Monday, April 11, 2016

[Blog Tour] Persona – Review


Haloooo, Too Early kembali lagi dengan kegiatan blog tour dan giveaway. Buku yang dibahas di kesempatan ini adalah karya terbaru Fakhrisina Amalia, Persona, yang masuk dalam lini Young Adult. Seperti biasa, ada ulasan dariku dan disusul dengan giveaway yang berhadiah novel tersebut. Sekarang, mari baca review-nya dulu yuk! :D

Fakhrisina Amalia
Editor: Tri Saputra Sakti
Desain Sampul: Orkha Creative
248 Halaman
PT. Gramedia Pustaka Utama, April 2015

Namanya Altair, seperti salah satu bintang terang di rasi Aquila yang membentuk segitiga musim panas. Azura mengenalnya di sekolah sebagai murid baru blasteran Jepang yang kesulitan menyebut huruf L pada namanya sendiri.

Azura merasa hidupnya yang berantakan perlahan membaik dengan kehadiran Altair. Keberadaan Altair lambat laun membuat perasaan Azura terhadap Kak Nara yang sudah lama dipendam pun luntur.

Namun, saat dia mulai jatuh cinta pada Altair, cowok itu justru menghilang tanpa kabar. Bukan hanya kehilangan Altair, Azura juga harus menghadapi kenyataan bahwa orangtuanya memiliki banyak rahasia, yang mulai terungkap satu demi satu. Dan pada saat itu, Kak Nara-lah tempat Azura berlindung.

Ketika Azura merasa kehidupannya mulai berjalan normal, Altair kembali lagi. Dan kali ini Azura dihadapkan pada kenyataan untuk memilih antara Altair atau Kak Nara.

Tidak susah untuk tertarik dengan buku-buku Young Adult baru dari GPU. Cover-nya selalu bisa mencuri perhatianku. Tak terkecuali untuk Persona yang malah punya cover yang mirip dengan karya penulis sebelumnya, All You Need is Love. Now, let’s review it! :D

"Tapi perkataanku memang benar, kan? Kita tidak bisa mengatakan kita berteman dengan seseorang karena kita menganggap orang itu teman. Karena… bisa jadi orang itu tidak menganggap demikian, atau bahkan malah tidak mau berteman." – halaman 19

Di suatu pagi, Azura bertemu dengan murid pindahan, Altair Nakayama. Walaupun sekolah biasanya tidak menerima murid pindahan di pertengahan semester, cowok blasteran Jepang itu duduk di belakang meja Azura dan menganggunya dengan pertanyaan-pertanyaan tentang pelajaran. Azura sempat terganggu tapi tidak tega melihat Altair kesulitan mengejar pelajaran sendiri. Mereka akhirnya berteman. Mereka biasa menghabiskan waktu di taman sekolah dan berbagai bekal.

Reaksi Altair terhadap bekas luka di tangan Azura membuat Azura lebih optimis dan merasa tidak sendirian lagi. Dia tak ragu bercerita tentang permasalahan keluarga di rumah dan rasa sukanya kepada Kak Nara, kakak kelas yang selalu dipandangi lewat jendela perpustakaan. Azura sempat ditolong oleh Kak Nara dan tak menyangka cowok itu masih ingat. Saat Azura mendapat kesempatan untuk lebih dengan dengan Kak Nara, Altair mendadak tidak masuk sekolah dan tidak bisa dihubungi.

"Memang luar biasa sekali pengaruh yang bisa ditimbulkan oleh kehadiran seseorang dalam hidupmu. Pada suatu waktu kau akan menjadi dirimu yang kau kenal, di waktu lain tiba-tiba kau berubah menjadi orang lain." – halaman 40

Persona lebih dari sekedar cerita remaja menghadapi masalah keluarga dan cinta pertamanya, tetapi juga bagaimana pengalaman itu mempunyai ‘efek samping’ tak terduga dan tahap menyelesaiannya yang sama beratnya dengan masalah utama. Mungkin kesan pertamanya, cerita ini tampak seperti cerita anak broken home lainnya yang menampilkan tokoh yang kurang perhatian, hobi melukai diri sendiri, tak punya teman sampai seseorang datang dan mengubah segalanya. Aku juga sempat berpikir begitu. Semangat membacaku perlahan berkurang dengan ceritanya yang ‘tertebak’. Belum lagi detail-detail yang misterius dan berbagai pertanyaan yang tak kunjung dijawab. Aku sudah siap untuk membeberkan semua itu, apalagi semakin lama ceritanya semakin tidak terarah. Rasanya pertemanan Azura dan Altair ini sudah berputar-putar, tapi cerita ternyata baru sampai halaman 100.

