Tuesday, July 21, 2009

There’s Some Problem To Find Who’s The Real One


Here is The Real Azid Prolog!


Aku yakin kalau ini adalah sebuah lelucoan. Salam itu juga hanya untuk membuatku jadi bahan olok-olokan kelompok mereka. Tapi teman-teman yang lain begitu percaya dan yakin kalau itu kenyataan.
Mengambil alasan dengan merk dan model sepatu kita yang sama, dia mencoba mendekatiku lagi. Aku masih tak acuh dan menghindarinya. Dia pergi dan aku merasa sangat lega.
Ternyata semua itu baru dimulai. Dia kembali dengan berbagai usaha khas anak kecil. Aku agak ketakutan dan lari menjauh. Dia tidak berhenti sampai disana. Sepucuk surat kini datang lewat teman dekatku. Hatiku mulai kagum, walaupun dengan isinya yang kekanak-kanakan.
Lalu aku mulai memperhatikannya. Beberapa kali kesempatan untuk dekat datang, tapi tak dimanfaatkan sedikitpun olehku dan juga dia. Dia berubah.
Kini aku yang mengaguminya tanpa bertindak apapun. Kemudian kesempatan benar-benar hilang dan kita tak pernah lagi bertemu. Tapi dia selalu dihati. Karena dia cinta pertamaku.


Ini sebenarnya salah satu halaman diary yang dirubah kalimatnya. Aku kurang puas untuk ini. Pengennya kayak prolog cerita lain yang ngegambarin konflik sebelum tokoh utama datang atau latar belakangnya.
Saat aku ngetik ini, aku ketawa-tawa dan geli banget dengan tulisan aku sendiri. Apalagi di bagian sang tokoh dan cowoknya SMSan. Aku juga merasa banyak kekurangan dalam bagian setting dan waktu. Pusing sendiri mikirinnya juga.

For information,
The diary,

The book,

Nb: aku lihat tayangan CCTV di JW Marriot, dimana laki-laki yang dianggap dalangnya datang naik taksi dan diperiksa dua kali sebelum akhirnya check in. Detectornya gak nyala sama sekali, dia kayak mau nginep doang aja. Gila!! Dan beberapa hari setelahnya, bom itu meledak di lobi. Sayang kepintaran itu dipake buat kejahatan.

2 comments:

Thanks for leave your comment :D