita misteri, yang merupakan genre yang jarang sekali aku baca. Mungkin karena alasan itu, minatku untuk membacanya cepat menguap dan buku ini numpuk bersama buku-buku belum terbaca lainnya. Setahun kemudian, rasa penasaran itu datang lagi. Sayangnya, besarnya tidak cukup untuk mendorongku menyelesaikan buku ini dengan segera. Butuh waktu sekitar tiga bulan. Iyaaa, tiga bulan! Aku begitu lega saat sampai ke halaman terakhir. Now, let’s review it :D

"Hidup seperti kembang api tetapi singkat... Atau kehidupan yang membosankan tetapi lama… Yang mana yang lebih membahagiakan? Bukan, mana yang lebih sedikit sengsara?" – halaman 5-6

Yoon Jae-hee mengundurkan diri dari kantornya demi mengikuti audisi pertunjukan musikal. Hasil audisi itu mengecewakan, menambah daftar kesedihan Jae-hee yang baru putus dari pacarnya. Dia tidak berpikir dua kali saat laju sebuah truk mengancam seorang anak kecil. Dia tertabrak dan dilarikan ke rumah sakit. Dalam kondisi koma, Jae-hee terpisah dari raganya. Dia mendengar sebuah suara yang menawarkannya kesempatan untuk hidup dalam tubuh orang lain untuk satu hari. Jae-hee lalu memilih seorang wanita muda yang sedang berseteru dengan seorang ibu di parkiran rumah sakit.

Lee Min-ah adalah seorang pengacara muda dari sebuah firma hukum yang berkuasa. Karirnya sangat sukses, apalagi dia berhasil membebaskan kliennya dari sebuah kasus pembunuhan berat. Teman kecilnya, Kang Geon-woo, merasa Min-ah membela pihak yang salah. Min-ah kecewa karena dia punya perasaan spesial untuk Geon-woo. Tapi dia harus membereskan urusan masa lalunya dan ibunya yang lagi-lagi kambuh. Min-ah terpaksa mengunjungi ibunya di rumah sakit. Saat di parkiran, dia tiba-tiba kehilangan kesadaran. Saat bangun, hari sudah berganti dan dia tidak ingat apa-apa. Berita besar tentang dirinya mengikuti audisi pertunjukan musikal muncul dan mengejutkan banyak pihak.

Min-ah menganggap dirinya gila sampai menemukan surat dari Jae-hee. Jae-hee menjelaskan suara misterius, audisi musikal, pertukaran badan yang di luar rencana, dan hal-hal lain yang dia lakukan dengan tubuh Min-ah, salah satunya mencium Geon-woo dan membuat lelaki itu salah sangka. Min-ah, yang sedikit cemburu, memutuskan untuk membuat Jae-hee senang. Dengan itu mungkin Jae-hee keluar dari tubuhnya dengan sendirinya.

"Aku kehilangan ingatan, dan selama kehilangan ingatan, aku melakukan hal-hal gila. Ah, itu hal yang cukup mengejutkankah?" – halaman 102

Perasaanku campur aduk saat membaca dan akhirnya menyelesaikan Wishing Her to Die. Capek dan bahagia jadi satu dalam bulan ketiganya. Aku bingung apakah aku suka atau tidak dengan ceritanya. Kalau memikirkannya sekarang, aku sebenarnya nyaman dengan gaya penulisan versi terjemahannya. Rapi dan tidak kaku. Footnote-nya cukup membantu untuk mengerti kehidupan para tokoh yang mempunyai kebudayaan yang berbeda. Cerita dari berbagai sudut pandang tak terbatas, yang sering kali kurang kusuka, mendukung cerita yang melibatkan dua jiwa dalam satu fisik. Hanya saja, mungkin aku sedang sibuk, jadi sulit mengikuti cerita dan menghafalkan nama-nama para tokoh. Makanya bagian awalnya  terasa sangat membosankan dan paaaaanjang untuk sampai ke Jae-hee dan Min-ah sadar ada yang tidak beres. Aku tidak bisa simpati dengan Jae-hee yang di sini adalah pihak ‘lemah’ karena dia bertindak seenaknya saat berada di dalam tubuh Min-ah. Kepolosannya sukses bikin aku kesel. Aku juga kurang bisa ‘dekat’ dengan Min-ah karena keangkuhannya. Padahal Min-ah adalah karakter yang menarik dan masa lalunya yang misterius itu mengundang rasa penasaran. Untuk cerita tentang petukaran badan, anehnya urusan dan pribadi Jae-hee dan Min-ah tidak ‘berpapasan’. Jae-hee terus mendambakan tampil di panggung musikal, sedangkan Min-ah stres dengan fakta-fakta mengejutkan di kasusnya.

Walaupun sepakat untuk berkomunikasi, mereka tidak saling membantu memecahkan masalah satu sama lain. Mereka berjalan sendiri-sendiri saja. Min-ah mungkin membiarkan Jae-hee mengikuti audisi, tapi Jae-hee tidak tahu apa-apa soal trauma Min-ah. Pertukaran jiwa itu tidak memberikan perkembangan pada hubungan mereka. Yang bisa menyatukan mereka adalah Geon-woo. Lelaki idaman Min-ah, yang dengan cepat jadi idaman Jae-hee juga, memberikan sedikit drama di antara dua karakter utama. Tapi kisah cinta mereka tidak bikin geregetan karena Min-ah memutuskan untuk tidak ikut campur dan sibuk dengan ‘masa lalu’-nya. Padahal semula kupikir ini akan menjadi kisah cinta segitiga unik. Mereka akan berebut menggunakan tubuh sempurna Min-ah. Tidak hanya untuk memperebutkan hati Geon-woo, tapi juga mempertanyakan pribadi yang Geon-woo suka sebenarnya. Sayang sekali.

Untungnya, bagian akhirnya cukup menegangkan. Jae-hee tiba-tiba jadi egois, mengejutkanku dan jadi tambah benci deh hahaha. Min-ah yang semula terlihat licik jadi pihak yang ‘teraniaya’. Fakta yang mengejutkan dari masa lalunya agak keluar dari cerita, tapi bisa dibilang twist yang oke. Detik-detik terakhir yang memutuskan siapa yang berhak hidup dalam tubuh Min-ah sangat rame. Di bagian itu aku akhirnya mengerti kenapa judul novel ini agak dark. Aku super deg-degan saat membalikan halaman demi halaman terakhir. Cerita berakhir cukup memuaskan. Walaupun Jae-hee dan Min-ah tidak bersilangan, mereka berubah dan menjadi seseorang yang lebih baik. Dan misteri pertukaran badan itu tetaplah misteri yang tidak bisa dijelaskan.

At last, walaupun Wishing Her to Die tidak sepenuhnya memiliki misteri yang kuharapkan, ceritanya cukup menghibur. Bagian awalnya terasa sedikit panjang, tapi begitu Jae-hee dan Min-ah bersinggungan, konflik muncul dan menarik untuk diikuti. Aku hanya menyayangkan kedua tokoh utama itu tidak terlibat dalam suatu momen di mana mereka bisa ‘berteman’ :)

1 comment:

  1. apakah kamu pada akhirnya terkena haru syndrome juga? ahhaha :v

    ReplyDelete

Thanks for leave your comment :D