Half Bad

by - 11:54 PM

Sally Green
444 Halaman
Mizan Fantasi, Maret 2015
Rp. 74.000,-

Dia berbeda
Tak diinginkan, tapi diburu.
Ibunya menyihir putih penyembuh, ayahnya penyihir hitam pembunuh.
Dia hidup dalam kurungan sejak usia empat belas tahun, karena dunia takut akan kekuatannya.
Dalam dunia penyihir yang terbagi menjadi hitam dan putih, dia harus bertahan sendiri.
Yang perlu dia lakukan hanyalah melarikan diri, mencari seorang penyihir hitam bernama Mercury.
Mercury bisa saja menolongnya atau membunuhnya.
Namun, dia harus mengambil risiko itu.
-
"Untuk pertama kalinya sejak Harry Potter, inilah novel yang membuatku benar-benar terhanyut …"
Amanda Hurley, Inkwood Books

Aku sudah berniat untuk berhenti dulu meminjam buku di Pittimos. Tak hanya karena merasa kasihan dengan tumpukan buku yang belum dibaca di rumah, aku agak malas untuk melakukan perjalanan memutar untuk mengembalikan bukunya. Niat itu aku lafalkan dalam kepala yang buyar saat melihat Half Bad dipampang di salah satu rak. Rasa senang dan penyesalan bercampur aduk. Aalagi aku benar-benar capek dan sibuk-sibuk nggak jelas sampai memperpanjang masa peminjaman. Tapi setelah membaca isinya, apakah aku masih menyesal? Now, let’s review it :D

"Caramu berpikir dan bertindak tanduklah yang menunjukkan siapa dirimu. Kau tidak jahat, Nathan. Kau sama sekali tidak membawa-bawa sifat jahat. Kau akan memiliki Anugerah nan perkasa – kita semua bisa melihatnya – tapi yang akan menunjukan dirimu baik atau jahat adalah caramu menggunakan Anugerah itu." – halaman 124

Di kehidupan modern, penyihir dan manusia biasa hidup secara berdampingan. Non penyihir mendapat sebutan Fain, sementara penyihir mengklasifikasikan kelompok mereka dengan Putih, Hitam, Blasteran yang merupakan campuran Putih atau Hitam dengan Fain dan Bastard yang merupakan campuran Putih dan Hitam. Nathan adalah seorang Bastard. Ayahnya, Marcus, adalah seorang penyihir Hitam yang sangat disegani. Itu membuat kehidupan Nathan sangat sulit dan penuh derita. Dewan Penyihir Putih dengan rutin melakukan pemeriksaan kemampuan untuk memutuskan masa depannya masuk ke Putih atau Hitam. Tak hanya itu saudara tirinya, Jessica, sering mengolok-oloknya dan yakin Nathan akan menjadi Hitam seperti ayahnya. Saudaranya yang lain, Deborah dan Arran, juga nenek yang selama ini membesarkannya tidak percaya itu. Mereka yakin darah Putih yang ada dalam diri Nathan memberinya kesempatan untuk menjadi penyihir yang baik.

Di ulang tahun ketujuh belas, setiap whet/penyihir akan mendapat Upacara Penyerahan yang berisi penyerahan tiga anugerah dan minum darah leluhur. Setelah itu seorang whet akan resmi menjadi penyihir dewasa, mempunyai anugerah kemampuan sihir dan mulai bekerja untuk kelompok mereka. Whet yang tidak melakukan upacara itu dipastikan akan mati. Nathan cemas karena gerak geriknya diatur ketat oleh keputusan dari Dewan dan kemungkinannya mendapatkan upacara itu sangat kecil. Tak hanya ruang geraknya yang dipersempit, dia juga harus melaporkan semua interaksi antara dirinya dan kelompok penyihir lain. Tapi itu tidak membuatnya mendekati Annalise, seorang whet dari keluarga Putih murni. Ternyata nasibnya sebagai Bastard menarik perhatian seorang penyihir Putih tua. Dia menyarankan Nathan mencari Mercury, seorang penyihir Hitam tua, yang punya anugerah hebat dan kerap menolong para penyihir. Tapi sebelum dia berhasil pergi, Dewan menangkapnya dan membuatnya hidup dalam pengawasan penyihir Putih asing.

