Monday, September 28, 2015

Baby Proposal

Dahlian
332 Halaman
GagasMedia, 2009
Rp. 37.500,-

Seandainya ini mimpi buruk, Karina ingin cepat-cepat bangun dan tak ingin mengingatnya lagi …
Tapi kenyataan memilih berlaku kejam padanya. Dua garis di testpack yang kini berada di tangannya adalah jawaban tegas: Karina hamil. Dan satu-satunya yang terpikirkan adalah mencari bapak anak ini dan meminta pertanggungjawaban.

Karina tidak berharap dinikahi Daniel. Dia ingin laki-laki itu mengurusinya selama masa kehamilan. Dengan senang hati, dia menyerahkan bayi itu ke tangan Daniel – sesederhana itu.

Namun, berada bersama Daniel membuatnya melihat laki-laki itu dari sisi lain. Sisi lembut dan penuh perlindungan. Sisi yang membuat dadanya berdesir. Perasaan yang mengenalkan Karina pada … cinta. Mungkinkan ini pertanda mimpi buruknya kelak akan berakhir bahagia?

Baby Proposal ini aku baca untuk memenuhi tantangan membaca Author Wish-list, yaitu membaca karya-karya beberapa penulis. Aku agak ketinggalan, makanya sedikit ngebut dan ‘mengorbankan’ judul-judul lain. Sebelum memegang buku fiksinya, yang dipinjam dari Pitimoss, aku membaca sample-nya (60 halaman!) di Google Play Store. Sangat membantuku untuk menyelesaikan novel ini dengan cepat. Now, let’s review it! :D

"Mengapa akhir-akhir ini nasib baik seolah memusuhinya? Pertama, ia akan memiliki anak dari perempuan yang tidak dicintainya. Kini, satu-satunya perempuan yang dicintainya akan menikah dengan lelaki lain." – halaman 56

Karina positif hamil. Ayah dari janinnya itu adalah Daniel, pria yang dia temui saat berlibur di Lombok. Daniel, yang baru ditinggalkan Celline, pacarnya, untuk menikah dengan pria lain, menantang Karina adu minum. Dalam keadaan mabuk, mereka pun tidur bersama. Karina sempat panik karena itu adalah pengalaman pertamanya. Daniel pun memberikan kartu namanya dan berjanji akan bertanggung jawab. Tetapi saat mereka bertemu lagi, Daniel malah menyuruh Karina mengugurkan janin itu. Clarissa, ibu Daniel, datang dan menyuruhnya menikahi Karina. Tetapi Karina tidak mau menikah. Pengalaman orangtuanya membuat dia enggan terikat dalam hubungan serius. Lalu Karina mengajukan perjanjian di mana Daniel akan mengurus dirinya sampai melahirkan dan hak asuhnya nanti akan jatuh ke tangan Daniel.

Semula Daniel merasa terpaksa saat harus mengantar Karina memeriksa kandungannya. Tetapi detak jantung calon anaknya mengubah pikirannya. Dia jadi sangat menjaga Karina dari makanan sampai pergi ke parent’s sharing bersama-sama. Karina tersentuh dengan perhatian Daniel itu. Namun, dia menemukan Celline ada di kantor Daniel, memintanya kembali. Reaksi Daniel menghancurkan segala harapan Karina. Dia lalu menghindari Daniel dengan segala cara.

".. ia tidak bisa menyangkal rasa tenang dan nyaman dengan kehadiran lelaki itu di rumahnya. Ia suka ditemani oleh Daniel. Tapi, Karina juga sadar, Daniel melakukannya hanya karena kasihan. Tidak lebih!" – halaman 160

Baby Proposal berhasil membuatku larut dalam kedekatan Karina dan Daniel yang ditengahi oleh kehadiran calon anak. Aku terlanjur suka dengan nama Daniel. Dia juga mengingatkanku pada Christian Grey, mulai dari ketegasannya tentang makanan, jalan-jalan menggunakan helikopter, punya seseorang dari masa lalu yang sulit dilupakan, dan banyak lagi. Drama yang terjadi di antara mereka memang agak klise, apalagi di tahun-tahun sekarang. Tetapi setiap perkembangan ceritanya menarik untuk terus dibaca. Setiap hal yang Karina dan Daniel lakukan penuh kecanggungan pasti bisa membuat siapapun geregetan sekaligus meleleh. Tidak mengherankan aku berhasil membaca habis ceritanya dalam waktu kurang dari 24 jam. Aku pokoknya terhibur. Ini bacaan yang cukup memuaskan.

Namun, itu tidak berarti aku tidak akan mengkritik beberapa bagian yang agak mengganggu selama proses membacanya. Pertama, gaya penulisannya sebenarnya sudah enak dibaca tapi cara pendeskripsiannya agak membosankan, tidak terperinci, dan banyak penggulangan kata sifat yang sama. Kata ‘dingin’ dipakai sampai tiga kali di paragraf yang sama dan semua untuk mendeskripsikan Daniel seorang. Kedua, banyak keganjilan ketika Karina dan Daniel menilai fisik satu sama lain. Mata mereka ‘lapar’ banget sampai terus-terusan terpesona dengan kelebihan fisik masing-masing. Mereka seperti tidak pernah tidur bersama sebelumnya. Ya, aku tahu mereka mabuk dan tidak bisa mengingat dengan jelas. Tapi tetap saja aneh. Apalagi saat Daniel bisa melihat bulu mata lentik Karina dari jarak yang cukup jauh.

Kemudian, profesi kedua tokoh utama tidak benar-benar dijelaskan sampai cerita terasa mau berakhir. Hanya diceritakan Karina itu bekerja di dapur dan Daniel punya bisnis. Di akhir memang ada kegiatan Karina berkutat di restoran dan Daniel menghadiri sebuah meeting, tapi kurasa sudah terlambat. Sangat disayangkan. Padahal seru untuk melihat Karina dan Daniel mengerjakan passion mereka. Di sana karakter mereka juga bisa lebih terlihat. Lalu, saat masalah kandungan sudah tidak menjadi masalah yang mengikat Karina dan Daniel, ceritanya jadi agak lambat dan nggak tahu mau di bawa kemana. Dan terakhir, aku tidak yakin Bandung di bulan Desember bisa begitu cerah.

At last, walaupun drama yang terjadi kebanyakan gampang ditebak dan deskripsi yang dipakai kurang beragam, Baby Proposal masih bisa menghiburku dengan interaksi dua tokoh utamanya yang manis. Di sini, aku seperti sudah bisa membaca alur cerita ala Dahlian. Tapi semuanya selalu sukses membuatku merasa puas di halaman terakhir. Pencinta cerita romance yang mengharu biru lain juga pasti akan suka dengan cerita ini ;)


No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D