Dahlian
332 Halaman
GagasMedia, 2009
Rp. 37.500,-
Seandainya ini mimpi buruk, Karina ingin cepat-cepat bangun dan tak
ingin mengingatnya lagi …
Tapi kenyataan memilih berlaku kejam padanya. Dua garis di testpack yang kini berada di tangannya adalah
jawaban tegas: Karina hamil. Dan
satu-satunya yang terpikirkan adalah mencari bapak anak ini dan meminta
pertanggungjawaban.
Karina tidak berharap dinikahi Daniel. Dia ingin laki-laki itu
mengurusinya selama masa kehamilan. Dengan senang hati, dia menyerahkan bayi
itu ke tangan Daniel – sesederhana itu.
Namun, berada bersama Daniel membuatnya melihat laki-laki itu dari sisi
lain. Sisi lembut dan penuh perlindungan. Sisi yang membuat dadanya berdesir.
Perasaan yang mengenalkan Karina pada … cinta. Mungkinkan ini pertanda mimpi
buruknya kelak akan berakhir bahagia?
Baby Proposal ini aku baca untuk memenuhi tantangan membaca Author
Wish-list, yaitu membaca karya-karya beberapa penulis. Aku agak ketinggalan,
makanya sedikit ngebut dan ‘mengorbankan’ judul-judul lain. Sebelum memegang
buku fiksinya, yang dipinjam dari Pitimoss, aku membaca sample-nya (60 halaman!) di Google Play Store. Sangat membantuku untuk
menyelesaikan novel ini dengan cepat. Now,
let’s review it! :D
"Mengapa
akhir-akhir ini nasib baik seolah memusuhinya? Pertama, ia akan memiliki anak
dari perempuan yang tidak dicintainya. Kini, satu-satunya perempuan yang
dicintainya akan menikah dengan lelaki lain." – halaman 56
Karina positif hamil. Ayah dari
janinnya itu adalah Daniel, pria yang dia temui saat berlibur di Lombok. Daniel,
yang baru ditinggalkan Celline, pacarnya, untuk menikah dengan pria lain,
menantang Karina adu minum. Dalam keadaan mabuk, mereka pun tidur bersama.
Karina sempat panik karena itu adalah pengalaman pertamanya. Daniel pun
memberikan kartu namanya dan berjanji akan bertanggung jawab. Tetapi saat
mereka bertemu lagi, Daniel malah menyuruh Karina mengugurkan janin itu. Clarissa,
ibu Daniel, datang dan menyuruhnya menikahi Karina. Tetapi Karina tidak mau
menikah. Pengalaman orangtuanya membuat dia enggan terikat dalam hubungan
serius. Lalu Karina mengajukan perjanjian di mana Daniel akan mengurus dirinya
sampai melahirkan dan hak asuhnya nanti akan jatuh ke tangan Daniel.
Semula Daniel merasa terpaksa saat
harus mengantar Karina memeriksa kandungannya. Tetapi detak jantung calon
anaknya mengubah pikirannya. Dia jadi sangat menjaga Karina dari makanan sampai
pergi ke parent’s sharing
bersama-sama. Karina tersentuh dengan perhatian Daniel itu. Namun, dia
menemukan Celline ada di kantor Daniel, memintanya kembali. Reaksi Daniel
menghancurkan segala harapan Karina. Dia lalu menghindari Daniel dengan segala
cara.
"..
ia tidak bisa menyangkal rasa tenang dan nyaman dengan kehadiran lelaki itu di
rumahnya. Ia suka ditemani oleh Daniel. Tapi, Karina juga sadar, Daniel
melakukannya hanya karena kasihan. Tidak lebih!" – halaman 160
Baby Proposal berhasil membuatku larut dalam kedekatan Karina dan
Daniel yang ditengahi oleh kehadiran calon anak. Aku terlanjur suka dengan nama
Daniel. Dia juga mengingatkanku pada Christian Grey, mulai dari ketegasannya tentang
makanan, jalan-jalan menggunakan helikopter, punya seseorang dari masa lalu
yang sulit dilupakan, dan banyak lagi. Drama yang terjadi di antara mereka
memang agak klise, apalagi di tahun-tahun sekarang. Tetapi setiap perkembangan
ceritanya menarik untuk terus dibaca. Setiap hal yang Karina dan Daniel lakukan
penuh kecanggungan pasti bisa membuat siapapun geregetan sekaligus meleleh. Tidak
mengherankan aku berhasil membaca habis ceritanya dalam waktu kurang dari 24
jam. Aku pokoknya terhibur. Ini bacaan yang cukup memuaskan.
Namun, itu tidak berarti aku
tidak akan mengkritik beberapa bagian yang agak mengganggu selama proses
membacanya. Pertama, gaya penulisannya sebenarnya sudah enak dibaca tapi cara pendeskripsiannya
agak membosankan, tidak terperinci, dan banyak penggulangan kata sifat yang
sama. Kata ‘dingin’ dipakai sampai tiga kali di paragraf yang sama dan semua
untuk mendeskripsikan Daniel seorang. Kedua, banyak keganjilan ketika Karina
dan Daniel menilai fisik satu sama lain. Mata mereka ‘lapar’ banget sampai
terus-terusan terpesona dengan kelebihan fisik masing-masing. Mereka seperti
tidak pernah tidur bersama sebelumnya. Ya, aku tahu mereka mabuk dan tidak bisa
mengingat dengan jelas. Tapi tetap saja aneh. Apalagi saat Daniel bisa melihat
bulu mata lentik Karina dari jarak yang cukup jauh.
Kemudian, profesi kedua tokoh
utama tidak benar-benar dijelaskan sampai cerita terasa mau berakhir. Hanya
diceritakan Karina itu bekerja di dapur dan Daniel punya bisnis. Di akhir
memang ada kegiatan Karina berkutat di restoran dan Daniel menghadiri sebuah
meeting, tapi kurasa sudah terlambat. Sangat disayangkan. Padahal seru untuk
melihat Karina dan Daniel mengerjakan passion
mereka. Di sana karakter mereka juga bisa lebih terlihat. Lalu, saat
masalah kandungan sudah tidak menjadi masalah yang mengikat Karina dan Daniel,
ceritanya jadi agak lambat dan nggak tahu mau di bawa kemana. Dan terakhir, aku
tidak yakin Bandung di bulan Desember bisa begitu cerah.
At last, walaupun drama yang terjadi kebanyakan gampang ditebak dan
deskripsi yang dipakai kurang beragam, Baby
Proposal masih bisa menghiburku dengan interaksi dua tokoh utamanya yang
manis. Di sini, aku seperti sudah bisa membaca alur cerita ala Dahlian. Tapi semuanya
selalu sukses membuatku merasa puas di halaman terakhir. Pencinta cerita romance yang mengharu biru lain juga pasti
akan suka dengan cerita ini ;)
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D