"Mereka tidak mau memberitahuku apa-apa, bisa juga memberitahuku apa saja. Jadi, dari mana aku tahu bahwa yang mereka beri tahukan kepadaku benar adanya?" – halaman 216

Aku menyesal meminjam dan membaca Half Bad. Menyesal kenapa aku selalu kecapekan dan menunda-nunda membereskannya, hahaha. Cerita penyihir Bastard ini sangat seru dan dibumbui humor yang agak gelap! Segala kesulitan yang Nathan menghibur sekaligus membuatku sedih. Efek pandangan dan pendapat orang-orang tentang statusnya sebagai setengah Putih dan setengah Hitam cukup mengerikan. Semakin kuat tekanan dan cemoohan itu pada sisi mental Nathan sebagai remaja, kepercayaan Nathan bahwa dirinya jahat juga semakin nyata. Benar-benar lingkungan yang tidak ideal untuk tumbuh, berkembang apalagi mencari jati diri. Untung Nathan masih agak ‘waras’ dan cerdas untuk bisa membedakan dan mendefinisikan dirinya sendiri sebagai apa. Itu pengendalian diri dan kedewasaan yang cukup baik. Dewan Penyihir sendiri yang katanya bertugas untuk melindungi penyihir Putih juga ternyata tidak benar-benar bersih. Masa mereka melakukan segala cara untuk melawan penyihir Hitam sampai membunuh mereka? Walaupun mengatasnamakan kedamaian, aku sama sekali tidak bisa simpati. Aku malah jadi lebih berpihak pada penyihir Hitam, yang dipikir-pikir, menjadi kaum minoritas dan tertindas. Namun mereka memang super jahat, sih. Pasti ada banyak alasan di baliknya. Ada baiknya tidak menghakimi dan berlindung pada darah Putih atau Hitam, tapi pada perbuatan dan manfaat yang bisa diberikan, seperti quote di atas. Mungkin seharusnya ada kelompok Abu-Abu, seperti Nathan si Bastard itu ;p

Selain menjadi seorang Bastad, kehidupan Nathan secara pribadi dan sosial juga menarik tapi kadang membingungkan. Nathan diceritakan tidak bisa membaca yang menurutku otomatis memutuskannya dengan ilmu pengetahuan umum. Lalu bagaimana dia bisa mengenali aksen asing? Dan bagaimana dia bisa begitu santai menanggapi hubungan istimewa antar sesama jenis? Apa dia sudah terbiasa dan ‘mengerti’ dari hubungannya sendiri yang super dekat dengan Arran? Kenapa sih dia bisa begitu ‘mesra’ dengan kakak tiri laki-lakinya tapi juga bisa mencium gadis lain? Sepertinya ini terjadi karena Nathan punya semacam daddy issues, sehingga dia mudah dekat dan nyaman dengan laki-laki yang lebih tua dan perhatian kepadanya. Benar atau tidaknya anggapanku itu, aku ingin melihat bagaimana Nathan bereaksi pada hubungan itu ke depannya. Aku juga tidak bisa kuasa menolaknya karena hubungan itu manis banget hihihi.

Untuk kehidupan para penyihir dalam zaman modernnya juga masih samar. Kehidupan mereka hampir sama dengan manusia biasa, seperti pergi ke sekolah umum, hanya saja ada sedikit sentuhan sihir dan Anugerah. Tapi selain Dewan Penyihir yang menyebalkan itu, aku belum mengerti bagaimana bentuk pemerintahannya, fungsi penyihir di dunia global dan lainnya. Sulit untuk tidak membandingkannya dengan seri Harry Potter yang benar-benar ‘nyata’.  Tapi semuanya memang menarik dan terbilang unik. Tanpa penjelasan setting yang panjang lebar, kehidupan mereka terbentuk di kepalaku. Latar belakang yang lebih detail ada pada keluarga Nathan. Mungkin karena fokus ceritanya di sini memang Nathan seorang, hal-hal lain hanya sebagai penguat cerita.

Untuk bagian teknisnya, bahasa terjemahannya enak dibaca dan rapi. Hanya saja aku sering kali menemukan pemilihan kata atau prase yang agak janggal. Agak susah untuk menunjukannya secara spesifik, tapi ada kata yang kelebihan imbuhan ‘-i’ di bagian belakangnnya dan sebagainya. Aku tidak yakin apakah imbuhan itu mengubah arti kata tersebut atau tidak. Yang jelas aku agak aneh saat menemukannya dan kalimatnya jadi membingungkan.


At last, walaupun banyak hal yang masih menjadi tanda tanya, aku sangat senang bisa menemukan dan membaca perjuangan Nathan sebagai Bastard di Half Bad. Semoga di sekuelnya, Half Wild, kisah si Bastard ini semakin seru dan bisa menjelaskan hal-hal yang terjawab sebelumnya. Recommended! :D

You May Also Like

0 comment(s)

Thanks for leave your comment :D