J.K. Rowling
432 Halaman
PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001 (cetakan kedelapan)
Rp. 57.500,-
Harry Potter sudah tidak tahan lagi melewati liburan musim panas bersama keluarga Dursley yang menyebalkan, dan dia ingin sekali bisa segera kembali ke Sekolah Sihir Hogwarts. Tetapi tiba-tiba muncul makhluk aneh bernama Dobby, yang melarangnya kembali ke sana. Malapetaka akan menimpa Harry kalau dia berani kembali ke Hogwarts.
Dan malapetaka betul-betul terjadi. Karena pada tahun keduanya di Hogwarts muncul siksaan dan penderitaan baru, dalam wujud guru baru sok bernama Gilderoy Lockhart, hantu bernama Myrtle Merana yang menghantui toilet anak perempuan, dan perhatian tak diinginkan dari adik Ron Weasley Ginny.
Tetapi semua itu cuma gangguan kecil dibandingkan dengan bencana besar yang kemudian melanda sekolah: Ada yang mengubah murid-murid Hogwarts menjadi batu. Mungkinkah pelakunya Draco Malfoy yang jahat, pesaing utama Harry? Mungkinkah dia Hagrid, yang riwayat masa lalunya akhirnya terbongkat? Atau, mungkinkah pelakunya anak yang paling dicurigai semua orang di Hogwarts... yakni Harry Potter sendiri???
Tersihir oleh keajaiban dunia sihir dari sudut pandang Harry Potter pada buku pertama, Harry Potter dan Batu Bertuah, aku mulai melanjutkan ke buku kedua, Harry Potter dan Kamar Rahasia dengan harapan yang cukup tinggi. Harapan itu sendiri yang membawa aku kecewa karena isi buku ini tidak seperti yang aku inginkan. Ceritanya masih menakjubkan, membuat aku ingin baca terus, hanya saja seri ini terasa begitu banyak teror dan kejadian-kejadian yang tidak mengulang keasyikan di seri pertama. Hal itu memang bagus tapi tetap saja tidak cocok dengan selera aku :O
So, jika di postingan tentang buku pertama aku ngasih daftar bagian kesukaan, untuk postingan buku kedua ini aku ngasih kejadian-kejadian yang bikin aku sebel dan geretan XD
1. Kehadiran Dobby, si Peri Rumah
“Makhluk kecil di tempat tidur itu bertelinga lebar seperi kelelawar dan bermata hijau menonjol sebesar bola tenis.” – halaman 20
Harry Potter (dan juga aku sebagai pembaca) baru saja tahu mengenai dunia sihir dan ingin terus belajar dan mencari tahu informasi terbaru sebanyak-banyaknya. Makanya setiap ada kejadian, kebiasaan, atau pun makhluk sihir baru yang datang, aku berharap bisa mengenal dunia ini melalui kacamata Harry. Sayangnya makhluk terbaru yang ada di buku kedua ini tidak memberikan kesan yang menawan. Bahkan dunia sihir juga punya kelas bawah yang menyedihkan dan tertindas. Contohnya Dobby, si peri rumah yang tega menyiksa dirinya sendiri karena melakukan hal-hal yang melanggar kewajibannya sebagai budak penyihir. Dia mengetahui bahwa di tahun ajaran baru akan terjadi sesuatu yang berbahaya, terutama untuk Harry Potter. Dia berusaha melindunginya dan melakukan apapun untuk menahan Harry kembali ke Hogwarts. Dobby ini bikin kesel dan penasaran!!!
“Harry Potter harus bilang dia tidak akan kembali ke sekolah . .” – halaman 29
2. Melewatkan Upacara Seleksi (dan Gunungan Makanan di Aula Besar)
“Dan bahkan penyihir di bawah umur diizinkan menggunakan sihir, kalau keadaan benar-benar darurat, pasal sembilan belas atau entah berapa dalam Pembatasan Hal-Hal . .” - halaman 89
Masih berkaitan dengan si peri rumah yang mengenakan pakaian kumuh. Dobby menyegel peron sembilan tiga perempat sehingga Harry dan Ron (dan Hedwig dan barang-barang mereka) tidak bisa menembus palang rintangan dan ketinggalan kereta Hogwarts Express. Mereka terpaksa menggunakan mobil terbang tanpa izin, menabrak Dedalu Perkasa, dan ketinggalan Upacara Seleksi (dan juga makanan pembuka, utama da penutup yang pastinya super lezat). Sialnya mereka harus tertangkap Professor Snape. Untungnya Professor McGonagall datang tapi tidak mengizinkan mereka mengikuti pesta. Dia lambaikan tongkatnya dan membuat Harry dan Ron makan seadanya.
“Sepiring besar sandwich, dua piala perak, dan seteko jus labu kuning dingin muncul seiring bunyi ‘plop’” – halaman 105
3. Pergi ke Pesta Ulang Tahun Kematian
“Janji harus ditepati. Kau sudah berkata akan datang ke Pesta Ulang Tahun Kematian” – halaman 163
Lagi-lagi mereka ketinggalan pesta asyik, kali ini Halloween dan terpaksa pergi ke pesta kematian. Pesta kematian bisa dibilang hampir sama dengan Halloween. Hanya saja para tamunya tidak perlu repot-repot berdandan ala makhluk tak bernyawa, because they already are :p
“Sir Nicholas de Mimsy-Porpington
Meninggal 31 Oktober 1492”
- halaman 166
4. Hermione ‘membatu’ :(
“Hermione terbaring diam, matanya terbuka, pandangannya kosong” – halaman 319
Hermione mempunyai peran yang sangat besar untuk mengungkap kejadian misterius dan mengerikan yang sedang terjadi di Hogwarts. Dia tahu banyak hal dan bisa melindungi Harry dan Ron dengan kemampuan sihirnya. Tapi fakta bahwa dia lahir dari keluarga non penyihir membawa malapetaka sendiri. Dia ikut membatu bersama korban-korban lain dan ini kejadian yang sangat mengejutkan di sepanjang buku kedua ini :( Untungnya Hermione membatu bersama sebuah informasi yang bisa menjadi solusi untuk kejadian di Hogwarts :)
“Bukan pekerjaan gampang. Tangan Hermione mencengkeram kertas itu erat sekali, sehingga Harry yakin kertas itu akan robek” - halaman 360
Itulah empat hal yang menjadikan Harry Potter dan Kamar Rahasia menjadi seri Harry Potter yang paling aku kurang sukai. Tapi aku tidak bisa menyangkal bahwa semua kejadian itu membuat cerita lebih rame dan tidak gampang untuk ditebak :)
Kadang apa yang kita baca tidak sesuai keinginan kita mbak.. ini harusnya malah jadi motivasi menulis cerita yang disukai pembaca :)
ReplyDelete