Wednesday, August 27, 2014

Unbelievable

Winna Efendi
262 Halaman
GagasMedia, 2009
Rp. 37.000,-

GLAM GIRLS. YOU WILL LOVE US—WE PROMISE.

In the world of popularity, being perfect is everything. Kamu adalah pusat perhatian, jadi pastikan kamu memang layak mendapatkannya.

Kamu juga harus mengerti, tujuan tampil sempurna adalah demi dibenci. Di dunia kami, dibenci dan dicemburui adalah sebuah pujian. So true, Dahling! Orang-orang seperti tak bosan bergosip tentang Paris Hilton, tetapi apa yang dia dapat di kemudian hari? Kontrak reality show sendiri dan signature perfume yang dijual di seluruh dunia.

Cantik itu wajib hukumnya dan kesempurnaan adalah segalanya. Pastikan kau selalu tampil memesona dan bungkam mereka dengan senyuman terbaikmu. Satu kesalahan kecil saja - voila! - bibir-bibir ber-lipgloss itu pasti ramai menghabisimu...

Akhirnya aku sampai ke novel ketiga seri Glam Girls, Unbelievable. Dan ternyata membaca dua seri sebelumnya sangat membantuku untuk mengerti isi cerita dan latar belakang para karakter yang muncul di ini. Aku bahkan mengerti dan bisa membedakan mana Adrianna, Rashi dan Maybella yang ada di cover. Nah, setelah Adrianna di Glam Girls dan Rashi di Reputation, kini saatnya mengulik Maybella.

Aku sebenarnya agak bingung saat menemukan nama Winna Efendi sebagai penulis novel ini. Padahal namanya tidak pernah disebut dua penulis lain. Malahan nama Woro Liana yang sering muncul. Setelah ditelurusi, ada sedikit perubahan, aku tak tahu apa, yang menyebabkan pergantian penulis ini. Mungkin memang harus begitu. Nah, let’s review it now :)

Maybella adalah nama populer yang diciptakan oleh Shinna Maessa Wijaya. Maybella terkenal karena menjadi model produk kosmetik saat tinggal di New York. Di sana pula dia pertama bertemu dengan Rashi. Mereka tetap berteman baik saat sama-sama pindah ke Jakarta dan bersekolah di VIS. Di sini Marion Theroux mulai ikut bergabung dengan mereka. Maybella mulai merasa iri dan benci kepada Rashi yang lebih populer dan membuatnya hanya dianggap sebagai sidekick Rashi. Marion juga merasakan hal yang sama dan mengajaknya merancang rencana untuk menjatuhkan Rashi. Rencana itu gagal dilaksanakan karena Marion malah mengacaukannya. Rashi mendepak Marion keluar dari clique tetapi beberapa bulan kemudian Marion kembali masuk. Dengan kembalinya Marion, Maybella teringat kembali dengan rencana tersebut. Apalagi Marion menggunakannya untuk memeras dan memperalat Maybella. Maybella harus menuruti semuanya atau dia kemungkinan akan dibuang Rashi dan tidak dianggap apa-apa di VIS. Di saat yang sama Maybella berurusan dengan Mario, partnernya di pelajaran Biologi, yang digosipkan sebagai pencandu obat-obatan terlarang.

Unbelievable ini unbelievable! Dunia Maybella isinya belanja, kucing, cowok, coffee dan tentunya Rashi. Ugh! Kasian deh. Semua orang kayaknya merasa tak berguna tanpa pengakuan Rashi. Padahal mereka pasti punya sesuatu yang lebih dari pada yang lain dan istimewa. Mungkin cuma Rashi yang merasa seperti itu. Perputaran cerita juga terasa cepat, langsung ke inti masalah di mana Marion mem-blackmail Maybella dan tidak terlalu banyak basa-basi tentang perkenalanan karakter karena sebagian besar latar belakang mereka sudah dijelaskan di dua buku sebelumnya Tapi tetep aja ada beberapa bagian yang kembali dijelaskan. Ya, mungkin itu usaha untuk pembaca baru, yang tidak membaca dua buku sebelumnya.

Blackmail yang dilancarkan Marion ke Maybella dan segala balasannya sangat mengingatkanku sama TV Serial luar, Gossip Girl.  I’m sorry I can’t help it. Dan aku tidak bisa menemukan gaya Winna Efendi di sini. Memang sih gaya bahasa dan penulisannya asyik buat diikuti. Tapi gaya penulisannya seperti tipe sindiran dalam bahasa Inggris dan icon J di mana-mana mengingatkanku sama gaya Christian Simamora di seri JBoyfriend. Koq bisa yaaa? Kalo mengingat Simamora adalah editor seri Glam Girls ini, mungkin wajar kali, ya.

Hmm, dibandingkan seri sebelumnya, aku agak kecewa sih dengan ceritanya. Perubahan Maybella kurang kurang terasa. Ada, tapi tidak terlalu signifikan. Tidak seperti Adrianna yang menemukan ketertarikan kepada dunia kepopuleran dan sadar dengan efeknya kepada prestasi akademik atau Rashi yang berdamai dengan keluarganya dan menghadapi pendapat orang tentang reputasinya. Maybella di akhir cerita masih Maybella yang di awal cerita. Dia nggak berganti-ganti cowok sih, tapi dia masih tukang belanja dan merasa bukan siapa-siapa tanpa Rashi. Ceritanya jadi tidak begitu berkesan dan sepertinya cuma buat bacaan seneng-seneng aja.

At last, walaupun kurang berkesan, Unbelievable ini asyik koq buat dibaca. Maybella, fashion sense-nya dan segala keribetannya bikin terhibur. Oh, iya, setelah seri Glam Girls yang menceritakan Rashi, Adrianna dan Maybella ini, ada tiga novel lain yang berjudul Magnificent, Outrageous dan Impossible. Katanya ceritanya nggak berkaitan seperti seri ini. Baca juga nggak, ya?

1 comment:

  1. Wah...banyak juga ya yang udah baca ini, aku malah belum baca, hehehe... :D

    ReplyDelete

Thanks for leave your comment :D