Dyah Rinni
286 Halaman
Gagas Media, Juni 2013
Rp. 42.000,-
Aku adalah noda untuk dosa yang tak kulakukan.
Aku mencoba bertahan, berusaha mengerti;
mungkin ada bagian dari dirimu yang tak bisa kuraih.
Namun, yang tak kunjung kupahami,
mengapa ada persahabatan yang menyakiti?
Aku mencoba bertahan, berusaha mengerti;
mungkin ada bagian dari dirimu yang tak bisa kuraih.
Namun, yang tak kunjung kupahami,
mengapa ada persahabatan yang menyakiti?
Unfriend You adalah novel hadiah #17anGagas ketiga yang aku baca.
Cara milihnya sama seperti saat aku mau baca Andai Kau Tahu, di kocok ala
arisan. Aku sempet kecewa sih pas nama ini keluar. Tapi berdasarkan pengalaman
sebelumnya – dimana Andai Kau Tahu ternyata rame banget – aku optimis kalo
Unfriend You juga bakal ngasih sesuatu yang bagus dan memorable. Ah, sudah lupakan saja judulnya yang kayak salah satu
fitur Facebook itu atau sinopsis di bagian cover
belakang yang tidak membantu sama sekali. Mari nikmati sama cerita di dalamnya
;)
Unfriend You menceritakan persahabatan tiga siswi yang bersekolah
di Eglantine High. Aura Amanda, si queen
bee yang punya pacar cakep bernama Jonas, lalu ada Milani, anak orang kaya
tapi memiliki masalah dengan berat badan dan ada Katrissa, seorang itik yang
menjelma menjadi angsa di tahun keduanya. Rissa, panggilan Katrissa, tidak tau
kenapa Aura mengajaknya ke dalam cliquenya.
Rissa asalnya tidak populer sama sekali. Dia hanya seorang gadis berkacamata
yang punya minat pada paper art. Agar
tetap bisa berteman dengan Aura, Rissa harus mengikuti ‘perintah-perintah’nya,
tidak berbeda pendapat dan tidak merebut apa yang diklaim menjadi miliknya.
Tapi dalam hati, Rissa naksir berat dengan Jonas. Di tengah pergolakan
perasaannya, datang siswi baru bernama Priska dan dalam sekejap dia dekat
dengan Aura. Priska mati-matian mengikuti semua keinginan Aura, sampai ikut mencuri
di sebuah toko. Tapi Aura bisa mencium kalau ‘dayang’ barunya itu punya rasa
lebih terhadap Jonas. Aura dibantu Milani dan Rissa memberi Priska ‘pelajaran’
yang tidak kecil. Rissa tahu yang dilakukannya itu salah tapi dia tidak mau
mengkhianati temannya sendiri. Tidak sampai Langit Lazuardi datang dan mengajaknya
ikut Anti-Bullying Awareness Week.
“Yang jelas, hidupnya
berantakan. Bullying itu kayak gitu, Rissa. Dia ngehancurin hidup siapa aja.
Pelakunya. Korbannya. Orang-orang yang diam saja dan menyesal mengapa mereka
tidak melakukan sesuatu. Nggak ada yang diuntungkan. Karena itu, gue nggak bisa
ngebiarin Priska, Rissa.” – halaman 184
Seperti yang aku duga, Unfriend You memberikan sesuatu yang
berbeda dan aku sukaaaa! Novel ini mengambil tema bullying, tema yang sudah jarang aku temui. Aku agak ngeri sih
membaca kelakuan Aura, Milani dan Rissa saat ngebully Priska. What the hell
they were thinking? Masalah kecil kayaknya dibesar-besarin dan ditanggapi
secara berlebihan. Tapi begitulah anak yang masih berusia belasan. Labil dan
egonya masih setinggi langit. Mereka belum ngalamin stresnya ngerjain skripsi kali
ya (ups, curhat!)
