Jung Soo Hyun
408 Halaman
Penerbit Haru, Maret 2014
Rp. 67.000,-
Kepada Lee Min-ah.
Salam kenal. Aku Yoon Jae-hee. Meski sulit dipercaya, sekarang aku ada
di dalam tubuhmu.
Jae-hee
Nasibku sungguh sial: pacarku meninggalkanku, aku tidak lulus audisi musikal, ditambah lagi aku mati ditabrak truk.
Jae-hee
Nasibku sungguh sial: pacarku meninggalkanku, aku tidak lulus audisi musikal, ditambah lagi aku mati ditabrak truk.
Tapi aku mendapat kesempatan untuk merasuki tubuh orang lain meskipun
hanya sehari, dan aku mengambil kesempatan itu.
Boleh, kan? Hanya satu hari saja.
Min-ah
Orang pikir aku memiliki segalanya: karier sebagai pengacara di firma hukum raksasa Korea, kecantikan, dan kekayaan. Tapi, aku masih terikat dengan masa laluku. Aku harus menyelidiki semuanya sampai tuntas.
Min-ah
Orang pikir aku memiliki segalanya: karier sebagai pengacara di firma hukum raksasa Korea, kecantikan, dan kekayaan. Tapi, aku masih terikat dengan masa laluku. Aku harus menyelidiki semuanya sampai tuntas.
Namun, kenapa aku membuang waktu mengikuti audisi musikal yang bahkan
tak bisa kuingat? Ke mana ingatanku selama beberapa jam itu? Jae-hee? Siapa
Jae-hee?
Kenapa sepertinya dia menginginkan tubuhku selamanya?
Wishing Her to Die ini aku beli karena ingin membaca cerita
misteri, yang merupakan genre yang
jarang sekali aku baca. Mungkin karena alasan itu, minatku untuk membacanya
cepat menguap dan buku ini numpuk bersama buku-buku belum terbaca lainnya.
Setahun kemudian, rasa penasaran itu datang lagi. Sayangnya, besarnya tidak
cukup untuk mendorongku menyelesaikan buku ini dengan segera. Butuh waktu
sekitar tiga bulan. Iyaaa, tiga bulan! Aku begitu lega saat sampai ke
halaman terakhir. Now, let’s review it
:D
"Hidup
seperti kembang api tetapi singkat... Atau kehidupan yang membosankan tetapi
lama… Yang mana yang lebih membahagiakan? Bukan, mana yang lebih sedikit
sengsara?" – halaman 5-6
Yoon Jae-hee mengundurkan diri dari
kantornya demi mengikuti audisi pertunjukan musikal. Hasil audisi itu
mengecewakan, menambah daftar kesedihan Jae-hee yang baru putus dari pacarnya. Dia
tidak berpikir dua kali saat laju sebuah truk mengancam seorang anak kecil. Dia
tertabrak dan dilarikan ke rumah sakit. Dalam kondisi koma, Jae-hee terpisah
dari raganya. Dia mendengar sebuah suara yang menawarkannya kesempatan untuk
hidup dalam tubuh orang lain untuk satu hari. Jae-hee lalu memilih seorang
wanita muda yang sedang berseteru dengan seorang ibu di parkiran rumah sakit.
Lee Min-ah adalah seorang pengacara
muda dari sebuah firma hukum yang berkuasa. Karirnya sangat sukses, apalagi dia
berhasil membebaskan kliennya dari sebuah kasus pembunuhan berat. Teman
kecilnya, Kang Geon-woo, merasa Min-ah membela pihak yang salah. Min-ah kecewa
karena dia punya perasaan spesial untuk Geon-woo. Tapi dia harus membereskan
urusan masa lalunya dan ibunya yang lagi-lagi kambuh. Min-ah terpaksa
mengunjungi ibunya di rumah sakit. Saat di parkiran, dia tiba-tiba kehilangan
kesadaran. Saat bangun, hari sudah berganti dan dia tidak ingat apa-apa. Berita
besar tentang dirinya mengikuti audisi pertunjukan musikal muncul dan mengejutkan
banyak pihak.
Min-ah menganggap dirinya gila sampai
menemukan surat dari Jae-hee. Jae-hee menjelaskan suara misterius, audisi
musikal, pertukaran badan yang di luar rencana, dan hal-hal lain yang dia
lakukan dengan tubuh Min-ah, salah satunya mencium Geon-woo dan membuat lelaki
itu salah sangka. Min-ah, yang sedikit cemburu, memutuskan untuk membuat
Jae-hee senang. Dengan itu mungkin Jae-hee keluar dari tubuhnya dengan
sendirinya.
