Ragatnia Clara
200 Halaman
Plotpoint, Juli 2013 (cetakan pertama)
Rp. 34.000,-
Keegan bukannya tidak senang membantu menyiapkan pernikahan kakaknya.
Tapi, pernikahan itu sepertinya justru membuat perhatian semua orang tertuju
padanya, yang masih juga belum punya pacar. Kalau dia secantik Kak Ivone, sih,
pacaran soal gampang, pikir Keegan. Keegan memang selalu merasa dirinya
biasa-biasa saja. Tidak cantik seperti Tara, anggun seperti Kak Ivone, atau
menawan seperti Mama. Itu sebabnya, bahkan saat memasuki usia keduapuluhnya, ia
masih memilih untuk sendiri saja. Nggak susah. Lebih gampang. Tapi, saat ini,
jadi jomblo tidak terasa mudah. Semua orang serasa menerornya.
Do I really need a boyfriend so my mother will be happy knowing that her own daughter is somewhat normal? pikir Keegan.
Lalu tiba tawaran kerja dari Prof Gregory. Bagi Keegan tawaran itu seperti tempat suaka di antara kegaduhan ini. Tapi, mana Keegan tahu kalau ternyata tawaran kerja itu punya maksud tersembunyi? Mana Keegan tahu kalau menerima tawaran kerja itu akan menjerumuskannya ke dalam perjodohan konyol dengan manusia menyebalkan bernama Revan ini?
Seperti kamu bisa tebak, ini cerita tentang cinta. Tapi, cinta bukan hal yang bisa ditebak. Ia sesuatu yang baru akan datang saat diberi kesempatan.
Do I really need a boyfriend so my mother will be happy knowing that her own daughter is somewhat normal? pikir Keegan.
Lalu tiba tawaran kerja dari Prof Gregory. Bagi Keegan tawaran itu seperti tempat suaka di antara kegaduhan ini. Tapi, mana Keegan tahu kalau ternyata tawaran kerja itu punya maksud tersembunyi? Mana Keegan tahu kalau menerima tawaran kerja itu akan menjerumuskannya ke dalam perjodohan konyol dengan manusia menyebalkan bernama Revan ini?
Seperti kamu bisa tebak, ini cerita tentang cinta. Tapi, cinta bukan hal yang bisa ditebak. Ia sesuatu yang baru akan datang saat diberi kesempatan.
Di hari terakhir bulan September,
aku menang Lucky HotPot dari reading
challenge Hotter Potter. Sebagai pemenang, aku dapet hadiah buku pilihan
sendiri senilai delapan puluh ribu lewat toko buku online. Aku menghabiskan waktu cukup lama browsing di laman Pengen Buku. Kebetulan banyak novel yang aku incar.
Tapi karena keterbatasan besarnya hadiah, aku cuma bisa dapet satu judul. Ahh,
gak rame atuh kalo coba dapet satu mah. Aku harus dapet dua! Lalu aku liat-liat
novel lain, menjumlahkan harganya dan akhirnya milih Keegan’s Matchmaking dan Runaway Ran. Untuk Keegan’s Matchmaking, aku tertarik dengan covernya dan judulnya yang mirip dengan nama tokoh dari Perahu
Kertas, eh itu mah Keenan ya? Pokoknya aku penasaran :p
Keegan’s Matchmaking menceritakan seorang mahasiswi jurusan Ekonomi
tingkat tiga, Keegan Parasayu. Gadis berusia dua puluh tahun ini mempunyai kakak
tiri, Ivone, yang sebentar lagi akan menikah. Selain sibuk ikut mempersiapkan
hari besar dan mendapat banyak pertanyaan tentang statusnya sendiri, Keegan
mendapat tawaran proyek dari Prof. Gregory. Tapi tak disangka, dosen favoritnya
itu terang-terangan mengenalkannya kepada cucunya, Revan Reynold. Cowok yang
sedang menyusun tugas akhir itu cukup tampan dan baik. Namun setiap mereka
bertemu, ada saja yang mereka ributkan. Padahal mereka belum resmi pacaran,
mereka malah asalnya tidak tertarik dengan acara perjodohan ini. Keegan masih
mau bertemu dengan Revan karena dia ingin menghargai permintaan dosennya. Sedangkan
Revan bertahan karena . . sepertinya dia sudah mulai menaruh rasa suka dan ingin
mengenal Keegan lebih lanjut.
