Meet Lame

by - 11:37 PM

Christian Simamora
296 Halaman
Twigora, November 2015

Dear all,

Saat ini, aku sedang terlibat perasaan dengan dua orang cowok sekaligus.

JANIEL...
Bahkan sampai detik ini pun, Janiel masih belum ada tanda-tanda ngeh mengenai betapa patah hatinya aku karenanya. Yah, aku memang nggak ada rencana untuk memberi tahu sih—buat apa juga? Memangnya situasi bakal berubah? Memangnya Janiel punya perasaan terpendam juga padaku sehingga pernyataan cintaku itu mendorongnya untuk memutuskan Putri dan memacariku?

DANIEL...
Hari itu, di hari perpisahan itu, aku melakukan sesuatu yang percuma juga untuk aku sesali. Daniel Kelvin Vincensius—itu nama panjangnya—mencuri ciuman dan keperawananku pada hari yang sama. Meninggalkan Indonesia beberapa jam kemudian. Membiarkan aku bertanya-tanya tentang arti kebersamaan singkat itu selama bertahun-tahun... sampai akhirnya aku capek sendiri.

JANIEL atau DANIEL?
Atau lebih baik nggak dua-duanya saja? Aku lagi nggak kepengen bermain-main dengan perasaan dan kebahagiaanku sendiri. Apalagi karena kamu dan aku sama-sama tahu: love hurts, love gives you pain. 

You know what... FUCK LOVE! Maybe this is for the best. Sekian dan terima kasih.

Tertanda, 

AKU YANG LAGI STRES SENDIRI

Aku sudah baca sebagian cerita Meet Lame yang semula dipublikasikan lewat Wattpad. Tapi itu sudah lama sekali. Jadi agak lupa dengan ceritanya. Yang aku ingat adalah dua nama cowoknya yang cuma beda huruf depan hahaha. Kabar terbit versi cetak ini cukup mengejutkan. Karena aku lebih fokus pada Tiger On My Bed yang merupakan buku pertama dari seri baru #VimanaSingles. Namun, siapa sih yang nggak tergiur dengan double release buku penulis favoritmu? Detik pertama muncul kabar pre-order-nya, aku langsung pesan dan transfer di hari yang sama. Now, let’s review it! :D

"’Cepat atau lambat, akan ada yang sadar bahwa lo adalah orang yang dicarinya selama ini. pasangan paling tepat untuk menemani sampe akhir hayat.’
‘Tuh, cowok pasti fiktif deh. Deskripsinya aka udah bullshit banget.’" – halaman 56-57

Aku adalah wanita lajang yang sudah menginjak umur 30. Saat sedang sibuk mengurus toko baju daringnya, Aku mendapatkan pesan dari Janiel. Teman SMA-nya itu kagum dengan kesuksesan toko daring Aku. Dia ingin mencoba berbisnis juga dan meminta Aku untuk membimbingnya. Karena pesona Janiel dan rasa terpendam yang muncul kembali, Aku tidak bisa menolaknya. Kedekatan mereka tidak menghasilkan apa-apa karena Janiel ternyata sudah punya pacar, Putri.

Di saat patah hati, Aku diberitahu oleh Ibunya bahwa tetangga mereka dulu, Daniel, akan numpang menginap di rumahnya. Aku sangat membenci Dani. Mereka dulu memang akrab. Tetapi sebelum pindah, Dani mengambil hal yang paling berharga dari Aku dan tidak memberikan kejelasan apa-apa selama bertahun-tahun. Tidak siap, Aku terpaksa meminta bantuan Janiel. Kehadiran cowok itu membawa masalah dan kejutan lain, salah satunya perasaan Dani sebenarnya.

