Winna Efendi
260 Halaman
GagasMedia, Maret 2011
Rp. 43.000,-
Apa pun yang kau katakan, bagaimanapun kau menolaknya, cinta akan tetap berada di sana, menunggumu mengakui keberadaannya.
Bagi kita, senja
selalu sempurna; bukankah sia-sia jika menggenapkan warnanya? Seperti kisahmu,
kau dan dia, juga kisahku, aku dan lelakiku. Tak ada bagian yang perlu kita
ubah. Tak ada sela yang harus kita isi. Bukankah takdir kita sudah jelas?
Lalu, saat kau
berkata, "Aku mencintaimu", aku merasa senja tak lagi membawa cerita
bahagia. Mungkinkah kata-katamu itu ambigu? Atau, aku saja yang menganggapnya
terlalu saru?
"Aku
mencintaimu," katamu. Mengertikah kau apa artinya? Mengertikah kau kalau
kita tak pernah bisa berada dalam cerita yang sama, dengan senja yang
sewarna?
Takdir kita sudah jelas. Kau, aku, tahu itu.
Ada beberapa dorongan yang membuatku
memutuskan untuk membaca Remember When.
Satu, novel yang dulu terbit dengan judul Kenangan Abu-Abu ini diangkat ke
layar lebar, mengikuti jejak Refrain dan akan disusul oleh Melbourne: Rewind tahun depan. Sudah jadi kebiasaanku untuk membaca novel yang akan atau
sudah difilmkan. Karena, entah kenapa, novel itu jadi terlihat menarik dan
menggoda. Dua, aku mengikuti Winna Efendi’s Books Reading Challenge. Novel ini
tentunya harus dibaca untuk memenuhi tantangan tersebut. Sambil menyelam, minum
air, hehehe. Now, let’s review it :)
Freya dan Anggia bersahabat sejak
kelas 1 SMA dan berpacaran dengan sepasang sahabat, Moses dan Adrian. Mereka
berempat jadi berteman satu sama lain dan sering melewatkan waktu bersama. Hubungan
mereka masing-masing sudah berlangsung selama dua tahun. Anggia dan Adrian
masih menjadi pasangan favorit karena keduanya mempunyai fisik menarik dan sama-sama
populer di sekolah. Sedangkan Freya mulai merasa jenuh dengan Moses yang
berputar pada hal itu-itu saja. Dia agak iri dengan hubungan Anggia dan Adrian
yang naik turun dan terlihat lebih berwarna.
Suatu hari, Adrian mendapatkan kabar
buruk tentang keluarganya. Anggia sedang mengikuti kegiataan OSIS di luar kota
bersama Moses sehingga tidak langsung datang. Dia meminta Freya untuk menemani
Adrian untuk sementara. Freya memenuhinya dan menemukan dirinya mempunyai
banyak kesamaan dengan Adrian. Hari-hari berikutnya dia tidak bisa menahan diri
untuk tidak mencuri pandang kepadanya. Adrian, yang masih merasa sedih dan
terluka, mulai menjauh dari Anggia dan merasakan kenyamanan dari Freya.
"Kita
jadi takut merasakan bahagia karena kalau terlalu bahagia, suatu saat semua itu
bisa hilang dan menjadikan kita hampa."
Aku tak percaya Remember When ini adalah novel pertama
Winna Efendi. Karena aku bisa merasakan betul gaya menulis Winna yang begitu
mengalir, pas dan bikin aku mikir, ‘ini Winna banget’. Ceritanya sih sederhana,
jatuh cinta kepada pacar sahabat, tapi ceritanya tetap menarik, tak tertebak, dan
‘dalem’ banget. Oh, iya, ada beberapa hal yang dilakukan para karakter yang
khas banget dengan perilaku remaja yang mudah penasaran, seperti merokok dan kegiatan
seks. Tapi aku nggak merasa semuanya berlebihan dan terlihat menurunkan nilai
para karakter. Aku melihatnya sebagai sesuatu yang realitis dan apa adanya. Aku
malah jadi kagum banget dengan cara penyampaiannya. Wow!
Walaupun begitu, aku agak kurang
suka dengan POV-nya yang terlalu banyak. Memang sih bikin aku tau setiap
peristiwa dan pikiran setiap karakter dan bikin super greget. Tapi semua itu
bikin ceritanya punya terlalu banyak informasi yang tidak terlalu penting dan tambah
bikin galau hihihi. Penjelasan tentang latar belakang setiap karakter juga
munculnya di bagian tengah, tidak di bagian awal. Jadi aku berusaha memahami
karakter itu sekali lagi dan mengubah presepsi awalku sebelumnya.
At last, Remember When
ini sebuah debut yang mengagumkan dari Winna Efendi. Novel ini punya cerita
yang menarik dan patut dibaca. Komplainku itu atas sepertinya semata-mata karena
novel ini bikin aku galau and I hate it
hehehehe. Jangan lupa nonton film adaptasinya tanggal 16 Oktober nanti, ya. Recommended!
:D
Aku juga gak sabar nunggu versi filmnya! ;)
ReplyDelete