"Aku
kehilangan ingatan, dan selama kehilangan ingatan, aku melakukan hal-hal gila.
Ah, itu hal yang cukup mengejutkankah?" – halaman 102
Perasaanku campur aduk saat
membaca dan akhirnya menyelesaikan Wishing
Her to Die. Capek dan bahagia jadi satu dalam bulan ketiganya. Aku bingung
apakah aku suka atau tidak dengan ceritanya. Kalau memikirkannya sekarang, aku
sebenarnya nyaman dengan gaya penulisan versi terjemahannya. Rapi dan tidak
kaku. Footnote-nya cukup membantu
untuk mengerti kehidupan para tokoh yang mempunyai kebudayaan yang berbeda. Cerita
dari berbagai sudut pandang tak terbatas, yang sering kali kurang kusuka,
mendukung cerita yang melibatkan dua jiwa dalam satu fisik. Hanya saja, mungkin
aku sedang sibuk, jadi sulit mengikuti cerita dan menghafalkan nama-nama para
tokoh. Makanya bagian awalnya terasa sangat
membosankan dan paaaaanjang untuk sampai ke Jae-hee dan Min-ah sadar ada yang
tidak beres. Aku tidak bisa simpati dengan Jae-hee yang di sini adalah pihak ‘lemah’
karena dia bertindak seenaknya saat berada di dalam tubuh Min-ah. Kepolosannya
sukses bikin aku kesel. Aku juga kurang bisa ‘dekat’ dengan Min-ah karena keangkuhannya.
Padahal Min-ah adalah karakter yang menarik dan masa lalunya yang misterius itu
mengundang rasa penasaran. Untuk cerita tentang petukaran badan, anehnya urusan
dan pribadi Jae-hee dan Min-ah tidak ‘berpapasan’. Jae-hee terus mendambakan
tampil di panggung musikal, sedangkan Min-ah stres dengan fakta-fakta
mengejutkan di kasusnya.
Walaupun sepakat untuk
berkomunikasi, mereka tidak saling membantu memecahkan masalah satu sama lain. Mereka
berjalan sendiri-sendiri saja. Min-ah mungkin membiarkan Jae-hee mengikuti
audisi, tapi Jae-hee tidak tahu apa-apa soal trauma Min-ah. Pertukaran jiwa itu
tidak memberikan perkembangan pada hubungan mereka. Yang bisa menyatukan mereka
adalah Geon-woo. Lelaki idaman Min-ah, yang dengan cepat jadi idaman Jae-hee juga,
memberikan sedikit drama di antara dua karakter utama. Tapi kisah cinta mereka
tidak bikin geregetan karena Min-ah memutuskan untuk tidak ikut campur dan
sibuk dengan ‘masa lalu’-nya. Padahal semula kupikir ini akan menjadi kisah
cinta segitiga unik. Mereka akan berebut menggunakan tubuh sempurna Min-ah.
Tidak hanya untuk memperebutkan hati Geon-woo, tapi juga mempertanyakan pribadi
yang Geon-woo suka sebenarnya. Sayang sekali.
Untungnya, bagian akhirnya cukup
menegangkan. Jae-hee tiba-tiba jadi egois, mengejutkanku dan jadi tambah benci
deh hahaha. Min-ah yang semula terlihat licik jadi pihak yang ‘teraniaya’.
Fakta yang mengejutkan dari masa lalunya agak keluar dari cerita, tapi bisa
dibilang twist yang oke. Detik-detik
terakhir yang memutuskan siapa yang berhak hidup dalam tubuh Min-ah sangat
rame. Di bagian itu aku akhirnya mengerti kenapa judul novel ini agak dark. Aku super deg-degan saat
membalikan halaman demi halaman terakhir. Cerita berakhir cukup memuaskan.
Walaupun Jae-hee dan Min-ah tidak bersilangan, mereka berubah dan menjadi
seseorang yang lebih baik. Dan misteri pertukaran badan itu tetaplah misteri
yang tidak bisa dijelaskan.
At last, walaupun Wishing
Her to Die tidak sepenuhnya memiliki misteri yang kuharapkan, ceritanya
cukup menghibur. Bagian awalnya terasa sedikit panjang, tapi begitu Jae-hee dan
Min-ah bersinggungan, konflik muncul dan menarik untuk diikuti. Aku hanya
menyayangkan kedua tokoh utama itu tidak terlibat dalam suatu momen di mana
mereka bisa ‘berteman’ :)
apakah kamu pada akhirnya terkena haru syndrome juga? ahhaha :v
ReplyDelete