Alasan utama aku bertahan waktu itu adalah Kak Nara. Cerita naksir kakak kelas itu mirip banget dengan pengalaman pribadiku! Kakak kelas, suka curi-curi pandang lewat jendela, akhirnya bisa kenalan tapi ‘harus berpisah’ saat kelulusan. Menurutku kisahku sangat menarik, makanya aku ingin tahu bagaimana kisah Azura berakhir. Alasan lainnya adalah ceritanya berlokasi di Parangka Raya. Tentu sangat menarik melihat kehidupan remaja yang hidup di luar Jawa. Lalu, di bagian prolog, cerita menjanjikan kejadian yang sangat signifikan. Nama-nama yang muncul di sana mempunyai hubungan yang cukup penting dengan Azura dan aku ingin tahu bagaimana mereka sampai di kejadian tersebut. Setiap bab juga dilengkapi dengan keterangan bulan dan tahun yang semakin mendekati waktu di prolog. Makanya, aku sabar menanti, melahap tiap halaman, dan mengharapkan sebuah keajaiban.

Keajaiban itu akhirnya muncul (dan ada Kak Nara di sana [aduh spoiler ;p])! Aku sempat merasa bingung dan sedikit takut karena semuanya tidak seperti yang kuperkirakan. Kurasa semua pembaca juga tidak akan siap mendapatkan cerita adem ayem itu jadi agak mistis, hahahaha. Tetapi semakin lama penjelasan itu semakin logis dan secara tidak langsung menjawab segudang pertanyaanku. Di sini aku jadi kagum dengan kemampuan penulis menyembunyikan hal itu dalam tulisannya. Tentu tidak mudah membuat cerita penuh misteri menjadi tampak biasa saja. Aku juga sangat bersyukur dengan penjelasan hubungan Azura dan Altair yang super panjang karena itu menjadi fondasi yang kuat untuk semua kejutan ini.  Aku sibuk ber-aaahhh dan ber-ooooh sampai akhir cerita (spoiler lagi: hal itu agak mirip dengan kisahku).

Walaupun twist-nya memuaskan, ada beberapa hal yang masih menjadi tanda tanya buatku. Seperti, kehidupan Mama Azura yang tidak dijelaskan dan kenapa Azura menentang hal itu. Lalu, penempatan keterangan tempat dan waktu itu sempat mengecohku. Kadang bingung ketika bulan yang tertulis terus Februari. Ini nggak salah tulis, kan? Dan kalau nggak akan pindah lokasi, kenapa Palangka Raya terus dicantumkan? Bagian epilog juga agak menganggu efek mind blown sebelumnya. Jadi … ternyata… ooooh. Sama-sama mengejutkan dan membuatku berharap kisah itu punya novelnya tersendiri.

At last, seperti novel Young Adult GPU sebelumnya, Persona memberikan kisah remaja yang beranjak dewasa dari sisi yang menarik dan selama ini tidak terlalu dieksplor. Penulisnya berhasil menyimpan kejutan itu sampai akhir dan aku puas dengan jawaban-jawabannya. Tapi aku sarankan kalian ikut mengalir aja dan tidak dikit-dikit nebak agar bisa terkaget-kaget di bagian tersebut hehehe. Lokasinya yang berada Palangka Raya juga memberikan rasa tersendiri yang membedakannya dari novel lain. Recommended! :D


Ada satu buah novel Persona untuk satu orang. Ikuti giveaway-nya di sini :D

9 comments:

  1. Ceritanya bikin penasaran ya kak ☺️ Aku suka banget sama covernya dan salah satu nama tokohnya bikin bapeeerrr:"

    ReplyDelete
  2. Aku suka Altair, meskipun bikin penasaran :D :D

    ReplyDelete
  3. baca reviewnya aja kayak rollercoster, gimana baca full novelnya...
    penasaran!

    ReplyDelete
  4. Kenapa sih si Altair itu? Penasaran :3

    ReplyDelete
  5. Kenapa kehidupan Azura kaya gitu amat sih? Bikin penasaran deh

    ReplyDelete
  6. Aku suka tulisan Fakhrisina Amalia, buku sebelumnya yang udah aku baca; All You Need is Love (yang covernya setipe ama buku ini dan Happiness. Penulis selalu mengemas kisah remaja yang beranjak dewasa, ini kayaknya pas banget karena memang usianya juga remaja ke dewasa yaa... :))

    ReplyDelete
  7. waduh! ini kenapa abis baca reviewnya malah jadi penasaran banget sama bukunya?! ^^
    Aku selalu suka dengan buku2 yg penuh misteri dan twist. Membuat buku yang biasa menjadi lebih menarik! Jadi penasaran apa sebenernya hubungan antara Altair-Azura-Nara?

    ReplyDelete
  8. Ini bukunya penuh dengan teka teki ya x) selaluuuuu suka banget sama buku yang menyuguhkan teka teki didalmnya, selalu sukses buat aku penasaran x)

    ReplyDelete
  9. LHAAA KOK REVIEW AKHIRNYA GITUUU

    Ih nggak jelas ih, jadi bikin penasaran bangetbangetbangeeeeeeet! Ada apa sebenarnya di sana ih. :(

    ReplyDelete

Thanks for leave your comment :D