John Green
320 Halaman
PT. Gramedia Pustaka Utama, September 2014 (cetakan
kedua, ganti cover)
Rp 60.000,-
Katherine V menganggap cowok menjijikkan.
Katherine X hanya ingin berteman.
Katherine XVIII memutuskan Colin lewat email.
Katherine X hanya ingin berteman.
Katherine XVIII memutuskan Colin lewat email.
Kalau soal pacar, ternyata tipe yang disukai Colin Singleton adalah
cewek-cewek bernama Katherine.Dan kalau soal Katherine, Colin selalu jadi yang
tercampak.
Setelah diputuskan Katherine XIX, cowok genius yang hobi mengotak-atik
anagram ini mengadakan perjalanan panjang bersama teman baiknya. Colin ingin
membuktikan teori matematika karyanya, supaya dapat memprediksi hubungan asmara
apa pun, menolong para Tercampak, dan akhirnya mendapatkan cinta sang gadis.
Dalam rangka menyambut (atau
menunggu) film adaptasi Paper Town, aku berniat membaca semua karya John Green
mulai Januari 2015. Tapinya, aku tidak bisa menunggu sampai tahun berganti. Aku
keburu penasaran dengan novel-novel terjemahannya yang punya cover super menarik. Maka aku mulai
saja ‘reading challenge’ ini. Pilihan
pertamaku jatuh ke An Abundance
of Katherine - Tentang Katherine. Kenapa? Sederhana saja. Novel itu
satu-satunya novel Green yang available
di Pitimoss, hahahaha. Let’s review it
now :D
"Tanpa
Katherine, tanpa Teori dan tanpa harapan untuk menjadi berarti, Colin hampir
tidak punya apa-apa. Tapi ia selalu punya buku. buku adalah Tercampak sejati:
letakan saja dan mereka akan menanti sampai kapan pun; pusatkan perhatian dan
mereka akan selalu membalas cintamu." – halaman 158-159
Setelah lulus SMA, Colin Singleton
dicampakkan untuk kesembilan belas kalinya oleh gadis yang bernama Katherine. Colin
sangat sedih dan terpukul. Teman baiknya, Hassan Harbish, mengajaknya untuk
melancong. Kemana saja. Hassan juga ingin melupakan masalah perkuliahannya
sejenak. Maka dengan mobil Colin yang dinamai, Kereta Jenazah Setan, mereka
pergi tanpa tujuan. Sepanjang perjalanan, Colin tidak bisa
berhenti memikirkan Katherine XIX, atau delapan belas Katherine sebelumnya. Colin,
yang dinilai sebagai anak ‘ajaib’ karena mampu menyerap pengetahuan semenjak
kecil, lalu merancang sebuah teori. Teori ini dia rancang untuk mengetahui
kapan dan siapa yang mencampakan dan dicampakan dalam sebuah hubungan
percintaan.
Di pertengahan jalan, Colin dan Hassan
melihat sebuah iklan tentang pemakaman Archduke Franz Ferdinand di Gunshot,
Tennessee. Mereka memutuskan untuk mengunjunginya. Seorang gadis yang tak jauh
dari umur mereka, Lindsey Lee Wells, memandu mereka. Mereka juga bertemu dengan
pacar Lindsey, yang sama-sama bernama Colin dan ibu Lindsey, Hollis. Hollis,
yang mengenali Colin sebagai anak ‘ajaib’, menawari mereka sebuah pekerjaan.
Mereka hanya perlu mewawancarai penduduk Gunshot ditemani Lindsey. Gaji yang diberikan sangat besar sehingga Colin
dan Hassan sepakat untuk menerimanya.
"Kurasa
bagian-bagian yang hilang dari dirimu takkan pernah bisa masuk dengan pas lagi.
Seperti Katherine. Inilah yang kusadari: kalau aku mendapatkannya lagi, ia
takkan bisa menggantikan lubang yang terjadi akibat kepergiannya." – halaman
283
An Abundance of Katherine - Tentang Katherine menceritakan
kegalauan remaja ‘ajaib’ dengan menarik, lucu sekaligus memusingkan, bagi
orang-orang yang benci dengan matematika. Tokoh-tokohnya tak kalah rame dan
unik, khususnya latar belakang Colin sebagai anak yang super pintar tapi tidak
jenius dan Hassan yang merupakan seorang Muslim. Pertama-tama sih aku pusing
banget membacanya. Mungkin karena ceritanya ‘sangat cowok’. Tokoh utamanya
cowok, gaya menulisnya cowok dan gaya galaunya pun seperti cowok. Seneng sih bisa
baca sesuatu yang berbeda seperti ini, hanya butuh menyesuaian saja. Lalu ‘kepintaran’
Colin sangat menganggu. Sedikit-sedikit dia harus menjelaskan definisi dari
setiap benda, aktivitas atau apapun yang ada dan terjadi. Atau merangkai ulang setiap
kata yang dia temukan alias membuat anagram. Tapi kemudian setelah membaca dan
mengerti ‘kepintaran’ Colin, aku mulai menikmati cerita dan bisa menangkap jokes-nya. Sedangkan untuk si Teori, aku
sama sekali tidak mengerti! Aku membaca semua footnote
dan juga bagian lampiran di bagian belakang. Tapi tidak ada yang masuk ke otak.