"Dani benar. Cinta bukan sekadar perasaan, ada tanggung jawab yang menyertainya.
Sayangnya, perasaanku masih belum siap untuk semuanya itu. Aku takut kehilangan lagi." – halaman 209

Meet Lame dipenuhi adegan-adegan panas mengigit di awal dan bagian-bagian manis yang cukup mengharukan di bagian akhirnya. Mungkin terdengar seperti alur cerita di novel-novel penulis sebelumnya. Tetapi di sini, sudut pandangnya menggunakan orang pertama yang namanya tidak diungkap, bahkan sampai cerita berakhir. Wow, butuh keteguhan hati untuk terus mempertahankan kemisteriusan itu haha. Selain itu tokoh utamanya punya bisnis yang oke dan digambarkan tidak begitu sempurna secara fisik. Walaupun ngaku perawan tua dan gendut, tetep loh bisa bikin cowok cakep nempel. Malahan ada dua, kuulangi DUA COWOK yang berputar-putar di kehidupan si tokoh utama. Mereka sama-sama hot-nya, cuma beda huruf nama depan saja.

Porsi kehadiran Janiel dan Daniel cukup seimbang lah. Janiel yang pertama dikenalkan, lalu Daniel. Setelah itu mereka bergantian muncul, mengusik pertahanan hati si Aku. Jika Dani tidak ada di tempat kejadian, Janiel siap sedia membuat si Aku mabuk kepayang. Kalau Janiel pergi, Dani tidak segan untuk melancarkan ‘serangan’-nya. Lalu apa yang terjadi saat keduanya sama-sama hadir? Perasaanmu dijamin kacau, antara kesenangan dan bingung. Aku (bukan si Aku dalam cerita ;p) sendiri pusing lebih suka yang mana hahaha. Janiel ini tipe ‘teman’ yang asyik dan nyaman, tapi Dani lebih berani mengambil resiko dan penuh kejutan. Makanya begitu pilihan sudah ditentukan, aku agak terkejut. Tapi dipikir-pikir, aku memang lebih suka nama, penampilan fisik, dan usaha pendekatan YANG ITU. Puas deh!

Walaupun sukses tertawa terpingkal-pingkal dengan dialog tiga tokoh itu dan akhirnya mendapatkan ending yang tak terduga, aku tidak terlalu puas dengan bagian lain. Novel ini terasa sangat singkat, kurang berkesan, dan ehem, adegan hot-nya kurang banyak. Pokoknya berbeda dengan karya penulis sebelumnya. Perasaan ini muncul mungkin karena ini pertama kalinya aku baca cerita penulis dalam sudut pandang orang pertama. Kehidupan si tokoh utama memang mendapatkan semua perhatian dan itu membuat karakternya menarik. Tetapi aku kurang dekat dan mengenal tokoh-tokoh penting lain. Pengen tahu lebih banyak dan dalam tentang kelebihan dan kelemahan dua cowok itu. Lalu aku juga sudah membaca sebagian besar isinya dulu. Ternyata tidak terlalu banyak perubahan, sampai-sampai ada detail yang tidak sinkron atau diperbaharui. Contohnya, mereka pergi menonton The Hunger Games: Catching Fire di akhir tahun 2015. Seharusnya film sekuel yang mereka tonton adalah Mockingjay Part 2. Karena itu, mudah saja memori pengalaman baca di Wattpad itu muncul kembali. 

Moment ‘déjà-vu’ itu untungnya hanya terjadi di bagian awal saja. Setelah rasa familiar itu hilang, aku mulai bisa menikmati cerita. Tapi ceritanya ternyata sudah mau habis dan kali ini ceritanya penuh kalimat-kalimat penuh perasaan yang tidak siap aku terima. Inginnya sih muncul bagian goda-menggoda seperti di awal cerita. Lagi-lagi karena sudah tahu, bagian itu tidak terasa gereget lagi. Tapi harus diakui saat pertama kali membaca bagian di dapur itu, aku sempat gemeteran panas dingin. Terlepas dari itu, sebenernya kehadiran dua cowok itu sendiri sebenarnya sudah membuat situasi bergejolak.

At last, Meet Lame mempunyai cerita yang bergejolak dengan menghadirkan dua cowok sekaligus. Dengan sudut pandang orang pertama, pembaca bisa merasakan langsung susahnya menolak pesona mereka berdua. Memang banyak elemen berbeda yang tidak berhasil menghiburku seperti novel-novel penulis sebelumnya. Tapi anggap saja petualangan Aku ini sebagai hidangan pembuka untuk seri dan novel baru selanjutnya ;)

You May Also Like

0 comment(s)

Thanks for leave your comment :D