Saturday, January 17, 2015

Koala Kumal

Raditya Dika
250 Halaman
GagasMedia, 2014 (cetakan pertama)
Rp. 59.500,-

Setelah main perang-perangan, gue, Dodo, dan Bahri juga suka berjemur di atas mobil tua warna merah yang sering parkir di pinggir sungai samping kompleks. Formasinya selalu sama: Bahri dan gue tiduran di atap mobil, sedangkan Dodo, seperti biasa, agak terbuang, di atas bagasi.
Kadang kami tiduran selama setengah jam. Kadang, kalau cuaca lagi sangat terik, bisa sampai dua jam. Kalau cuacanya lagi sejuk dan tidak terlalu terik, kami biasanya sama-sama menatap ke arah matahari, memandangi langit sambil tiduran. Kalau udah begini, Bahri menaruk kedua tangannya di belakang kepala, sambil tiduran dia berkata,
‘Rasanya kayak di Miami, ya?’
‘Iya,’ jawab gue.
‘Iya,’ jawab Dodo.
Kami bertiga gak ada yang pernah ke Miami

***

Koala Kumal adalah buku komedi yang menceritakan pengalaman Raditya Dika dari mulai jurit malam SMP yang berakhir dengan kekacauan sampai bertemu perempuan yang mahir bermain tombak. Seluruh cerita di dalamnya berasal dari kisah nyata.

Koala Kumal ini sebenarnya terbit 17 Januari 2015. Tapi ada pre-order khusus yang dibuka bulan Desember 2014 lalu. Semua buku sudah ditandatangani dan ada juga paket khusus yang berhadiah kaos. Kamu mungkin ada yang ikutan juga. Tapi aku nggak ikutan, hehehe. Ini buku punya temenku. Dia udah beresin buku ini dengan sangat cepat. Jadi aku bisa menikmati buku ketujuh karya Dika ini lebih awal. Nah, let’s review it ;D

"Selalu, yang baru akan terlihat lebih baik daripada yang lama.
Pikiran tersebut membebaskan gue.
Problemnya bukan mencari orang yang lebih baru, tetapi untuk memperjuangkan yang nyaman. Setelah gue pikir-pikir, apa yang dilakukan oleh Deska mirip dengan apa yang dilakukan cowok-cowok pada umumnya: cepat ganti hati kalau ada yang baru. Gampang berpaling. Ternyata, Deska juga lebih cowok dari gue untuk urusan hati." – halaman 68

Koala Kumal adalah kumpulan cerita dari kisah nyata yang penulis, Dika, alami sendiri. Ada 12 cerita di dalamnya. Rata-rata berkisah tentang patah hati saat dia masih kecil sampai sekarang. Tapi ada juga pengalaman Dika mengenai proyek-proyek lain selain menulis buku yang dia kerjakan beberapa tahun ke belakang. Cerita-ceritanya adalah . . Ada Jangwe Di Kepalaku: Dika kecil bermain petasan dengan dua temannya, Bahri dan Dodo. Ingatlah Ini Sebelum Bikin Film: Dika mencari inspirasi untuk adegan lucu untuk film Cinta Brontosaurus. Balada Cowok Tomboi: Dika mendekati cewek tomboi bernama Deska. Panduan Cowok dalam Menghadapi Penolakan: Dika berbagi cara mengatasi tujuh macam penolakan cewek. Kucing Story: terinspirasi dari mantan, Dika mencari binatang peliharaan. LB: Dika mencoba aplikasi kencan saat sedang berada di Bangkok, Thailand. Perempuan Tanpa Nama: Dika terbayang-bayang tiga cewek yang dia tidak tahu namanya. Menciptakan Miko: alasan Dika menciptakan Miko dan proses produksi Malam Minggu Miko. Lebih Seram dari Jurit Malam: pengalaman Dika masa SMP dan temannya Nikolas saat pelantikan PMR. Patah Hati Terhebat: pengalaman patah hati terhebat dari teman Dika. Aku Ketemu Orang Lain: kegalauan Dika remaja tentang hubungan jarak jauh dan Koala Kumal: proses saat Dika menulis dan mencari judul untuk buku ini.


"Patah hati seharusnya seperti itu, dari setiap kekecewaan, kita akan makin kuat dalam menghadapi problem percintaan berikutnya. Tapi kenyataannya, banyak orang yang sehabis patah hati malah jadi tambah galau. Mukanya tambah bengkok, bibirnya manyun ke dalam, matanya tambah bengkak. Orang-orang kayak gini setiap mendung datang nempelin muka ke jendela sambil terisak bilang, ‘Kenapa kamu jahat?’ " – halaman 236

Koala Kumal ini selesai aku baca dalam satu hari saja. Awalnya iseng baca secara acak berdasarkan judulnya yang paling menarik buatku. Namun kemudian aku baca semuanya lagi dari awal. Cerita-ceritanya menghibur sekaligus membuatku berpikir tentang kisah cinta (bukan hanya punyaku, tapi semua orang) yang seringkali berakhir dengan patah hati dan bagaimana menyikapinya juga. Rata-rata akhir cerita yang bertema patah hati itu agak ‘gelap’ dan malah bikin galau. Untungnya ada cerita tersebut diselingi dengan cerita tentang karir Dika di bidang film yang sangat menarik. Ingatlah Ini Sebelum Bikin Film, Kucing Story, Perempuan Tanpa Nama, Menciptakan Miko, dan Koala Kumal adalah cerita-cerita yang paling aku suka. Di setiap cerita ada ilustrasi komik kotak yang gaya gambarnya sangat familiar. Ternyata itu gambaran Sweta Kartika, si komikus Grey & Jingga. Waaah!

Cerita-ceritanya masih menarik, gaya tulisannya khas Dika banget. Tapi aku ngerasa buku ini tidak menawarkan sesuatu yang ‘wah’, tidak seperti buku-buku sebelumnya. Terasa agak membosankan. Ceritanya lebih condong ke galau-galau daripada komedi. Bahkan cerita Kucing Story yang mengasyikan diakhiri demikian. Sebenarnya tidak apa-apa sih. Tapi itu bikin semangat dan ketawaku mendadak lenyap dan malah jadi ‘depresi’ nggak jelas. Apa itu hanya masalah seleraku saja? Selain itu typo-nya yang lumayan banyak. Tidak hanya kesalahan tanda baca, salah ketik nama dan sampai tertukar juga ada. Di Ada Jangwe Di Kepalaku dan Balada Cowok Tomboi nama tokohnya tertukar. Dodo jadi Bahri, Deska jadi Astra. Ini bikin feel patah hati yang seharusnya terasa di bagian tersebut, gagal total. Aku menduga ini karena bukunya dicetak terburu-buru untuk memenuhi pesanan pre-order. Semoga di cetakan selanjutnya semuanya sudah diperbaiki.

At last, Koala Kumal membawa cerita-cerita menarik dan lucu yang tidak hanya bikin ketawa, tapi mikir juga. Banyak cerita, baik tentang patah hati dan perfilman, yang bisa menjadi bahan untuk belajar. Untuk buku selanjutnya, aku berharap Dika bisa menulis buku komedi dengan tema selain cinta, seperti perfilman dari sudut pandangnya. Good day y’all ;D

No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D