“Cinta, meski dua
karakter berbeda bisa membuat gaya tarik-menarik. Di situ letak indahnya cinta.”
– halaman 81
Keegan’s Matchmaking itu ternyata sederhana tapi so sweeeeet. Pada awalnya, aku agak
kesusahan mengikuti jalannya cerita. Belum lagi ada banyak baca yang salah,
entah kelebihan spasi, tanda strip yang tidak pada tempatnya. Lalu aku dihadapkan
dengan banyak banget deskripsi yang tidak penting (Keegan dan Revan kebanyakan ‘tersenyum’
dan ‘terdiam’), agak membingungkan (‘toko buku di dalam mal’ di halaman 40-41) bahkan
kurang di eksplor. Hasilnya, aku ngerasa bosan. Apalagi aku masih bingung
kenapa Keegan sama sekali tidak tertarik, kebayang-bayang, kesemsem, kepikiran
dengan perjodohannya dengan Revan. Kalo aku sih ya, ada temen, saudara atau
bakhkan dosen yang ngejodohin aku sama seorang cowok, ya paling nggak aku nolak
dulu (harga diri maaan), tapi selanjutnya aku bakal seneng dan memberinya
kesempatan (ketauan nih, jomblo ngenes!). Sedangkan Keegan . . apa yang
membuatnya menolak cowok yang ‘sukarela’ ribet-ribet menciptakan chemistry
diantara mereka? Pernah disakiti sama mantan pacar atau trauma? Tapi katanya,
Keegan belum pernah pacaran ya. Whaaaat?
Pantesan aja mamanya ribut soal jodoh -.-
Untungnya nih ya, untungnya
ukuran dan jenis hurufnya sangat nyaman dibaca. Ilustrasinya juga cantik. Kelebihan
aneh tersebut bikin aku membaca terus sampe akhir. Aku juga penasaran kenapa
Keegan bisa se’datar’ ini dalam urusan percintaan. Aku memikirkan beberapa
teori dan menunggu salah satu dari mereka muncul di halaman selanjutnya. Halaman
terus bergulir, aku pun akhirnya menemukan bagaimana kedua orang itu menyelesaikan
masalah mereka. Walau tidak satupun teori aku yang benar, ada beberapa bagian
yang bikin aku ketawa dan geregetan sendiri. Salah satunya adalah saat Keegan
dan Revan membuat sesi ‘lo nanya, gue jawab. gue nanya, lo jawab’ dengan jatah
bohong tiga kali. That’s so funny and
super cute :3
Walaupun, banyak kekurangan dan
bagian yang bikin kening aku mengerut, aku bisa menikmati Keegan’s Matchmaking. Aku juga sempet kaget begitu menyadari tokoh
Revan bikin senyum-senyum sendiri (ah, kamu aja yang ganjen kali, dhyn :p).
Hal-hal yang kecil dan kesederhanaannya membuat ceritanya menarik dan memorable. Why don’t you read it too? :D
Wah, aku kok baru tau ya buku PlotPoint yang ini. Suka buku-buku terbitan dari PlotPoint, sejauh ini belum ada yang mengecewakan; Pintu Harmonika, Siwon Six, Sisi Delapan, Blue Romance, dan lain-lain.
ReplyDeletePoin lebih dari PlotPoint selain mengangkat tema yang gak biasa, covernya terlihat 'beda' ;)
Sudah lama sekali rasanya sejak terakhir kali saya membaca novel dengan genre remaja. Seringnya, saya membaca novel dengan genre metropop atau malah genre teenlit dengan tokoh berumur belasan. Saya jarang membaca novel yang berumur 19-22 tahun. Terlebih lagi genre remaja terbitan PlotPoint. Jadi seneng rasanya baca review-mu ini. Mungkin novel Keegan's Matchmaking ini harus saya coba supaya bisa tahu seperti apa 'rasanya' novel PlotPoint.
ReplyDelete