Ruth Priscilia
Angelina
320 Halaman
PT. Gramedia Pustaka Utama, Oktober 2014
Rp. 62.000,-
Ingga akhirnya mendapatkan hari Senin untuk menjadi pacar Eras, playboy
yang punya begitu banyak pacar, satu gadis untuk satu hari. Sampai Ingga
bertemu Kale, playboy lainnya yang berparas tampan.
Kale mengubah hidup Ingga, memberikan warna di hari-hari kelam gadis
itu, mengajarinya bagaimana bersenang-senang dan bagaimana menyayangi dirinya
sendiri. Kale membuat hati Ingga jungkir balik, membuat dunia gadis itu
porak-poranda dengan segala kasih sayangnya yang aneh.
Namun itu bukan berarti Ingga telah berpaling dari Eras. Gadis itu
tetap mencintai Eras. Bahkan sampai pada saat Kale memintanya secara resmi
untuk menjadi pacarnya, Ingga tetap mempertahankan posisinya sebagai pacar hari
Senin-nya Kale.
Hari-hari bergulir, di samping kisah cinta yang rumit, fakta demi fakta
bermunculan. Fakta bahwa Eras dan Kale dulu adalah sahabat dekat. Dendam lama
yang disimpan rapi selama bertahun-tahun belakangan kini menuntut pembalasan.
Pembalasan yang akan menghancurkan hidup Ingga dan orang-orang yang
disayanginya.
Buatku novel Forever Monday punya judul, premis cerita dan cover sederhana yang sangat menarik. Tapi aku masih ragu untuk
membeli novel dari penulis yang belum aku tahu. Jadi aku memilih meminjamnya di
Pitimoss saja. Sempet males sih buat minjemnya, masih banyak novel lain yang
lebih menjanjikan ceritanya. Namun beberapa review
singkat di Goodreads, yang spoiler
abis, memantapkan keinginanku untuk membawanya pulang selama seminggu. Now, let’s review it :D
"Percayalah,
tinggal dengan orang yang nggak pernah peduli denganmu rasanya lebih buruk
dibandingkan tinggal sendirian." – halaman 73
Ingga Yatalana sangat mencintai Eras
Uparengga sehingga dia rela mengemis cintanya. Tak disangka Eras memberinya hari
Senin, hari yang paling sibuk dan Eras sangat benci. Tiap hari Senin, Eras
tidak bertindak sebagai pacar yang baik, berbeda dengan perlakuannya kepada pacarnya
di hari lain. Gino Airlangga, adik Ingga, menentangnya. Dia sulit menerima
bahwa mendiang ayah mereka memilih Eras menjadi wali mereka dan mewarisi
perusahaan keluarga mereka, Panah Nusantara. Dia jadi jarang pulang ke rumah yang Eras dan Ingga
tinggali bersama.
Rara Andari, teman Ingga, cukup
mengerti dengan cinta gila tersebut. Bertahun-tahun dia mengharapkan kasih
sayang ayahnya, Adinata Sakti. Dia rela dipukuli dan dijadikan pertaruhan
bisnis. Kali ini Rara disiapkan untuk memikat Kale Samapta, penerus perusahaan Earth Line.
Ternyata Kale lebih tertarik dengan Ingga dan tidak mempedulikan status ‘pacar
hari Senin Eras’. Dia malah sering memacari mantan pacar Eras dan begitu juga
sebaliknya. Mereka dulu bersahabat tapi berpisah jalan karena perempuan bernama
Sandra. Ingga menyukai kehadiran Kale. Kale memberinya segala yang dia inginkan
dari Eras. Tiap hari, termasuk hari Senin, milik Ingga jadi lebih berwarna. Tapi
sebaik apapun Kale, yang Ingga inginkan adalah Eras seorang.
Di hari ulang tahun Ingga, Gino
mempersiapkan kejutan bersama Rara dan
Kale. Dia menjemput Ingga dan membawanya ke rumah lama mereka. Ingga terkesan
dengan kejutan tersebut. Tapi kemudian dia mendapat potongan-potongan masa lalu
yang menyakitkan. Dia mengamuk dan berusaha mencekik Kale sampai mati.
"Unfortunetly, I love Eras more than I love
you. Karena itu aku takut mendengar pengakuan kamu. Karena pengakuan kamu
mulai membuatku serakah. Aku ingin memiliki Eras, tapi aku juga ingin memiliki
kamu. Tapi itu tidak benar, kan? Aku pasti akan menyakitimu." – halaman 167
Forever Monday punya cerita rumit yang dark, bertempo cepat, penuh
dialog menyakitkan hati dan ending
yang mengejutkan. Anehnya aku malah suka banget. Sedikit banyak, mengingatkanku
pada cerita Wuthering Heights. Di sini setiap tokohnya punya masa lalu yang
menyakitkan, membuat mereka lebih gampang membenci, melontarkan kalimat kasar
dan sengaja membuat orang lain menderita. Dengan porsi rasa benci yang sangat banyak
itu, aku malah bisa melihat rasa cinta dan kasih sayang yang mereka berikan
sekaligus inginkan dengan jelas. Miris jadinya, huhuhu. Dialog-dialognya sangat
sinis, sarkastik dan tidak ada yang sopan sama sekali, membuat kedua mataku
melotot saat membacanya. Tapi dialog tersebut dengan sukses membuatku terus membalikan
halaman. Cerita jadi terasa cepat tapi masih bisa menjelaskan hal-hal rumit. Cerita
berjumlah sekitar 300 halaman ini jadi terasa seperti 400 halaman lebih, saking
terasa penuh dan rumitnya. Dan aku rasa tidak ada ending yang lebih baik untuk mengakhiri cerita ‘kejam’ ini daripada
ending yang penulis persembahkan di
sini. Dari laman Goodreads-nya, aku udah tahu ending apa yang aku dapat. Tapi aku masih terkejut saat membacanya
sendiri. Bagian epilognya juga menutup cerita dengan baik dan menguatkan ‘Forever Monday’ sebagai judulnya.
Kelemahan Forever Monday ini adalah porsi kebencian itu sendiri, sedikit di bagian
POV dan editing. Karena terbiasa
membaca sesuatu yang negatif dan tidak menyenangkan, rasanya jadi menggelikan
saat mendapatkan para karakter beromantis ria atau paling tidak merasa senang.
Jahat banget, ya, aku. Nggak bisa liat orang, bahkan karakter di novel, seneng
dikit. Tapi memang begitu yang kurasakan. Kemudian buatku penggunaan POV orang
ketiga terbatas kurang konsisten. Di beberapa bab, karakter yang memegang
kendali tidak bercerita melalui matanya dan malah bisa menceritakan sesuatu
yang di luar ‘pengetahuannya’. Lalu masih ada typo di sana sini, salah ketik nama (di saat harusnya ‘Eras’ malah jadi ‘Kale’)
dan banyak tanda baca yang hilang. Namun karena aku sudah terlanjur suka dengan
suasana dark-nya, kumaklumi semua itu.
Hal lain yang aku sukai adalah pilihan namanya yang sangat Indonesia dan penggunaan
kota Bandung dan Lembang sebagai setting-nya
:)
At last, Forever Monday punya
cerita yang agak kelam dan penuh rasa negatif yang berhasil membuatku terhibur.
Pilihan ending-nya membuatku
berpikir, apakah aku masih mau menemukan
ending seperti itu di buku-buku yang aku baca? Yang pasti kedepannya aku
tidak akan ragu membaca (dan mungkin membeli) karya dari penulis ini. Recommended! :D
Watch me on YouTube
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D