Tuesday, March 17, 2015

Sesuatu Yang Tertunda

Sky Nakayama
207 Halaman
PlotPoint, April 2013
Rp. 12.000
(Promo Diskon Bentang)

Aria tahu cewek pasti lebih memilih kakaknya daripada dia. Kakaknya, Arian, lebih ramah dan sangat supel, sementara ia pendiam, kaku, dan susah bergaul. Itu sebabnya, saat Aria tahu Arian suka dengan tetangga baru mereka, ia cuma melengos dan tidak mau ambil peduli.

Lalu, Aria tak sengaja membuka jendela dan melihat sosok tetangga barunya. Gadis itu menyapanya. Bukannya membalas Aria malah membanting jendela. Kenapa dia melakukan itu? Dia tidak kenal gadis itu, tapi ada sesuatu yang berbeda dari senyumnya. Apa-apaan ini? Apa dia menyukai gadis itu? Gila. Bagaimana dengan kakaknya?

Nama gadis itu: Alina. Alina yang kesepian punya hati rapuh akibat kematian kakaknya yang sudah bertahun lalu terjadi. Alina sebenarnya ingin terus membangun tembok hati agar tak terluka kembali. Namun, hidup terus memaksanya membuka hati. Sahabat kecilnya yang bertahun-tahun menghilang kini hadir kembali, dan dua kakak beradik tetangga sebelah rumah juga mulai mengusik hatinya.

Ini adalah kisah mereka yang ingin selalu menunda apa isi hati. Ini tentang mereka yang diingatkan kembali oleh hidup, bahwa rahasia hati menunggu untuk diungkapkan.

Aku sudah mendengar judul novel Sesuatu Yang Tertunda ini jauuuuh sebelum informasi terbitnya dipublikasikan dan fisiknya masuk ke toko buku. Ada kejadian memalukan sekaligus mengecewakan dibaliknya. Rasa penasaranku jadi cukup tinggi. Now, let’s review :D

"Siapa lagi yang bisa bikin kita sakit hati, selain orang yang paling kita sayangi?" – halaman 87

Pikiran Aria penuh dengan kuliah, kesehatan ibunya dan mantan pacarnya, Anggi, yang menikah dengan laki-laki lain. Jadi dia tidak mengacuhkan tetangga baru yang mencuri perhatian kakaknya, Arian. Tapi kemudian dia tak sengaja bertatapan dengan perempuan bernama Alina itu lewat jendela mereka. Pertemuan-pertemuan selanjutnya membuat Aria dan Alina semakin dekat. Tapi dia tidak yakin hubungannya dengan Alina akan berhasil. Dia bukan Arian yang sempurna dalam segala hal.

Sementara itu, Alina senang dengan pertemanannya dengan kakak beradik itu. Kesedihannya akan kepergiaan kakaknya, Agung, agak terobati. Tapi tidak lagi saat Dio, teman semasa SMA-nya, muncul lagi dan menjadi barista baru di tempat Alina bekerja, Blue Velvet. Dio bersikap seolah-olah dia tidak tahu ataupun peduli dengan kehilangan yang Alina rasakan tiga tahun lalu.


"Ia mengerti bahwa ada banyak hal yang memang tak dapat diubahnya. Tapi kini ia paham, bukan dunia yang harus berubah mengikutinya, tetapi dirinyalah yang harus berubah, melebur dengan ritme waktu tanpa harus kehilangan warna hidup yang telah membentuk dirinya." – halaman 191

Sesuatu Yang Tertunda punya gaya tulisan yang cukup enak dibaca dan twist. Sayangnya nilai plus itu tidak didukung oleh alur dan tokoh yang menarik. Ceritanya datar, banyak detail yang tidak konsisten, penuh kebetulan yang memaksa dua tokoh atau lebih berinteraksi, dan ada satu bagian yang mirip sekali dengan adegan film Eiffel, I’m in Love. Info tentang kesamaan itu aku baca di salah review-nya di laman Goodreads, sebelum aku membaca novelnya. Begitu aku sampai ke bagian itu, aku tak menyangka detailnya juga hampir sama. Aku memang tidak terlalu ingat dengan detail di filmnya. Tapi kembang api, berantem, babak belur ... cukup klik dengan apa yang aku ingat.

Bagian tersebut ternyata cukup penting dan menjadi awal dari konflik yang dimiliki Aria. Namun, aku rasa masih banyak pilihan lain untuk menjelaskannya. Mungkin bisa dimulai dari memberi para tokohnya me time lebih banyak. Aku capek dengan pertemuan mendadak dan ‘tidak sengaja’ yang ada. Cerita sepertinya susah bergulir kalau setiap tokohnya tidak bertemu setiap hari dan waktu. Kalau saja mereka dalam keadaan sendirian, pembaca akan bisa melihat pribadi mereka. Apa yang mereka lakukan saat santai atau tertekan, rencana-rencana apa yang dirancang, dan pikiran-pikiran yang menggema di kepala mereka saat tidak tertutupi suara orang lain.

Aku tidak yakin, sih, tapi pendekatan tokoh itu bisa membantu ketidaksinkronan detail dalam cerita. Ini sepertinya khusus untuk pihak penulisnya. Sebelum menyentuh pembaca, tokoh itu berada ditangan penulis. Jika penulisnya cukup dekat dan mengerti bagaimana tokohnya hidup, dia bisa melihat jika ada sesuatu yang salah. Seperti latar belakang kenapa Aria berantem di malam itu. Apa Aria emosi karena bertemu mantan atau tidak sengaja ditabrak orang asing? Lalu bagaimana kabar ibu kakak beradik itu?

At last, Sesuatu Yang Tertunda sebenarnya punya gaya menulis yang baik. Sayang sekali tidak dimanfaatkan untuk mengembangkan cerita yang lebih detail dalam kehidupan tokoh-tokohnya. Semoga penulis bisa memperbaikinya di karya-karya selanjutnya :)


1 comment:

  1. Reviewnya keren, boleh dong sekali-sekali cerpenku (yang masih pemula) di review juga :)

    ReplyDelete

Thanks for leave your comment :D