Raditya Dika
250 Halaman
GagasMedia, 2014 (cetakan pertama)
Rp. 59.500,-
Setelah
main perang-perangan, gue, Dodo, dan Bahri juga suka berjemur di atas mobil tua
warna merah yang sering parkir di pinggir sungai samping kompleks. Formasinya
selalu sama: Bahri dan gue tiduran di atap mobil, sedangkan Dodo, seperti
biasa, agak terbuang, di atas bagasi.
Kadang
kami tiduran selama setengah jam. Kadang, kalau cuaca lagi sangat terik, bisa
sampai dua jam. Kalau cuacanya lagi sejuk dan tidak terlalu terik, kami
biasanya sama-sama menatap ke arah matahari, memandangi langit sambil tiduran.
Kalau udah begini, Bahri menaruk kedua tangannya di belakang kepala, sambil
tiduran dia berkata,
‘Rasanya
kayak di Miami, ya?’
‘Iya,’
jawab gue.
‘Iya,’
jawab Dodo.
Kami
bertiga gak ada yang pernah ke Miami
***
Koala
Kumal adalah buku komedi yang menceritakan
pengalaman Raditya Dika dari mulai jurit malam SMP yang berakhir dengan
kekacauan sampai bertemu perempuan yang mahir bermain tombak. Seluruh cerita di
dalamnya berasal dari kisah nyata.
Koala
Kumal ini sebenarnya terbit 17 Januari 2015. Tapi ada pre-order khusus yang dibuka bulan
Desember 2014 lalu. Semua buku sudah ditandatangani dan ada juga paket khusus
yang berhadiah kaos. Kamu mungkin ada yang ikutan juga. Tapi aku nggak ikutan,
hehehe. Ini buku punya temenku. Dia udah beresin buku ini dengan sangat cepat.
Jadi aku bisa menikmati buku ketujuh karya Dika ini lebih awal. Nah, let’s review it ;D
"Selalu, yang baru akan
terlihat lebih baik daripada yang lama.
Pikiran tersebut membebaskan gue.
Problemnya bukan mencari orang yang lebih baru, tetapi untuk
memperjuangkan yang nyaman. Setelah gue pikir-pikir, apa yang dilakukan oleh
Deska mirip dengan apa yang dilakukan cowok-cowok pada umumnya: cepat ganti
hati kalau ada yang baru. Gampang berpaling. Ternyata, Deska juga lebih cowok dari gue untuk urusan hati."
– halaman 68
Koala Kumal adalah
kumpulan cerita dari kisah nyata yang penulis, Dika, alami sendiri. Ada 12
cerita di dalamnya. Rata-rata berkisah tentang patah hati saat dia masih kecil
sampai sekarang. Tapi ada juga pengalaman Dika mengenai proyek-proyek lain
selain menulis buku yang dia kerjakan beberapa tahun ke belakang.
Cerita-ceritanya adalah . . Ada Jangwe
Di Kepalaku: Dika kecil bermain petasan dengan dua temannya, Bahri dan
Dodo. Ingatlah Ini Sebelum Bikin Film:
Dika mencari inspirasi untuk adegan lucu untuk film Cinta Brontosaurus. Balada Cowok Tomboi: Dika mendekati
cewek tomboi bernama Deska. Panduan
Cowok dalam Menghadapi Penolakan: Dika berbagi cara mengatasi tujuh macam
penolakan cewek. Kucing Story:
terinspirasi dari mantan, Dika mencari binatang peliharaan. LB: Dika mencoba aplikasi kencan saat
sedang berada di Bangkok, Thailand. Perempuan
Tanpa Nama: Dika terbayang-bayang tiga cewek yang dia tidak tahu namanya. Menciptakan Miko: alasan Dika
menciptakan Miko dan proses produksi Malam Minggu Miko. Lebih Seram dari Jurit Malam: pengalaman Dika masa SMP dan temannya
Nikolas saat pelantikan PMR. Patah Hati
Terhebat: pengalaman patah hati terhebat dari teman Dika. Aku Ketemu Orang Lain: kegalauan Dika remaja
tentang hubungan jarak jauh dan Koala
Kumal: proses saat Dika menulis dan mencari judul untuk buku ini.
"Patah
hati seharusnya seperti itu, dari setiap kekecewaan, kita akan makin kuat dalam
menghadapi problem percintaan berikutnya. Tapi kenyataannya, banyak orang yang
sehabis patah hati malah jadi tambah galau. Mukanya tambah bengkok, bibirnya
manyun ke dalam, matanya tambah bengkak. Orang-orang kayak gini setiap mendung
datang nempelin muka ke jendela sambil terisak bilang, ‘Kenapa kamu jahat?’ "
– halaman 236
Koala
Kumal ini selesai aku baca dalam satu hari saja. Awalnya iseng baca
secara acak berdasarkan judulnya yang paling menarik buatku. Namun kemudian aku
baca semuanya lagi dari awal. Cerita-ceritanya menghibur sekaligus membuatku
berpikir tentang kisah cinta (bukan hanya punyaku, tapi semua orang) yang
seringkali berakhir dengan patah hati dan bagaimana menyikapinya juga.
Rata-rata akhir cerita yang bertema patah hati itu agak ‘gelap’ dan malah bikin
galau. Untungnya ada cerita tersebut diselingi dengan cerita tentang karir Dika
di bidang film yang sangat menarik. Ingatlah
Ini Sebelum Bikin Film, Kucing Story, Perempuan Tanpa Nama, Menciptakan Miko, dan Koala Kumal adalah cerita-cerita yang
paling aku suka. Di setiap cerita ada ilustrasi komik kotak yang gaya gambarnya
sangat familiar. Ternyata itu gambaran Sweta Kartika, si komikus Grey &
Jingga. Waaah!
Cerita-ceritanya masih menarik, gaya
tulisannya khas Dika banget. Tapi aku ngerasa buku ini tidak menawarkan sesuatu
yang ‘wah’, tidak seperti buku-buku sebelumnya. Terasa agak membosankan. Ceritanya
lebih condong ke galau-galau daripada komedi. Bahkan cerita Kucing Story yang mengasyikan diakhiri
demikian. Sebenarnya tidak apa-apa sih. Tapi itu bikin semangat dan ketawaku
mendadak lenyap dan malah jadi ‘depresi’ nggak jelas. Apa itu hanya masalah
seleraku saja? Selain itu typo-nya
yang lumayan banyak. Tidak hanya kesalahan tanda baca, salah ketik nama dan
sampai tertukar juga ada. Di Ada Jangwe
Di Kepalaku dan Balada Cowok Tomboi nama
tokohnya tertukar. Dodo jadi Bahri, Deska jadi Astra. Ini bikin feel patah hati yang seharusnya terasa
di bagian tersebut, gagal total. Aku menduga ini karena bukunya dicetak
terburu-buru untuk memenuhi pesanan pre-order.
Semoga di cetakan selanjutnya semuanya sudah diperbaiki.
At
last, Koala Kumal membawa
cerita-cerita menarik dan lucu yang tidak hanya bikin ketawa, tapi mikir juga.
Banyak cerita, baik tentang patah hati dan perfilman, yang bisa menjadi bahan
untuk belajar. Untuk buku selanjutnya, aku berharap Dika bisa menulis buku
komedi dengan tema selain cinta, seperti perfilman dari sudut pandangnya. Good day y’all ;D
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D