Alexandra Bracken
584 Halaman
Fantasious, September 2014
Rp. 89.900,-
Ketika Ruby terbangun pada ulang tahunnya yang kesepuluh, sesuatu
tentang dirinya telah berubah. Sesuatu yang cukup mengkhawatirkan untuk membuat
orangtuanya mengunci dirinya di garasi dan menelepon polisi. Sesuatu yang
membuat dirinya dikirim ke Thurmond, 'kamp rehabilitasi' milik pemerintah yang
kejam.
Dia mungkin telah selamat dari penyakit misterius yang membunuh
sebagian besar anak-anak Amerika, tapi dia dan anak-anak lainnya harus
berhadapan dengan sesuatu yang jauh lebih buruk: kemampuan menakutkan yang
tidak dapat mereka kendalikan. Sekarang, saat berumur enam belas tahun, Ruby
termasuk salah satu anak yang memiliki kemampuan paling berbahaya.Dan ketika
kebenaran terungkap, Ruby pun berusaha mati-matian untuk meloloskan diri dari
Thurmond.
Tapi, ada pihak lain yang bekerja, orang-orang yang tidak akan berhenti
untuk menggunakan Ruby dalam perjuangan mereka melawan pemerintah. Ruby akan
menghadapi pilihan demi pilihan yang buruk, yang mungkin akan berarti
menyerahkan satu-satunya kesempatannya untuk hidup.
Aku sering melihat cover dan fisik bukunya The Darkest Minds – Pikiran Terkelam selama
beberapa minggu. Aku tidak benar-benar tertarik untuk membaca, atau sekedar
mencari tahu, sampai aku melihat para booktuber
memegangnya terus-menerus dan mengeluarkan komentar positif. Tapi sepertinya
yang benar-benar membuatku membacanya adalah kabar bahwa ceritanya akan
diangkat ke layar lebar hehehe. Typical
Dhyn. Now, let’s review it :D
"Tetapi
bukan berarti aku tidak ingin, atau tidak perlu, menemukan Slip Kid ini.
Keinginanku sama besarnya dengan mereka. Tetapi aku tidak berani bertanya. Aku tidak
berani bertanya. Aku tidak sanggup menjerumuskan mereka ke dalam cengkeraman
jari-jari tak terlihat yang sepertinya mengubrak-abrik setiap hubungan yang
berhasil kubangun." – halaman 168
Sebuah penyakit yang diberi nama Idiopathic Adolescent Acute
Neurodegeneration (IAAN) – Degenerasi Saraf Akut Remaja membunuh sebagian
besar anak di Amerika. Anak-anak yang tidak terpengaruh dengan penyakit
tersebut ternyata mempunyai kemampuan menakutkan yang tidak bisa mereka kendalikan.
Dibangunlah sebuah kamp rehabilitasi kejam bernama Thurmond di Virginia. Anak-anak
dikelompokan dalam lima warna, Merah (mampu mengendalikan api), Oranye (mampu
mengendalikan pikiran), Biru (telekenesis), Kuning (mampu mengendalikan listrik)
dan Hijau (genius). Mereka disebut Psi. Banyak keluarga yang menyembunyikan
anak mereka, tapi tidak sedikit pula yang menyerahkan anaknya dengan sukarela. Presiden
Gray juga memasukan anaknya, Clancy Gray.
Ruby Elizabeth Daly, anak yang baru
mencapai usia sepuluh, melakukan sesuatu yang membuat kedua orangtuanya panik dan
memanggil Psi Special Forces (PSF) –
Pasukan Khusus Psi. Ruby dimasukan ke kamp dan diklasifikasikan sebagai seorang
Hijau. Di kamp, Ruby dan anak lainnya hidup dalam aturan yang sangat ketat.
Mereka diperlakukan semena-mena dan dipekerjakan secara paksa. Jika ada
pelanggaran, PSF menghukum mereka dengan Kendali Tenang/Dengung Statis,
gelombang suara yang hanya bisa didengar Psi. Kebanyakan Psi Merah, Oranye dan
Kuning dibunuh karena terlalu berbahaya dan sulit dikendalikan. Di tahun ke
enam, suara Kendali Tenang/Dengung Statis itu terdengar sedikit berbeda,
membuat Ruby kesakitan dan mengalami pendarahan hebat. Seorang dokter bernama
Cate Begbie menjelaskan bahwa pihak PSF mengubah gelombangnya untuk menyaring
Psi Merah, Oranye dan Kuning yang tidak terdeteksi. Ruby terpengaruh karena dia
sebenarnya Oranye.
Cate menawarkan bantuan untuk mengeluarkan
Ruby dari Thurmond dan bergabung dalam Liga Anak, sebuah perkumpulan untuk
melawan pemerintah dan program kamp ini. Ruby menerimanya dan berhasil keluar
bersama Martin, Oranye lainnya. Ruby mempercayai semua ucapan Cate sampai dia
masuk ke pikiran partner Cate, Rob, dan menemukan kejanggalan. Dia segera
melarikan diri. Dalam perlariannya, Ruby bertemu dengan geng kecil Psi yang
terdiri dari Liam ‘Lee’ Stewart (Biru), Charles ‘Chubs’ Carrington Meriwether
IV (Biru) dan Suzume ‘Zu’ (Kuning). Mereka berasal dari kamp di wilayah lain.
