Rook

by - 12:05 PM

Sharon Cameron
341 Halaman
Scholastic Press, 2015

History has a way of repeating itself. In the Sunken City that was once Paris, all who oppose the new revolution are being put to the blade. Except for those who disappear from their prison cells, a red-tipped rook feather left in their place. Is the mysterious Red Rook a savior of the innocent or a criminal?

Meanwhile, across the sea in the Commonwealth, Sophia Bellamy’s arranged marriage to the wealthy René Hasard is the last chance to save her family from ruin. But when the search for the Red Rook comes straight to her doorstep, Sophia discovers that her fiancé is not all he seems. Which is only fair, because neither is she.

As the Red Rook grows bolder and the stakes grow higher, Sophia and René find themselves locked in a tantalizing game of cat and mouse.

Rook adalah buku bacaan untuk Perustopia Book Club di bulan pertamanya, Agustus lalu. Aku hampir saja tidak ikut membacanya. Sudah pasrah saja. Tapi ternyata dua orang di balik klub buku itu memundurkan jadwal live show-nya, yang berarti memberiku kesempatan kedua untuk membacanya. Now, let’s review it! :D

"The Red Rook is not a myth, Mademoiselle. He is a man, and .. I know he is near."

Setelah satelit-satelit berjatuhan dari ruang angkasa dan menyebabkan peristiwa kematian yang dahsyat, teknologi dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya dan terlarang. Kehidupan pun kembali ke masa lampau. Di Sunken City, yang semula adalah Paris, orang-orang yang terbukti urusan dengan mesin-mesin tersebut dijatuhi hukuman pancung. Namun, keluarga Bonnard yang direncanakan untuk menjalani hukuman tiba-tiba menghilang. Yang tertinggal dalam sel mereka adalah sehelai bulu burung dengan ujung bercat warna merah, tanda dari sang Red Rook yang selama ini hanya dianggap sebagai legenda. LeBlanc, kepala keamanan pemerintahan Allemende, menduga Red Rook membawa tahanannya berlayar ke Commonwealth.

Di Commonwealth, Sophie Bellamy sedang menghadiri pesta pertunangannya dengan René Hasard. Hadiah pernikahan dari René bisa menyelamatkan rumah dan aset ayahnya dari kebangkrutan dan hukuman penjara. Tetapi Sophie berusaha tidak terlalu dekat dengan René. Begitu pula Tom, kakaknya dan Spear, teman dekat keluarga mereka. Kehadiran LeBlanc yang mendadak dalam pesta tersebut sedikit menganggu suasana. Saudara sepupu jauh René itu mencurigai Red Rook bersembunyi di keluarga Bellamy. Dia mencurigai Tom sebagai Red Rook dan berusaha menjebaknya.

"’What happens in the past does not seem to ever go away, does it?’
‘I suppose not. Or not all of it. But we can always make sure that it doesn’t happen again. Or that it does.’"

Rook menghadirkan kisah petualangan dan cinta dalam latar dunia dystopian yang tak biasa. Alih-alih memunculkan dunia baru dengan peraturan yang tak biasa, kehidupan orang-orang setelah kehancuran besar malah kembali ke masa lalu. Mengingat yang mereka ‘musuhi’ adalah teknologi, semuanya cukup logis sekaligus unik. Pemilihan kota Paris sebagai salah satu setting-nya juga pas. Di sana bangunan-bangunan klasik masih bertahan dan dirawat dengan baik. Detail dan perangkat di dalam rumah yang ada sebelum kemunculan listrik atau kemajuan zaman lainnya juga pasti masih ada. Jadi penduduknya tidak akan kesulitan ‘beradaptasi’ dan hidup sebagai orang tempo dulu. Lucunya, tak hanya kehidupan yang jadi primitif, cara orang-orang berpakaian, berkomunikasi, dan menghitung waktu kembali ke dasar. Adegan dari film Pride and Prejudice dan TV seri Downton Abbey muncul bergantian sebagai bayangan dari kehidupan Sophie dan René ini. Tapi itu tidak cukup karena dunia dalam novel ini sedikit membingungkan. Aku mengerti Sunken City itu Paris. Tapi bagian mana yang merupakan Lower City dan Upper City? Lalu Commonwealth itu di mana? Mengacu pada perlayaran yang dilakukan tokoh-tokohnya dan bahasa yang digunakan, apa mungkin maksudnya adalah Inggris Raya? Seharusnya ada peta tambahan agar pembaca bisa mengerti di mana sang Red Rook melakukan aksinya.

