Nina Ardianti
456 Halaman
Gagas Media, Mei 2013
Rp. 55.000,-
"Semua orang
pernah patah hati. All you have to do is move on."
Aku selalu mengira tak akan bisa hidup tanpa cintanya. Aku lupa, semua luka perlahan-lahan akan sembuh juga. Biarkan saja waktu yang menjadi obatnya.
Saat itu akan tiba, ketika aku benar-benar menerima kenyataan bahwa kini tak ada lagi 'kita'. Sekarang hanya aku, minus dirinya. DIa pergi terlalu lama dan aku terlalu bodoh terus-terusan memikirkan dirinya. AKu bisa hidup tanpa kenangan dan senyumannya. Kalau sebelum mengenal dia saja aku bisa bahagia, apa bedanya bahagia setelah tanpa dirinya?
Aku pasti akan jatuh cinta lagi. Suatu hari nanti... dan dengan yang lebih baik dari dirinya.
Aku selalu mengira tak akan bisa hidup tanpa cintanya. Aku lupa, semua luka perlahan-lahan akan sembuh juga. Biarkan saja waktu yang menjadi obatnya.
Saat itu akan tiba, ketika aku benar-benar menerima kenyataan bahwa kini tak ada lagi 'kita'. Sekarang hanya aku, minus dirinya. DIa pergi terlalu lama dan aku terlalu bodoh terus-terusan memikirkan dirinya. AKu bisa hidup tanpa kenangan dan senyumannya. Kalau sebelum mengenal dia saja aku bisa bahagia, apa bedanya bahagia setelah tanpa dirinya?
Aku pasti akan jatuh cinta lagi. Suatu hari nanti... dan dengan yang lebih baik dari dirinya.
Setiap aku beli novel baru, atau
barang apapun, selalu ada cerita atau alasannya. Untuk novel ini, alasannya
sangat jelas. Aku pengen move on.
Tulisan di bagian atas cover novel ini dan sejuta tweet positif yang aku temui (salah
satunya: ‘andai move one segampang
cerita di novel Restart’) sangat menyakinkan aku buat beli novel ini. Aku udah
nggak peduli dengan sinopsis di bagian belakangnya yang masih aja nggak jelas.
Aku berpikir positif aja deh :D
Syiana Syahrizka Alamsyah
menemukan Yudha, cowok yang sudah berpacaran dengannya selama tiga tahun lebih,
berselingkuh. Dia marah sekaligus bingung. Padahal, dia rasa, hubungannya
dengan Yudha baik-baik saja. Meskipun Syiana penasaran apa yang penjadi
penyebab ketidaksetiaan ini, dia menolak kembali bertatap muka dan semua bentuk komunikasi dari Yudha. Dia memilih
untuk konsentrasi ke pekerjaannya di sebuah bank. Saat ini, di divisinya sedang
sibuk-sibuknya merencanakan acara peluncuran produk terbaru. Rapat-rapat
mematangan acara tersebut membawa Syiana bertemu dengan Ferdian, anggota band
Dejavu, yang biasa dipanggil Ian. Mereka pun mulai menjalin hubungan yang
spesial. Tapi status Ian sebagai selebriti dan pengalamannya cintanya yang
berakhir tragis membuat Syiana ragu dengan hubungan barunya ini.
“Karena satu-satunya
cara untuk mengetahui bahwa hal tersebut merupakan kesalahan adalah dengan membuat
kesalahan itu terjadi. Lalu, pada suatu titik setelah itu, lo menoleh ke
belakang dan saat itulah lo bisa berkata kepada diri lo sendiri bahwa itu
memang sebuah kesalahan.” – halaman 49
Cerita di bagian awal Restart ini
hampir mirip sama kehidupan pribadi aku. Bikin aku ngangguk-ngangguk setuju
gitu. Jumlah babnya cukup banyak, tapi jumlah halaman di setiap babnya lumayan
singkat. Jadi alurnya terbilang cepat dan bikin aku pengen baca terus. Karakter
Syiana ini cukup unik. Dia terbilang kuat, dewasa dan berani terutama bagian
kata-kata sarkastiknya. Dia ngerasa sakit hati lah di selingkuhin. Tapi dia
nggak ngelakuin hal-hal yang gila atau lebay. Err, ada sih. Tapi masih bisa di
maklumin koq. Pokoknya aku udah seneng deh dengan hasil awalnya. Ini artinya
aku nggak salah beli dan baca novel lagi.
“I was fine before
you came into my life, Pratama Yudha Sjahrizal. And I bet I’ll be just fine
without you on it again.” – halaman 211
Lama-lama, aku nemuin hal yang
nggak sesuai. Koq ceritanya move on
dari tema move on ya? Yaaa, aku kecewa
banget. Ceritanya jadi berputar ke hubungan seorang cewek biasa dan artis
terkenal. Konfliknya seputar rasa cemburu dengan para fans cowok itu dan
ketidakpercayaan si cewek. Ugh, kalo gini sih aku udah sering baca. Nilai
bintang empat perlahan berguguran deh di kepala aku. Apalagi aku masih
menemukan typo dan susunan kalimat yang bertumpuk-tumpuk (ceritanya percakapan
yang nyata tapi ya . .). Novel ini juga sempet dianggurin berhari-hari sebelum
akhirnya selesai dibaca (dengan terpaksa). Begitu aku baca bab-bab menuju akhir
cerita, aku nemuin tema move on itu lagi dan baru ngerti dengan jalan cerita
muter-muter sebelumnya. Ternyata, move on,
dalam kisah Syiana, tidak hanya menemukan seseorang yang baru, tapi juga
tentang mempercayai diri sendiri bahwa kita pantas jatuh cinta lagi. Tidak ada
yang bisa menjamin hubungan yang mulus, walaupun dengan orang biasa dan
baik-baik sekalipun. Karena begitulah jalannya sebuah hubungan. Noted!
At last, aku puas dengan cerita Restart. Move on itu nggak gampang,
tapi bukan berarti nggak bisa dilakukan. Btw, Di luar cerita selingkuh, move on dan musik, novel ini membuka
wawasan aku tentang pekerjaan di bank. Wah, nggak sekedar ngitung uang ataupun
nawarin kartu kredit aja ternyata. Recommended
(buat yang mau move on)!
Wah sama mbak. Awalnya aku juga bingung sama ceritanya yang jauh dari "move on". Tapi di bagian akhir baru nemu maksudnya. Penasaran sama novel ini juga karena kata-kata di covernya :D
ReplyDeletenovel yang ceritanya bagus. Aku juga suka. Cuma bahasa Inggrisnya kebanyakan nih. Sampai sempat kepikiran soal si Vicky-Vicky itu pas bacanya :')
ReplyDeleteVicky-Vicky?
ReplyDeleteCampur Inggris - B.Indonesia gitu ya hehehe
Sejujurnya, saya lebih suka novel mbak Nina yang Fly to the Sky. Rasanya di novel Restart ini, plot-nya klise sekali. Mengingat saya suka sekali dengan tulisan beliau, tadinya saya punya ekspektasi yang tinggi sama Restart. Tapi ya gitulah. Saya pengennya agak gimanaaa gitu. Jangan cuma karena selingkuh doang. Ke-gap di kamar hotel pula. Berasa sinetron kan? Cumaaaa di novel ini pesan moralnya dapet banget, makanya saya kasih 3 bintang. :)
ReplyDelete