Mereka dalam misi mencari East River, tempat aman untuk Psi yang dipimpin oleh
Oranye yang diberi julukan Slip Kid. Slip Kid dipercaya bisa melindungi dan membantu
Psi untuk pulang ke keluarga mereka. Ruby ikut serta karena dia ingin meminta
Slip Kip mengajarinya mengendalikan kemampuan Oranye-nya. Perjalanan yang
diwarnai dengan kemunculan PSF, Liga Anak dan geng Psi lainnya, mendekatkan
Ruby dengan ketiga teman barunya. Dia mulai menghargai kemampuannya dan
berhenti menganggap dirinya sendiri sebagai ‘monster’.
"Kau
tahu... kau membuatku begitu bahagia sehingga terkadang aku lupa bernafas. Saat
aku memandangmu, dadaku terasa sesak… dan yang kupikirkan hanyalah betapa
inginnya aku memeluk dan menciummu. Jadi, jangan bicara tentang keluar dari
sini, karena aku tak akan pergi kecuali kau ikut juga." – halaman 521
The Darkest Minds – Pikiran Terkelam adalah novel dystopian menakutkan,
mengejutkan dan mencekam. Ceritanya di setiap babnya begitu intens, jarang
sekali bisa melewatinya tanpa melihat salah satu tokohnya berdarah-darah. Tokoh-tokohnya
menarik dan hubungan mereka diceritakan begitu baik. Menjelang bagian akhir,
ada ‘kejutan-kejutan’ kecil yang bikin aku super sedih (, mengucapkan nama Liam beberapa kali)
dan pengen baca buku keduanya, secepatnya! By
the way, maaf untuk sinopsis yang sangat panjang. Aku tidak bisa menulisnya
lebih pendek karena banyak hal yang harus dijelaskan. Cerita dystopian selalu rumit pada awalnya. Banyak
hal baru, ‘aneh’, dan ‘unik’. Tenang saja, banyak bagian-bagian kecil yang
lumayan penting terlewatkan. Sinopsis di atas juga belum mengungkapkan, bahkan
menyentuh bagian-bagian yang ramenya hehehe.
Untuk para tokohnya, aku senang
dengan cara penulis menonjolkan kelemahan para tokohnya. Ruby dan Zu yang
selalu menganggap diri mereka berbahaya, Liam yang terlalu gampang percaya dan
terlalu baik dan Chubs yang mementingkan keinginan sendiri. Tapi dengan begitu,
para tokoh bisa membangun rasa percaya diri dan kekuatan mereka yang
sesungguhnya. Sebagai pembaca, aku menjadi lebih bersimpati pada mereka dan melihat
kelebihan mereka dengan mudah. Untuk hubungan tiap tokoh, aku sedikit terkejut
Ruby akhirnya begitu dekat Chubs. Tapi aku tidak heran dengan hubungan manis
Ruby dan Liam hehehe. Sialnya, chemistry
mereka yang begitu memikatku ‘diterpa’ beberapa masalah besar di bagian akhir.
Mereka terpukul, apalagi aku. Aku seriusan, sangat, super sedih dengan ending-nya. Tapi semua itu menutup buku
pertama ini dengan baik dan membuka cerita baru di buku keduannya. Argh, si
penulisnya jago, nih. Jangan-jangan dia Oranye :))
Ceritanya sangat rame membuat ‘gairah’
dan ketertarikanku tentang cerita dystopian
naik lagi. Namun sudut pandang orang pertama yang digunakan agak menyulitkanku
mengetahui dan mengerti informasi dasar tentang dunia baru ini. Kebingunganku
berawal dari wabah penyakit IAAN yang malah mengungkapkan bahwa anak-anak punya
kemampuan ‘monster’ ini. Dari mana asal penyakit IAAN? Apa anak yang tidak
terjangkit IAAN berarti sudah pasti punya kemampuan khusus? Dari mana asal kemampuan
khusus itu? Apakah kemampuan khusus itu berasal dari virus IAAN yang tidak mempan
kepada anak-anak tertentu? Tanda tanyaku berpindah pada istilah ‘Psi’. Apa
kepanjangan nama itu? Apa di bukunya dijelaskan? Apakah aku melewatkannya? Itu
untuk masalah cerita. Sedangkan untuk masalah teknis ada di terjemahannya. Terjemahannya
sangat bagus dan enak dibaca. Tapi sulit dimengerti kalau konteksnya dan kata
ganti orang seperti ‘dia, mereka, -nya’ tidak jelas mengacu kemana. Aku bingung
saat Ruby mendengar percakapan Liam dan Chubs yang dia sangka mengenai dirinya,
padahal tidak. Apakah saat berbicara, Liam dan Chubs menggunakan kata ganti ‘it’,
bukan ‘she’ atau ‘her’? Atau Ruby mengira mereka terlalu marah, sehingga
menggunakan ‘it’? Eh, ini termasuk masalah dalam penerjemahan, kan?
At last, The Darkest Minds –
Pikiran Terkelam memiliki cerita tentang dunia hancur dan sangat mengerikan,
yang sangat menarik untuk dibaca. Aku ingin segera membaca buku kedua, dan
tentunya ketiga. Aku sangat ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas,
berpetualang lagi dengan Ruby dan .. ingin Liam kembali. Bagi yang tahu
jawabannya, bisa kasih komentar di bawah. Tapi jangan kasih aku spoiler ya. Recommended! :D
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D