Tokoh Rissa menarik ya. Dia punya
hobi yang unik, paper art. Aku sih
paling suka saat masalah datang bertubi-tubi menghampirinya (naksir pacar temen
sendiri, ikut ngutil, ikut ngebully) dan
membuat ceritanya makin complicated.
Loh, aku bukan ngebully Rissa koq. Aku cuma kagum dengan plot yang diatur
sedemikian rupa dan aku juga penasaran bagaimana semua masalah itu
terselesaikan. Tokoh Aura juga menarik. Aku agak miris dan ironis saat
menemukan bagian flashback yang
menceritakan awal pertemanan Aura dan Rissa. Aura yang itu bukanlah Aura di
rabu bully. Lalu apakah yang terjadi padanya? Dari novel ini sih aku menangkap
bahwa pelaku bullying seperti Aura biasanya
anak broken home, dulunya pernah dibully, ikut-ikutan agar ikut eksis atau
kurang percaya diri sehingga ada rasa takut dirinya tidak lagi populer dan
dilupakan. Ckckck, capek ya jadi cewek populer :O
Judul di setiap
babnya bagus ;)
Saat selesai membacanya, aku jadi
berpikir tentang kehidupan sekolah aku, terutama SMA. Aku bukanlah cewek
populer atau punya pacar kakak kelas. Aku biasa aja. Sempet sih, aku iri dan
pengen jadi salah satu cewek yang eksis di sekolah. Mereka di kagumi, gampang
bergaul dengan cowok dan tidak ada yang lupa dengan nama mereka. Aku lalu mencoba
berpakaian seperti mereka, membaca majalah fashion, mendengarkan lagu yang lagi
trend dan berbicara dengan istilah yang lebay. Tapi kemudian, aku menyerah.
Karena walaupun mendapat pujian, aku merasa cewek itu bukanlah diriku. Itu
hanya diriku yang berpura-pura menjadi cewek eksis. Aku tidak terlalu suka
jalan ke mall tiap hari, seharian di salon atau pamer gadget terbaru. Aku cuma
pengen ke toko buku (kebetulan ada beberapa toko yang berada di dalam mall). Capek
sendiri jadinya. Apalagi aku berasa bersaing dengan semua cewek di sekolah (eksis
atau tidak) demi mempertahankan kepopuleran itu. Nah, aksi bullying bisa dimulai
dari perasaan takut tersaingi itu. Untungnya, aku bisa berpikir waras dan mulai
melupakan obsesi bodoh itu, jadi diri sendiri, mengenakan apapun yang aku mau
dan berteman dengan siapa pun :D
Dan jangan kira bullying itu hanya terjadi di bangku
sekolah. Sekarang di media sosial juga banyak. Acara ngebully itu paling terlihat kalo ada sebuah kasus atau berita hangat
yang memojokkan seseorang. Di Twitter langsung muncul berbagai mention dengan
hashtag tertentu yang menjelek-jelekkan bahkan beberapa diantaranya tidak
nyambung dengan masalah yang sebenarnya. Aku yang tidak mengerti masalahnya, memilih
untuk menutup laman tersebut dan membaca novel aja -.-
Walaupun ada beberapa bagian dari
cerita itu yang gampang ditebak dan typo
masih bertebaran, aku tetap menikmati Unfriend
You. Aku juga suka dengan pesan moral yang disampaikannya. Dalam jumlah
halaman yang terbatas, novel ini menyajikan cerita yang cukup dalam dan bisa
menjadi cermin kelakuan kita. Kisah bullying
ini membuat mata kita terbuka dan berpikir tentang kelakuan diri kita sendiri. Semoga
para pembaca, terutama pelaku dan korban bullying, bisa mengambil pesan
berharganya dan menjadi individu yang lebih baik. Why don’t you read it too? ;)
Jadi... Berapa persen kakak yakin aku harus baca? Krn aku udah lama minat dgn buku ini, nyari second-nya di Blok M Square dulu gampang ._. Ahhh... jd nyesel gk beli
ReplyDelete