Winna
Efendi
262
Halaman
GagasMedia,
2009
Rp. 37.000,-
GLAM GIRLS. YOU WILL
LOVE US—WE PROMISE.
In the world of popularity, being perfect is everything. Kamu adalah pusat perhatian, jadi pastikan
kamu memang layak mendapatkannya.
Kamu juga harus
mengerti, tujuan tampil sempurna adalah demi dibenci. Di dunia kami, dibenci
dan dicemburui adalah sebuah pujian. So true, Dahling! Orang-orang seperti tak bosan bergosip tentang Paris Hilton, tetapi
apa yang dia dapat di kemudian hari? Kontrak reality show sendiri dan signature perfume yang dijual di seluruh dunia.
Cantik itu wajib
hukumnya dan kesempurnaan adalah segalanya. Pastikan kau selalu tampil memesona
dan bungkam mereka dengan senyuman terbaikmu. Satu kesalahan kecil saja - voila! - bibir-bibir ber-lipgloss itu pasti ramai
menghabisimu...
Akhirnya aku sampai ke novel
ketiga seri Glam Girls, Unbelievable.
Dan ternyata membaca dua seri sebelumnya sangat membantuku untuk mengerti isi
cerita dan latar belakang para karakter yang muncul di ini. Aku bahkan mengerti
dan bisa membedakan mana Adrianna, Rashi dan Maybella yang ada di cover. Nah, setelah Adrianna di Glam
Girls dan Rashi di Reputation, kini saatnya mengulik Maybella.
Aku sebenarnya agak bingung saat
menemukan nama Winna Efendi sebagai penulis novel ini. Padahal namanya tidak
pernah disebut dua penulis lain. Malahan nama Woro Liana yang sering muncul.
Setelah ditelurusi, ada sedikit perubahan, aku tak tahu apa, yang menyebabkan
pergantian penulis ini. Mungkin memang harus begitu. Nah, let’s review it now :)
Maybella adalah nama populer yang
diciptakan oleh Shinna Maessa Wijaya. Maybella terkenal karena menjadi model
produk kosmetik saat tinggal di New York. Di sana pula dia pertama bertemu
dengan Rashi. Mereka tetap berteman baik saat sama-sama pindah ke Jakarta dan
bersekolah di VIS. Di sini Marion Theroux mulai ikut bergabung dengan mereka.
Maybella mulai merasa iri dan benci kepada Rashi yang lebih populer dan
membuatnya hanya dianggap sebagai sidekick
Rashi. Marion juga merasakan hal yang sama dan mengajaknya merancang rencana
untuk menjatuhkan Rashi. Rencana itu gagal dilaksanakan karena Marion malah mengacaukannya.
Rashi mendepak Marion keluar dari clique
tetapi beberapa bulan kemudian Marion kembali masuk. Dengan kembalinya Marion,
Maybella teringat kembali dengan rencana tersebut. Apalagi Marion
menggunakannya untuk memeras dan memperalat Maybella. Maybella harus menuruti
semuanya atau dia kemungkinan akan dibuang Rashi dan tidak dianggap apa-apa di
VIS. Di saat yang sama Maybella berurusan dengan Mario, partnernya di pelajaran
Biologi, yang digosipkan sebagai pencandu obat-obatan terlarang.
Unbelievable ini unbelievable! Dunia Maybella isinya belanja, kucing,
cowok, coffee dan tentunya Rashi.
Ugh! Kasian deh. Semua orang kayaknya merasa tak berguna tanpa pengakuan Rashi.
Padahal mereka pasti punya sesuatu yang lebih dari pada yang lain dan istimewa.
Mungkin cuma Rashi yang merasa seperti itu. Perputaran cerita juga terasa cepat,
langsung ke inti masalah di mana Marion mem-blackmail
Maybella dan tidak terlalu banyak basa-basi tentang perkenalanan karakter karena
sebagian besar latar belakang mereka sudah dijelaskan di dua buku sebelumnya
Tapi tetep aja ada beberapa bagian yang kembali dijelaskan. Ya, mungkin itu
usaha untuk pembaca baru, yang tidak membaca dua buku sebelumnya.
Blackmail yang
dilancarkan Marion ke Maybella dan segala balasannya sangat mengingatkanku sama
TV Serial luar, Gossip Girl. I’m sorry I can’t help it. Dan aku tidak
bisa menemukan gaya Winna Efendi di sini. Memang sih gaya bahasa dan penulisannya
asyik buat diikuti. Tapi gaya penulisannya seperti tipe sindiran dalam bahasa
Inggris dan icon J di
mana-mana mengingatkanku sama gaya Christian Simamora di seri JBoyfriend. Koq
bisa yaaa? Kalo mengingat Simamora adalah editor seri Glam Girls ini, mungkin
wajar kali, ya.
Hmm, dibandingkan seri sebelumnya, aku
agak kecewa sih dengan ceritanya. Perubahan Maybella kurang kurang terasa. Ada,
tapi tidak terlalu signifikan. Tidak seperti Adrianna yang menemukan
ketertarikan kepada dunia kepopuleran dan sadar dengan efeknya kepada prestasi
akademik atau Rashi yang berdamai dengan keluarganya dan menghadapi pendapat
orang tentang reputasinya. Maybella di akhir cerita masih Maybella yang di awal
cerita. Dia nggak berganti-ganti cowok sih, tapi dia masih tukang belanja dan merasa
bukan siapa-siapa tanpa Rashi. Ceritanya jadi tidak begitu berkesan dan
sepertinya cuma buat bacaan seneng-seneng aja.
At last, walaupun kurang berkesan, Unbelievable ini asyik koq buat dibaca. Maybella, fashion sense-nya dan segala
keribetannya bikin terhibur. Oh, iya, setelah seri Glam Girls yang menceritakan
Rashi, Adrianna dan Maybella ini, ada tiga novel lain yang berjudul
Magnificent, Outrageous dan Impossible. Katanya ceritanya nggak berkaitan
seperti seri ini. Baca juga nggak, ya?
Wah...banyak juga ya yang udah baca ini, aku malah belum baca, hehehe... :D
ReplyDelete