Wednesday, May 6, 2015

What the Lightning Sees: Part Two

Louise Bay
106 Halaman
April 2015
eBook

Haven had thought she was wrong about Jake, but apparently she should have trusted her instincts. He wasn’t the man she thought he was. The chink that Jake managed to put in her armor has healed over. She’s shut down and as far as she’s concerned, it’s all business between them from now on.

Thrown together on another assignment, anger, frustration and jealousy are at the forefront of Jake’s emotions. Will Jake convince Haven that he really cares or will he let her go as she insists he must?

What the Lightning Sees: Part Two adalah sekuel yang cukup aku nantikan. Jadi pantas saja aku jingrak-jingrak saat menemukannya di akhir bulan April. Let’s review it now :D

"After reading her very cool, calm response about how she accepted my apology and wanted us to be friends, I knew she was gone."

Haven Daniels kaget saat mengetahui alasan jatuhnya artikel Sandy Fox ke tangannya. Dia juga sakit hati karena Jake ‘Harry’ Harrison ikut terlibat. Dia menyesal telah membuka diri untuk pria itu. Maka setelah puas menangis, Haven memutuskan untuk kembali ke pribadinya yang dulu. Dia menerima permintaan maaf Jake/Harry, tapi tidak berminat untuk menjalin hubungan lebih dari teman.

Jake/Harry menerima keputusan Haven. Dia sudah siap untuk melupakan wanita dan konsentrasi pada bisnisnya saat tawaran pekerjaan dari Rallegra datang kembali dan melibatkan Haven. Sebagai juru foto, dia tidak tahu persis apa fokus dan tujuan artikel tersebut. Ternyata tidak hanya profil seseorang atau gedung penting, kali ini Jake/Harry harus mengikuti dan mengabadikan setiap momen saat Haven berkencan dengan pria-pria kaya raya.

"I’m not marrying the guy. I’m having dinner with him. For work. Will you stop already?"

What the Lightning Sees: Part Two membuatku geregetan dengan gengsi super besar yang dimiliki kedua tokoh utamanya. Dari sana aku sedikit paham kenapa dan bagaimana wanita dan pria bisa mengelabui sekaligus memendam sesuatu dari lawan jenisnya. Gilaa, gengsi beneran bisa menguras energi, hati dan pikiran. Aku, sebagai pembaca, aja sampai capek mengurusi dengan dua orang yang jelas-jelas saling tertarik itu, apalagi mereka yang melaluinya sendiri. Dua sudut pandang yang dipakai semakin membuatku nggak sabaran untuk menyatukan mereka berdua. Gaya tulisan dan porsi setiap sudut pandang sudah pas dan bikin penasaran. Tapi saat mereka akhirnya cukup ‘waras’ untuk berduaan, aku jadi kurang tertarik, malah sempat bosan dan membacanya dengan males-malesan.

Kenapa, ya?

Apa karena kondisi badanku yang lelah (alasan klasik baruku) atau memang aksi malu-malu tapi mau mereka tidak seseru aksi anjing dan kucing di buku pertamanya?

Bisa jadi keduanya.

Karena itu aku kecewa sekaligus merasa bersalah. Sungguh, aku ingin menikmati ceritanya segirang mungkin. Bahkan adegan sexy time-nya tidak mempan padaku. Bukan berarti setiap adegan panas selalu berhasil padaku. Tapi biasanya bagian itu ampuh membuatku terus membaca dan membaca. Tapi sekarang tidak seperti itu. Alasan utamanya adalaha aku tidak suka dengan selera Jake/Harry dalam ‘ikat mengikat’. Selain itu aku merasakan tokoh sampingan yang diperkenalkan di seri sebelumnya tidak mendapat porsi yang sesuai. Oke, mereka cuma sampingan, tapi cukup penting dan memberi warna tersendiri. Mungkin mereka akan muncul kembali di seri terakhir atau semoga penulis menulis seri khusus untuk mereka. Yang aku maksud tentu saja Luke, Ash dan Beth, bukan yang itu. Kemunculan orang dari masa lalu Jake/Harry agak menganggu, tapi dia ternyata membawa kejutan yang akan menjadi masalah besar di buku terakhir. Aku agak kaget tapi tetap tertarik untuk melihat bagaimana semuanya berkembang.

At last, What the Lightning Sees: Part Two sebenarnya masih menghibur dan menarik seperti seri pertamanya. Aku suka kedua tokoh utamanya yang ditulis dengan baik. Tapi kekecewaan kecil di hatiku tidak dapat disembunyikan. Semoga saja seri penutupnya akan lebih baik. Recommended! :D

No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D