James Dashner
178 Halaman
Delacorte Books, 2011
eBook
It’s the end of the line
WICKED has taken everything from Thomas:
his life, his memories, and now his only friends – the Gladers. But it’s
finally over. The trials are complete, after one final test.
Will anyone survive?
What
WICKED doesn’t know is that Thomas remembers far more than they think. And it’s
enough to prove that he can’t believe a wod of what they say.
The truth will be terrifying.
Thomas
beat the Maze. He survived the Scorch. He’ll risk anything to save his friends.
But the truth might be what ends it all.
The time for lies is over.
Kejutan di akhir The Scorch
Trials bikin aku cepet-cepet baca buku ketiganya, The Death Cure. Tanpa banyak basa-basi lagi, let’s review it ;D
"How
does torturing us lead to this blueprint you’re talking about? What could
sending bunch of unwilling teenagers to terrible places, watching some of them
die – what could that possibly have to do with finding a cure for some disease?"
Setelah menyelesaikan tahap kedua, Thomas
dan para Gladers memasuki tahap ketiga, di mana mereka dibiarkan terkurung di
sebuah ruangan. Setelah dua minggu berlalu, mereka dikumpulkan oleh Rat Man.
Dia menawarkan sebuah operasi kecil untuk mengembalikan seluruh memori para
Gladers. Sebagian besar setuju untuk mengikutinya, tetapi tidak untuk Thomas,
Minho dan Newt. Mereka tidak yakin memori yang akan mereka terima adalah memori
asli, bukan sesuatu yang dirancang WICKED. Selain itu Rat Man mengumumkan siapa
saja yang kebal dan tidak kebal terhadap virus Flare. Newt menjadi salah satu
orang yang tidak kebal.
Karena menolak melakukan operasi,
Thomas, Minho dan Newt dikurung dengan pengawalan ketat. Mereka diam-diam
berencana untuk kabur. Betapa kagetnya mereka bertiga saat tahu Teresa, Aris
dan Gladers lain yang menjalani operasi sudah kabur terlebih dahulu dan tidak
mencari mereka sama sekali. Mereka lalu kabur dengan bantuan Brenda dan
menggunakan Berg yang dikendalikan Jorge. Mereka pergi menuju Denver, tempat di
mana Hans, ilmuan yang dulu bekerja kepada WICKED, tinggal. Dia bisa melakukan
operasi untuk membuang alat yang tertanam di otak Thomas dan Minho. Denver juga
diduga menjadi tempat pelarian para Gladers lain. Saat tiba di sana, Thomas
mendapat sebuah pesan untuk bergabung dengan The Right Man, sebuah organisasi
yang menentang eksperiment WICKED. Pesan itu sendiri berasal dari Gally.
"It
was all your fault! You could’ve stopped them when the first Creators died. You
could’ve figured out a way. But no! You had to keep it going, try to save the
world, be the hero. And you came to the Maze and never stopped. All you care
about is yourself! Admit it!"
Walaupun The Death Cure punya tempo cerita yang cepat dan menegangkan, bagian
aksi yang keren dan tokoh yang memorable
(Oh,
Newt ..), aku agak kecewa dengan ending-nya.
Seluruh pertanyaan yang menumpuk tidak terjawab sama sekali. Malahan aku sempet
kebingungan dengan arah ceritanya. Berbeda dengan dua buku sebelumnya, Thomas
dan Gladers di sini tidak ditempatkan dalam sebuah ujian. Mereka bahkan kabur
dari kompleks WICKED. Jadi arah pergerakan mereka kurang bisa terbaca dan
diprediksi. Banyak hal tak terduga terjadi, tapi aku tidak pernah membayangkan
kalau salah satunya berupa kunjungan singkat ke kafe untuk sarapan dan minum
kopi -.- Di bagian pertengahan baru deh ketemu The Right Arm. Tujuan dan
konflik mulai terbentuk di sini. Eh, Thomas dkk malah sibuk mengurus hal lain,
seperti kegilaan Newt yang mulai muncul. Hal tersebut memang penting. Tapi
porsinya terlalu banyak. Semua ini membingungkan dan agak berputar-putar. Saat
Thomas mulai bersentuhan lagi dengan WICKED, semangatku naik lagi. Aku siap
dikejutkan oleh sebuah twist atau
mungkin Thomas mendadak bersedia menerima memorinya. Tapi ternyata tidak!
Selain itu aku mengharapkan ada
sedikit cerita romantis atau kejelasan tentang hubungan ‘segitiga’ antara
Thomas, Teresa dan Brenda. Setelah melewati banyak hal bersama dan saling
menyentuh, masa Thomas hanya menganggap mereka sebagai ‘teman baik’? Brenda
malah menjadi teman baik yang setingkat lebih tinggi dibanding para Gladers.
Padahal mereka baru kenal berapa minggu coba? Apa karena penulis dan tokoh
utamanya laki-laki, jadi tidak ada ruang untuk sedikit cerita cinta seperti
itu? -.- Hal lain yang masih bikin aku bingung dan penasaran adalah apa
hubungan segala eksperimen kejam dan mematikan yang dijalankan WICKED dengan
obat penyembuh virus Flare nantinya? Lalu aku menantikan kemunculan Chancellor
Paige di cerita, berhadapan langsung dengan Thomas dan mengatakan semua
kebenaran tentang WICKED. Tapi lagi-lagi dia hanya muncul lewat memo di bagian
epilog. Aku harus puas dengan si Rat Man itu.
Tapi tak bisa dipungkiri, ketegangan
ceritanya terjaga. Ceritanya masih berbentuk bab-bab pendek dengan kejutan di
setiap kalimat akhirnya. Lalu di sini banyak bagian aksi yang tidak dan
melibatkan senjata. Kebayang deh film adaptasinya bakal rame banget. Dan banyak
pengorbanan tokoh-tokoh penting yang membuatku tersentuh. Aku sebenernya
udah tahu kejutan itu (thanks to akun Twitter
salah satu penerbit Indonesia -.-) dan menanti-nanti bagian tersebut. Nyatanya
aku masih kaget dan sedikit ‘berduka’ saat membaca bagian tersebut. Untuk twist sendiri, sebenarnya ada di bagian
akhir. Saat itu aku keburu kecewa dan kurang mengerti maksud memonya. Tapi
setelah meng-google-nya, aku mengerti. Twist
itu membuktikan betapa ‘bagus’-nya tujuan WICKED bekerja.
At last, The Death Cure
berhasil mempertahankan cerita menegangkan, bertempo cepat dan segala
kemisteriusan WICKED. Sayangnya ending-nya
tidak berhasil menjawab semua pertanyaanku. Apakah aku harus baca, The Kill
Order, novel prekuelnya untuk mendapatkan jawabannya? Yang pasti aku menantikan dan
berharap film adaptasinya bisa lebih baik .. dan tidak dibagi menjadi dua film,
hehehe. Good day y’all ;D
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D