Lessons Learnt #2: #TanyaPenulis bersama Robin Wijaya dan Windry Ramadhina

by - 3:04 PM

#TanyaPenulis yang dipersembahkan oleh penerbit Gagas Media ini adalah sebuah program yang dirancang untuk mempertemukan pembaca dengan penulis favoritnya. Sebelumnya pembaca diminta untuk mengajukan pertanyaan lewat akun Twitter milik penerbit, @GagasMedia dengan menyertakan hashtag penulis yang bersangkutan. Lalu penulis tersebut akan memilih beberapa pertanyaan untuk dijawab dalam sebuah video. Baca bagian pertamanya disini dan mari lanjut ke penulis selanjutnya ;)


Penulis Ketiga
Robin Wijaya (@robinBIEwijaya)
Buku yang udah aku baca:
Menunggu dan Roma: Con Amore

The question:
00:39
"Kok bisa sih kak, dapetin kata-kata yang jleb-jleb banget buat novelnya?"

His answer:
" . . . Saya juga gak tahu kenapa kalo nulis senengnya yang kayak gitu. Biasanya sih ngalir aja. . .  Mungkin ini kali ya, karena saya seneng ngumpulin quotes atau seneng baca puisi, gitu. Biasanya sih yang galau-galau juga, gitu. Jadi, mungkin, efeknya jadi ke tulisannya jadi ikutan kayak gitu."

The question:
01:44
"Kak Bin, rahasianya apa bisa bikin saya jatuh cinta mati sama novel-novel tulisan Kak Bin?"

His answer:
" . . . Kayaknya nggak ada rahasianya deh. So far sih saya menulis apa yang mau saya tulis. Berdasarkan apa yang ada di kepala. Mungkin emosinya pada saat itu seperti apa, saya bawakan dalam bentuk tulisan."
The question:
04:20
"Apa hal paling disuka dari menulis novel?"

His answer:
"Yang paling disuka dari nulis novel, yang pertama sih saya bisa menyalurkan kegalauan. Itu yang pertama. Yang kedua, ada hal-hal yang kadang kita tidak bisa sampaikan secara verbal tapi hmm dengan menulis ini saya bisa menyampaikan ke pembaca, gitu. Terus dari nulis novel juga saya bisa berimajinasi. Saya bisa menciptakan dunia yang saya inginkan. Saya bisa menjodohkan orang-orang yang mungkin tidak bisa dijodohkan di dunia nyata."

Penulis Keempat
Windry Ramadhina (@windryramadhina)
Buku yang udah aku baca:
Montase

The question:
03:59
"Pengen nanya kenapa kak Windry bisa banget bikin novel yang settingnya kuat banget? Kayak Montase loh"

Her answer:
"Mungkin pada dasarnya, aku seorang arsitek. Jadi aku sangat memperhatikan sesuatu tentang lokasi, tempat, bangunan dan secara nggak sadar saat aku menulis, aku sering menceritakan detail-detail mengenai lokasi. Itu yang pertama. Lalu kalo bukan arsitek jadi nggak bisa? Bukan begitu. Bisa, kita tinggal latihan aja. Ada beberapa latihan yang dulu aku sering lakukan. Jadi, cara yang paling mudah adalah kita mencoba mencari gambar yang sesuai dengan setting lokasi yang kita inginkan di cerita. Misalnya, kita ingin menulis sesuatu di kafe. Kita cari gambar sebuah kafe yang sesuai dengan cerita kita dan kita inginkan. Kita perhatikan saja detail-detailnya bagaimana dindingnya, bagaimana lantainya, lalu apakah kursinya itu kayu apa dia itu besi atau kaca. Itu dengan memperhatikan hal-hal yang detail, kita akan bisa menuliskan hal-hal yang detail juga."


The question:
09:20
"Mau tanya, bagaimana caranya menulis dari sudut orang pertama biar menarik"


Her answer:
"Karena kita menulis dengan sudut orang pertama atau 'aku', kita harus memastikan pribadi orang pertama itu menarik atau kalau tidak dia bisa memancing empati dari pembaca. Karena pesan kita tersampaikan atau tidak, tergantung kepada apakah pembaca berempati pada tokoh kita."


The question:
09:57
"Pernah nggak Kakak mengalami gagal dalam menulis novel, misalnya naskah yang Kakak kirim tidak diterbitkan?"


Her answer:
"Pernah, novel saya yang pertama, Orange sebelum diterima di Gagas, ditolak oleh dua penerbit lain. Dan waktu itu yang saya lakukan adalah bertanya kepada penerbit apa saja yang harus diperbaiki lalu saya memperbaiki novel saya dan mengajukan ke Gagas Media. Akhirnya Gagas Media menerima. Jadi saat kita mengirim novel tapi tidak diterima oleh penerbit, bukan berarti melupakan naskah itu dan menulis lagi yang lain. Tapi kita bisa memperbaiki naskah itu lalu dicoba untuk dikirimkan, apakah bisa diterima atau diterbitkan."


The question:
11:30
"Saya ingin menulis novel, tapi merasa tidak cukup pengalaman dan pengetahuan sehingga apa yang ditulis terkesan dangkal. Kakak punya saran?"


Her answer:
"Untuk penulis pemula, jangan takut untuk menulis sesuatu yang memang kamu ingin tulis. Kadang-kadang kita membatasi diri dengan apa yang kita ketahui saja. Tapi kalo kamu, misalnya kamu pengen menulis dunia yang bukan dunianya kamu, kayak saya nulis dunia perfilman padahal saya bukan orang perfilman, tulis aja nggak papa. Kalo kamu merasa nggak punya pengetahuan, itu bisa dilakukan dengan riset. Kamu bisa wawancara, kamu bisa berkunjung ke suatu tempat untuk mempelajari dunia itu, kamu juga bisa membacanya dari buku. Jadi jangan takut untuk pengetahuan, kamu bisa belajar banyak dari buku dan lainnya."

Selain baca transkrip yang aku tulis, jangan lupa tonton videonya. Karena takutnya ada beberapa kata yang tidak terdengar sama aku dan jadinya tidak tertulis. Untuk bagian yang isinya titik-titik, aku lewat karena isinya cuma jokes dan keluar dari hal yang ditanyakan. Semoga penulis-penulis lain bisa menyusul dan memberi inspirasi lebih banyak lagi ;D

Happy Sunday :)

You May Also Like

0 comment(s)

Thanks for leave your comment :D