Nita Trismaya
252 Halaman
Plotpoint, Juni 2013
Rp. 15.000,-
(Promo Diskon Bentang PengenBuku)
Mikka dan Cheri jadi pacar di saat yang salah: waktu Mikka lulus SMA.
Cheri tetap di Jakarta dan Mikka kuliah di Melbourne. Kalau dulu Cheri kangen,
maka Mikka tinggal naik vespa bututnya ke rumah Cheri. Kalau dulu Cheri mau
nelepon, dia tak perlu bergantung sama koneksi internet untuk Skype dengan
Mikka. Kalau dulu Cheri kesepian, akan selalu ada Mikka di sampingnya.
Masalahnya sekarang yang di samping Cheri adalah Ebran. Ebran, cowok
baru di sekolah, yang mau melakukan apa saja demi Cheri. Semakin Cheri berusaha
menjauh, semakin Ebran nekat mendekat.
Cheri jadi pusing. Ternyata masalah utama LDR bukan cuma rindu beda
waktu atau rindu yang ribuan kilometer jauhnya. Masalah utamanya cuma satu:
siapa yang benar-benar Cheri butuhkan?
Cherish Cheri adalah salah satu buku yang kuborong dalam promo
diskon di toko buku online tahun
lalu. Menjelang akhir tahun ini aku sedang ‘membersihkan’ buku-buku yang sudah
lama kubeli tak kunjung dibaca juga. Buku ini jadi pilihan pertama karena tidak
terlalu tebal dan temanya yang ringan. Pasti tidak terlalu sulit untuk dibaca,
kan?
Let’s review it :D
"Coba
deh lo pikir baik-baik. Secara logika, ngapain juga pacaran tapi nggak pernah
ketemu, terus ke mana-mana sendirian atau pergi sama orang lain. Percuma dong.
Ya, kan?" – halaman 54
Cheri dan Mikka menjalani
hubungan jarak jauh. Cheri di Jakarta, bersiap-siap menghadapi ujian nasional,
sedangkan Mikka di Melbourne, mempelajari ilmu bisnis. Mereka berkomunikasi
secara rutin lewat Skype tapi sering terhalangi oleh perbedaan waktu dan
koneksi internet. Selama Mikka pergi, Cheri, yang sudah mendapatkan tempat di keluarga
Mikka di Bandung, diundang ke acara ulang tahun mama Mikka. Di sana dia
berkenalan dengan Ebran, cowok yang kagum dengan selera makan Cheri yang tak
kira-kira.
Kembali ke Jakarta, Cheri
menemukan bahwa Ebran adalah murid baru di sekolahnya. Cowok itu mulai sering
bergabung bersama Cheri dan teman-temannya, Thomas, Dodi, Kenny dan Andi. Dia
bersedia melakukan apapun untuk bisa dekat dengan Cheri, mulai dari jalan-jalan
pakai angkutan umum, membayar pesanan makanan mereka, dan berkunjung ke rumah
Cheri untuk memenangkan hati kakek nenek. Ebran juga mulai mengoyahkan perjuangan
Cheri menjalani hubungan LDR. Tapi dia lupa kalau dia juga berencana berkuliah
di luar negeri. Jika dia berhasil memenangkan Cheri, dia juga akan menjalani
hubungan LDR dengannya.
"Seseorang
tidak akan pernah berhenti mencintai karena dia memang tidak punya alasan untuk
tidak lagi mencintai. Kalau ada orang yang bilang bisa berhenti mencintai, itu
karena dia memang tidak mau mencintai, tapi hanya ingin dicintai." –
halaman 216
Cherish Cheri punya cerita remaja yang ringan dan cukup menghibur.
Dengan gaya penulisan yang pas, kegalauan LDR-nya jadi tidak terlalu
berlebihan, pas. Hubungan cinta antara Cheri dan Mikka terbilang sehat dan
positif. Mereka saling mendukung dan berusaha untuk jujur agar hubungannya
tetap bertahan. Selain itu, cerita juga penuh dengan keseruan anak sekolah
bersama teman-temannya di penghujung tahun ajaran. Cheri dan teman-teman
cowoknya punya kebiasaan yang sama, makan banyak dan saling comot punya orang
hahaha. Nama berbagai makanan, dan porsinya yang nggak kira-kira, terus muncul.
Dari yang sederhana seperti mie rebus di tenda pinggir jalan sampai pesta bakar
berbagi jenis seafood di pantai.
Pembatas bukunya unik tapi gak berhubungan sama ceritanya sama sekali
Selipan makanan dalam cerita
biasanya menggodaku untuk ikut makan juga, minimal jadi ngiler lah. Tapi yang ini
tidak terlalu. Mungkin karena mereka kebanyakan makan fast food. Selama ini, aku gak pernah mesen dan makan fast food lebih dari paket nasi atau
kentang atau porsi kecil yang terjangkau. Ngebayangin mereka makan paket
standar ditambah menu-menu lain, membuatku enek sendiri. Kurangnya deskripsi
tentang makanan itu juga sepertinya membuat nafsu makanku menolak untuk muncul.
Tak hanya soal makanan, penjelasan untuk hal-hal lain juga minim. Sepanjang cerita,
dialog lebih mendominasi. Jadi ceritanya terasa sangat cepat.
Untuk para tokohnya, Cheri cukup
unik dengan selera makannya. Dia cepat akrab, terutama dengan cowok. Untungnya dia
juga cepat sadar akan potensi ‘perselingkuhan’ saat Ebran semakin dekat. Tetapi
semakin lama, porsinya semakin sedikit. Dia jadi pasif gitu. Yang heboh adalah
Ebran dan Mikka yang memperebutkannya. Ebran, yang kupikir bisa seimbang dengan
karakter Mikka, ternyata mengecewakan. Dia ini cowok yang terlalu dimanja dan
berpikir kekerasan bisa menyelesaikan masalah. Lain dengan Mikka yang bisa
kocak dan dewasa di saat-saat yang pas. Untuk teman-teman cowok Cheri, walaupun
tidak ada penjelasan tentang karakter mereka, dialog, cara berpakaian dan jenis
pesanan mereka menyuarakannya dengan cukup jelas. Sayangnya, jumlah mereka
kebanyakan sehingga nama-namanya tidak ada yang berbekas.
At last, Cherish Cheri
bisa menghibur dengan ceritanya yang ringan dan seru. Gaya tulisannya pun cocok
untuk cerita yang penuh jokes ini. Tapi dialog yang terlalu mendominasi dan
tokoh sampingan yang terlalu banyak, sulit membuat pembaca terkenang dengan
ceritanya. Semoga saja penulis bisa lebih baik di karya selanjutnya ;D
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D