Ngomong-ngomong soal sang Red Rook, identitasnya langsung diungkap di bab-bab awal. Mengejutkan sekaligus menggelikan. Kenapa begitu cepat? Pembaca bahkan tidak sempat mengenal cukup banyak tokoh untuk sekedar menebak-nebak. Ketidaktahuan tokoh antagonis akan fakta ini membuat ceritanya agak lucu. LeBlanc jadi terlihat bodoh dan gegabah. Untungnya masih banyak misteri lain yang cukup mengelitik rasa penasaran sehingga aku terus membaca halaman-halaman berikutnya. Aksi sang Red Rook sendiri cukup oke. Apalagi saat dia dan tokoh-tokoh lain berpisah, mengerjakan hal-hal yang berlawanan, dan di luar rencana sambil didesak waktu. Cukup menegangkan. Hanya saja aku berharap latar belakang sang Red Rook ini lebih dibahas. Rasanya tidak masuk akal sang Red Rook dianggap sebagai legenda sementara orang di baliknya masih muda. Aku sempat berpikir dia meneruskan seseorang yang dulunya adalah Red Rook asli. Tapi ternyata ceritanya tidak seperti itu.  

Terlepas dari petualangan sang Red Rook, kisah Sophie dan René cukup manis. Terikat dalam pertunangan tanpa cinta dan belum mengenal sejarah hidup masing-masing, kedua tokoh ini menghadirkan momen ‘petak umpet’ yang cukup menarik. Seperti tingkah Sophie yang menghindari menatap mata René karena tunangannya itu sangat rupawan sehingga dia takut terpikat atau saat mereka berdua berada di tempat tersembunyi dan rahasia mereka sedikit demi sedikit terbongkar. Kedekatan dan cinta di antara mereka muncul bukan cuma karena fisik, tetapi perjalanan dan petualangan yang mereka lalu. Dari sana mereka menjadi pasangan yang cocok dan saling mengisi. Tapi gestur-gestur kecil tetap ada dan membuat mereka menjadi pasangan yang so sweeeeet.

Kupikir masalah Sophie dan René akan selesai begitu sang Red Rook juga menyelesaikan aksi terakhirnya. Nyatanya tidak begitu. Mereka masih harus mengurus masalah lain di Commonwealth. Ceritanya seperti ditarik paksa untuk sedikit lebih panjang. Mereka mengurusnya dengan komunikasi yang berbelit-belit. Aku agak jengkel di bagian itu. Aku sebenarnya tidak masalah dengan cara mereka berbicara, tapi lama-lama capek juga. Beberapa kalimat sampai paragraf bahkan sempat aku lewat karena sulit dimengerti maksudnya atau sudah terlalu malas untuk mencoba mengerti maksudnya. Aku juga tidak tertarik menghafalkan nama semua tokoh, terutama yang hanya sampingan, dan peran mereka di kehidupan Sophie atau René. Cukup yang tokoh-tokoh utama saja.

Perustopia Book Club: Rook Live Show

Aku berhasil menyelesaikan novel ini beberapa hari sebelum hari live show-nya. Sayang perbedaan waktu yang cukup membingungkan dan koneksi internet yang kurang bagus, membuatku tidak sempat mengikutinya secara langsung. Tapi tenang saja, live show yang terbagi dalam dua video itu masih ada di Youtube channel abooktopia untuk waktu yang tak terbatas. Aku sempat menonton video yang pertama, tapi tidak sampai selesai karena waktu itu aku belum sempat menulis review ini. Mungkin sekarang saat yang tepat untuk menonton keduanya.

At last, dengan dunia dystopian yang berbeda dari kebanyakan cerita, Rook membawa suasana yang unik dalam kisah Sophie dan René ini. Aksi sang Red Rook juga cukup asyik untuk diikuti. Sayangnya, ceritanya terlalu panjang sehingga terasa sedikit membosankan, dan penuh tokoh-tokoh yang cenderung tidak terlalu penting. Tapi tidak menyurutkan minatku pada novel-novel lain yang mungkin punya setting yang tak jauh berbeda. Ada rekomendasi novelnya? :)


You May Also Like

2 comment(s)

  1. Eh, maksudnya setelah satelit-satelit jatuh semua teknologi (bahkan yang tidak berhubungan dengan satelit) langsung dilarang? Kok, aku susah terima logikanya, yah :|

    ReplyDelete
  2. Memang aneh. Koq sampai kembali pake lilin ya? Mungkin tindakan pencegahan dan solusi dari pemerintah dari zaman kehancuran tersebut, yang sudah jauuuuh saat cerita ini berlangsung.

    ReplyDelete

Thanks for leave your comment :D