Wednesday, September 5, 2012

Semburat Senyum Sore


Vinca Callista
Soft cover.  245 pages.
Penerbit Atria, Mei 2011 (cetakan I)

"Kalau kita enggak bisa dapet apa yang kita suka, lebih baik kita suka apa yang udah kita dapet ...."

Langit kini sedang cerah dan mendung -- bahagia dan sedih. Akhirnya dia mendapat kesempatan untuk membuat film; seperti yang diinginkannya selama ini. Namun, dia merasa tertekan karena mamanya memaksa Langit untuk cepat lulus kuliah. Dia juga mendapat kesempatan untuk dekat dengan Thyo, tapi cowok itu menyayangi cewek lain. Lagi pula, ada Arda yang mulai mendekatinya, membuat kekecewaan Langit kepada Thyo terobati.

Langit yang cuek terhadap hidup dan lingkungan sekitarnya berubah setelah dia mengenal Nenek Romlah. Wanita itu dan cucu laki-lakinya menyadarkan langit bahwa semua hal yang dimilikinya saat ini patut disyukuri, termasuk orang-orang yang selama ini dianggap Langit tidak menyayanginya.

Semburat Senyum Sore adalah satu satu novel dari lima novel yang aku pilih sebagai hadiah lomba resensi Dunsadari penerbit Atria. Kenapa pilih novel ini? Alasan pertamanya mungkin karena penulisnya, Vinca Callista, yang juga menulis Dunsa. Aku agak penasaran sama novel yang lebih dulu terbit sebelum Dunsa ini. Dua novel yang berbeda genre, satu teenlit dan satu lagi fantasi, bikin penasaran, kan? Alasan kedua, tentunya dari covernya yang punya warna yang menarik dan cerah. Siapa coba yang nggak tertarik membacanya? ;)

Mari mulai membahas isinya. Setiap bab diawali dengan sebuah kalimat mutiara yang bener-bener bikin aku mikir. Setiap kalimat mutiara itu juga jadi semacam refleksi dari alur cerita dalam bab tersebut. Ini yang bikin aku mikir bahwa Semburat Senyum Sore itu bukan sekedar novel teelit yang isinya tentang cinta-cintaan dan galaunya remaja. Hal-hal itu sebenarnya masih ada untuk menjadi bumbu-bumbu kehidupan, tapi semuanya dituangkan lebih dewasa dan realistis. Jadi setelah kita membaca habis novel ini, aku seperti diisi “sesuatu”. Bukan cuma khayalan tentang kisah cinta yang bikin iri, tapi juga nilai-nilai kehidupan. Semua itu aku dapat dari kacamata kehidupan tokoh Langit J

Siapa sih Langit? Namanya unik banget? Keunikannya akan dibahas lebih dalam besok, dipostingan selanjutnya. Wait and see J

“Pada awalnya, keikhlasan memang selalu bertentangan dengan kehilangan” – hal 74

Seperti sudah dibahas diatas, Semburat Senyum Sore bukanlah novel teenlit pada umumnya. Tapi itu bukan berarti kita tidak bisa menikmati dan mengambil sesuatu yang baik darinya. Recommended J


No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D