Friday, January 9, 2015

Across The Universe – Melintasi Semesta

Beth Revis
488 Halaman
PT. Gramedia Pustaka Utama, Desember 2014
Rp. 83.000,-

Amy adalah remaja yang dibekukan secara kriogenik di dalam pesawat angkasa luar Godspeed. Dia dan kedua orangtuanya akan menuju planet baru, Bumi-Centauri, tiga ratus tahun di masa depan. Tetapi 50 tahun sebelum Godspeed dijadwalkan mendarat, ruang krio 42 dibuka secara misterius, dan Amy terbangun dari tidur bekunya.
Seseorang mencoba membunuhnya.

Kini Amy terjebak di dalam pesawat itu. seluruh penumpang Godspeed yang berjumlah 2.312 orang dikendalikan oleh Eldest, pemimpin yang otoriter dan menakutkan. Tetapi ada Elder, remaja pemberontak yang akan menjadi penerus Eldest. Elder terpesona pada Amy, sekaligus ingin membuktikan dirinya sanggup menjadi pemimpin.

Amy sangat ingin memercayai Elder. Tapi bisakan dia menaruh keyakinan pada anak lelaki ini, yang tidak pernah tahu kehidupan di luar dinding-dinding kapal yang dingin? Amy hanya tahu dia dan Elder harus segera mengungkap rahasia-rahasia Godspeed sebelum orang yang telah membangunkannya mencoba membunuhnya lagi.

Aku mulai tahu tentang novel Across The Universe – Melintasi Semesta semenjak rajin nonton beberapa channel booktuber dari luar negeri. Semula aku mengira ini adalah novel yang diadaptasi menjadi film dengan judul yang sama di tahun 2007. Ternyata tidak. Judulnya yang sama persis itu hanya sama-sama terinspirasi salah satu judul lagu milik The Beatles. Walaupun di luar dugaan, aku sudah terlanjur tertarik untuk membacanya. Katanya ceritanya ber-setting di luar angkasa, setting yang cukup baru buatku. Cover-nya cantik pula dan hampir mirip dengan versi luarnya. Makin penasaran deh. Let’s review it now :D

"Dia menganggap ketidaktahuan adalah cara terbaik untuk melindungi seseorang dan dia tidak mengerti yang kita bayangkan sering kali lebih buruk daripada kenyataan." – halaman 199

Amy dan kedua orangtuanya menjalani program pembekuan dan mengikuti misi untuk menuju planet baru, Bumi – Centarius. Perjalanan misi tersebut mencapai 300 tahun lamanya. 50 tahun sebelum Godspeed, pesawat yang mengangkut kotak-kotak berisi orang beku itu, mendarat, seseorang melelehkan dan membangunkan Amy dari tidur panjangnya. Walaupun peralatan krionya tersedia, Amy tidak bisa dibekukan kembali. Itu bisa membahayakan nyawanya dan ada kemungkinan dia tidak bisa bangun lagi. Jadi Amy harus menerima dan menjalani hidup di Godspeed, yang hampir menyerupai isi Bumi – Surya.

Godspeed dipimpin oleh Eldest, pria yang paling tua dan akan diteruskan oleh Elder, remaja yang masih berusia 16 tahun. Sistem kepemimpinan Eldest/Elder ini dibentuk setelah Godspeed mengalami sebuah wabah misterius yang menewaskan setengah penghuninya. Untuk menghindari wabah terjadi lagi, Eldest dan pada pendahulunya menghilangkan segala perbedaan yang ada. Penghuni Godspeed jadi mempunyai penampilan fisik yang hampir sama, kulit warna zaitun, rambu cokelat, mata cokelat, mengenakan tunik dan ada waktu Musim di mana semua penghuni kawin untuk menghasilkan keturunan selanjutnya.

Rambut merah, kulit putih dan mata hijau milik Amy sangat berbeda dan mencolok, membuat Eldest yakin dia akan membawa kekacauan. Amy sendiri tidak menyukai Eldest yang otoriter dan menurutnya segala yang terjadi di Godspeed itu tidak alami. Tapi tidak dengan Elder. Dia terpesona dan sangat menyukai segala perbedaan yang dibawa Amy. Bersama teman baiknya, Harley, Elder menjaga level krio dan mencoba menemukan pelakunya. Di saat yang sama, Elder mulai menemukan rahasia-rahasia yang disembunyikan Eldest dalam Godspeed.