Sepertinya kepalaku sudah secara otomatis menolak sebagai sesuatu yang
berhubungan rumus-rumus memusingkan hahaha. Namun, aku kagum dengan kerja keras
Green dan temannya untuk benar-benar merancang sebuah rumus asli dan
menyertakannya ke dalam cerita ;D
Teori memusingkan itu berkat ‘kepintaran’
Colin yang masih in denial karena dicampakan
Katherine XIX. Cukup kreatif untuk orang yang patah hati. Tapi kepintarannya yang
sebenarnya agak memprihatinkan. Colin dianggap ‘ajaib’ karena mahir membaca
dalam usia yang sangat muda, menyerap isi buku dengan mudah. Tapi dia tidak
bisa mengaitkan atau membuat kesimpulan dari pengetahuan itu untuk kehidupan
sehari-hari. Semuanya harus berdasarkan logika dan sudah teruji dalam
penelitian. Colin jadi nggak jauh beda sama robot. Sepertinya itu yang membuatnya
selalu gagal dalam hubungan percintaan. Kepintarannya itu jadi lucu karena
akhirnya dia ‘menemukan’ hal-hal mengagumkan menurut pemikirannya. Padahal hal
itu sudah diketahui dan dipercayai secara umum. Aku tertawa puas saat Colin ‘menyimpulkan’
bahwa masa depan tidak bisa diprediksi dengan pasti. Ya ampun Colin! It took you nineteen ex-girlfriends and a
whole book to understand something like that :))
Rumus rancangan
Colin
Footnote yang panjang sekaliiii
Kemudian ada Hassan, teman baik
Colin yang berasal dari Lebanon dan seorang Muslim. Dia lucu, menyenangkan dan
setia kawan. Bukan karena aku sama-sama Muslim jadi memihak dan mengelu-elukan
tokoh ini, ya. Tokoh ini tetap menarik, koq, tanpa informasi tentang
kepercayaannya. Aku hanya senang dan lumayan kagum ada media dan penulis luar negeri
yang tidak memandang atau menceritakan yang jelek-jelek tentang Islam. Di sini Hassan
memang bukan seorang Muslim yang sempurna, tapi ketidaksempurnaan aku anggap
sebagai penggambaran remaja Muslim yang real.
Aku harap remaja yang membaca novel ini, di manapun mereka berada, bisa
mendapatkan informasi dan mengerti Islam lebih baik :)
Untuk bagian cerita dan
tokoh-tokoh, aku puas. Sedangkan untuk bagian teknis, ada beberapa yang aku
anggap kurang. Satu, aku sedih menemukan ‘mengacuhkan’ digunakan dalam artian ‘mengabaikan’
di halaman 39. Padahal arti dari kata dasarnya, ‘acuh’ itu artinya peduli,
bukan sebaliknya. Banyak yang masih tidak tahu. Tapi sekarang kamu tahu. Jadi,
tolong, gunakan dengan baik dan benar. Dua,
typo ada di mana-mana. Ckckck, kenapa buku terbitan Gramedia jadi sering terkena
‘penyakit’ ini? Tiga, cover-nya
terlalu manis. Aku suka banget dengan cover
ini, atau cover sebelumnya. Tapi
begitu membaca keseluruhan cerita, aku berharap tingkat manisnya cover ini bisa
diturunkan. Cover yang sedikit netral,
unisex atau apapun istilahnya bisa ‘memikat’
kaum laki-laki untuk membacanya. Secara ceritanya kuanggap lebih dan sangat cocok
untuk mereka. Untung-untung mereka tahu siapa John Green dan karya-karyanya,
sehingga tidak mempedulikan cover-nya.
Kalau tidak? Sayang banget, kan :(
At last, An Abundance of
Katherine - Tentang Katherine menceritakan kisah kegalauan remaja laki-laki
yang belum bisa move on dengan cara
berbeda, unik dan tidak menggalaukan sama sekali. Bisa jadi pilihan untuk obat
patah hati. Kamu malah pusing dengan rumus dan kurva matematikanya hehehe. Aku
berharap kaum laki-laki mengabaikan covernya dan bisa ikut menikmati ceritanya.
Recommended :D
Wah, jadi pengin cepet baca buku ini. Keren mana sama Looking For Alaska dan Paper Town?
ReplyDeleteBelum baca Looking For Alaska atau Paper Town :(
ReplyDelete