Ignite Me

by - 11:06 PM

Tahereh Mafi
295 Halaman
HarperCollins, 2014

The heart-stopping conclusion to the New York Times bestselling Shatter Me series, which Ransom Riggs, bestselling author of Miss Peregrine’s Home for Peculiar Children, called “a thrilling, high-stakes saga of self-discovery and forbidden love.”

With Omega Point destroyed, Juliette doesn’t know if the rebels, her friends, or even Adam are alive. But that won’t keep her from trying to take down The Reestablishment once and for all. Now she must rely on Warner, the handsome commander of Sector 45. The one person she never thought she could trust. The same person who saved her life. He promises to help Juliette master her powers and save their dying world . . . but that’s not all he wants with her.

The Shatter Me series is perfect for fans who crave action-packed young adult novels with tantalizing romance like Divergent by Veronica Roth, The Hunger Games by Suzanne Collins, and Legend by Marie Lu. Tahereh Mafi has created a captivating and original story that combines the best of dystopian and paranormal, and was praised by Publishers Weekly as “a gripping read from an author who’s not afraid to take risks.” Now this final book brings the series to a shocking and satisfying end.

Aku tidak percaya bisa merasa begitu semangat untuk membaca Ignite Me, buku dari satu seri yang tidak sukai. Semua hal yang kukritik di buku-buku sebelumnya malah membuatku semakin menanti-nanti akhir ceritanya. Aneh tapi itulah yang terjadi. Now, let’s review it! :D

".. revenge
I think
has never looked so sweet."

Juliette Ferrans terbangun di markas Sektor 45, tepatnya di kamar Warner. Dia langsung teringat pada perang antara Omega Point dan The Reestablishment dan juga pengalaman mengerikan di markas tersebut. Warner menjelaskan setiap alasan di balik tindakan kejamnya itu dan membuat Juliette mengubah pikirannya tentang laki-laki itu. Warner juga menceritakan kekalahan telak yang didapat oleh Omega Point. Di bawah perintah Anderson, pimpinan The Reestablishment sekaligus ayah Warner, Omega Point tinggal lubang hitam yang sangat besar. Juliette berencana membalas semua itu dan Warner bersedia membantunya.

Langkah pertama, Juliette mengunjungi tempat yang dulu adalah Omega Point, bersama Warner. Kenji ternyata masih hidup dan membawa Juliette ke tempat tinggal lama Adam Kent, di mana beberapa anggota Omega Point yang selamat berada. Juliette membagi rencana balas dendamnya dan pilihannya untuk bekerja sama dengan Warner. Adam marah, tidak setuju, dan menolak segala perubahan yang terjadi pada Juliette. Juliette jadi meragukan perasaannya kepada Adam. Di sisi lain dia juga tertarik dengan Warner dan laki-laki dengan jelas menyatakan perasaannya. Juliette belum bisa membalasnya karena kekuatan sentuhannya masih sulit untuk dikendalikan. Tetapi dia mantap dengan rencananya dan tidak akan membiarkan apapun menghalanginya.

"This isn’t about Adam or Warner. This is about me and what I want. This is about me finally understanding where I want to be in ten years. Because I’m geoing to be alive, Kenji. I will be alive in ten years, and I’m going to be happy. I’m going to be strong. And I don’t need anyone to tell me that anymore. I am enough, and I always will be."

Kabar gembira! Berbeda dari dua buku sebelumnya, Ignite Me tidak membuatku kebingungan apakah aku suka atau tidak dengan ceritanya. Well, masih sih tapi tingkat kebingungannya tidak begitu tinggi. Yang lebih banyak muncul di pikiranku, dari awal cerita sampai akhir, adalah syok dan tidak mengenali siapa yang berperan sebagai tokoh utama. Oh, itu masih Juliette, ya. Tapi dia sangat berbeda. Tidak ada Juliette yang rapuh dan selalu galau dengan perasaannya dan kekuatannya. Yang ada adalah Juliette yang semangat untuk membalas semua perbuatan keji The Reestablishment kepada Omega Point dan dirinya juga.