"Saat memeluk Amy, aku menyadari kebenaran sederhana bahwa kekuasaan sama sekali bukan kendali – kekuasaan adalah kekuatan, dan memberikan kekuatan tersebut kepada orang lain. Pemimpin bukanlah seseorang yang memaksa orang lain untuk membuat dirinya sendiri lebih kuat; pemimpin adalah seseorang yang rela memberikan kekuatannya kepada orang lain supaya mereka dapat memiliki kekuatan untuk berdiri sendiri." – halaman 418

Across The Universe – Melintasi Semesta adalah sebuah cerita bersetting luar angkasa yang memuaskan. Ceritanya menegangkan, punya sudut pandang yang menarik, bayangan kehidupan di masa depan begitu mencengangkan dan twist yang bertubi-tubi. Aku suka banget dengan dua sudut pandang, Amy dan Elder, yang digunakan. Amy dan Elder mengisi dan menyambung satu persatu kejadian dengan cara masing-masing. Itu membuat cerita mencakup banyak penjelasan tapi tidak terlalu berat, terasa menegangkan dan bertempo agak cepat. Kalau disuruh memilih, sudut pandang favoritku adalah Elder. Karena dari Elder, aku mengerti banyak tentang kehidupan di Godspeed, misi ke Bumi – Centarius dan kadang kepolosannya saat menghadapi Amy sangat lucu dan menggemaskan. Sayangnya cerita kedekatan khusus antara Elder dan Amy tidak begitu banyak porsinya. Cerita lebih fokus pada pencarian orang yang membuka ruang krio. Dari awal aku sudah mencurigai satu tokoh sebagai pelakunya. Tokoh ini tidak terlalu penting tapi bisa muncul di mana saja dan kapan saja. Itu membuatku curiga. Dan betapa senangnya saat aku menemukan bahwa tokoh itu memang pelakunya.

Well, aku hampir benar, sih.

Ternyata masih ada twist yang bikin aku kaget. Twist itu termasuk rahasia-rahasia yang disimpan Eldest yang ternyata ikut mengungkapkan latar belakang pelaku tersebut dan juga kenapa banyak hal-hal tidak alami di Godspeed, seperti Musim itu. Gila, Musim itu saat-saat yang menggelikan sekaligus bikin risih banget. Deskripsinya terlalu detail pula. Tidak hanya Musim, deskripsi tentang pembekuan dan pelelehan krio juga sangat jelas. Aku ngilu-ngilu sendiri membayangkannya.

Selain bagian yang bikin ngilu itu, aku agak terganggu dengan banyak pengulangan informasi. Ini seringnya terjadi di bab-bab awal saat Amy dan Elder saling menjelaskan apa yang terjadi di Bumi – Surya dan Godspeed. Tapi ternyata pengulangan itu adalah cara untuk menekan dan menegaskan informasi tersebut. Aku merasa seperti itu karena informasi itu berguna di bagian akhir Oh, oke, lah. Menurutku, daripada mengulang hal yang sama, lebih baik ceritakan hal-hal lain tentang perjalanan tersebut, kehidupan di luar angkasa, apakah mereka menghadapi hambatan seperti serangan mahkluk asing dan kira-kira bagaimana keadaan Bumi – Surya beratus-ratus tahun setelah Amy pergi. Untuk masalah teknisnya, penulisan Eldest/Elder kadang ada yang tertukar, typo gitu. Untung terjemahannya sangat nyaman dibaca dan aku juga mengerti jalan ceritanya, jadi nggak terlalu memusingkan.


At last, berkat setting-nya yang di luar angkasa, cerita Across The Universe – Melintasi Semesta ini jadi sangat menarik dan menghibur. Aku sangat senang dengan dua sudut pandangnya dan puas dengan twist-nya yang berhasil menjawab semua pertanyaanku. Tak sabar untuk membaca buku keduanya, A Million Suns. Recommended! ;D

No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D