Karakter baru Juliette ini membawa perbedaan pada banyak hal. Beberapa malah menyangkut hal-hal yang sebelumnya sangat tidak kusukai. Pertama, gaya penulisannya jadi lebih to the point. Tidak ada tuh kalimat-kalimat puitis yang menjelaskan efek kehadiran Adam atau Warner pada tubuh dan hati Juliette. Jika ada, tidak terlalu berlebihan dan termasuk ‘normal’. Kedua, tokoh-tokoh lain juga mengalami perubahan karakter yang cukup signifikan. Di mulai dari Adam. Karena Juliette sudah bisa menyalurkan kegalauannya kepada misi balas dendam, semua drama kini berpusat pada Adam. Hilang sudah Adam yang lembut dan penuh perhatian yang siap melindungi setiap saat. Adam yang ini terlalu kaget untuk menerima bahwa gadis yang dicintainya jadi kuat dan bisa mengambil keputusan sendiri. Dramaaaaaa!

Lalu berpindah ke Warner. Tidak ada pemuda berdarah dingin yang bertindak seenaknya. Semua penjelasan untuk perbuatan kejinya dulu sukses memutarbalikkan anggapan yang sudah tertanam di otak Juliette. Dia menjadi tokoh yang lebih karismatik dan menarik dari sebelumnya. Tapi aku tidak langsung menganggap Warner di pihak yang baik karena semua alasan itu terlalu dipaksakan. Aku baru lumer saat mereka mulai berdamai dan menerima setiap daya tarik yang dimiliki masing-masing. Hubungan mereka sangat intens. Tapi berbeda dengan intens dengan Adam yang penuh drama, intens dalam kamus Warner melibatkan adegan yang hot hot hot. Sekarang aku mengerti kenapa semua pembaca begitu cinta sama Warner. Cuma aku tidak percaya semua ini ada di novel yang dulu punya tokoh utama yang lemah. Cara deskripsinya mengingatkanku pada novel romance adult erotica.

Walau banyak tokoh yang berubah 100%, aku senang Kenji masih tetap seperti dulu. Humoris, bisa diandalkan, dan setia kawan, apalagi dengan Juliette. Sayangnya aku tidak suka dengan cara Juliette menyampaikan semua informasi pentingnya kepada Kenji. Semuanya diucapkan dalam dialog yang cukup detail. Pengulangan yang kurang efektif menurutku. Karena banyak dialog itu, ceritanya tidak terasa menegangkan dan kurang adegan aksi. Tidak ada klimaks kecil di pertengahan seperti dua buku sebelumnya. Mereka terlalu sibuk mempersiapkan diri untuk perang, berlatih, mengatur strategi , dan mengurus konflik hati masing-masing. Terasa agar datar dan membuatku bertanya, ‘kapan perangnya?’ Saat hari yang ditunggu tiba, perang itu berakhir begitu cepat. Pergi, tembak-tembak, beres, pulang, huraaaay kita menang!, dan cerita pun berakhir. Penyelesaian buat konflik lainnya, seperti hubungan misterius antara Adam dan Warner juga ternyata beres begitu saja. Terus buat apa dari kemaren harap-harap cemas? Sedikit mengecewakan.


At last, walaupun cara mengakhiri ceritanya tidak begitu memuaskan dan kurang adegan aksi, Ignite Me sebuah penutup seri yang cukup baik. Aku terkaget-kaget dengan perubahan yang signifikan untuk karakter tokoh-tokohnya, alur cerita, dan gaya penulisannya. Hanya saja aku berharap bisa lebih dari ini. Semoga tv show-nya nanti bisa mengembangkan dan menambahkan hal-hal bagus untuk menutupi kekecewaan ini :)

You May Also Like

0 comment(s)

Thanks for leave your comment :D