Haloooo, Too Early menjadi host untuk blog tour dan giveaway lagi.
Buku yang dibahas di kesempatan ini adalah salah satu karya terbaru Suarcani, The Stardust Catcher, yang masuk dalam
lini Young Adult. Seperti biasa, ada ulasan dariku dan disusul dengan giveaway yang berhadiah novel tersebut.
Sekarang, mari baca review-nya dulu
yuk!
:D
Suarcani
Desain Sampul: Orkha Creative
184 Halaman
PT. Gramedia Pustaka Utama, Maret 2016
“Apa harapanmu tahun
ini?”
Joe: Punya alternatif lain untuk berbahagia selain dengan mencari
pasangan.
Mela: Mendapat tambahan umur setidaknya empat tahun lagi, yah.... biar
bisa main remi lebih lama lagi sih.
Bermula dari secarik kertas dalam jaket di commuter line, Joe dan Mela
bercengkerama lewat ask.fm. Selama setahun, hanya lewat media sosial itulah
mereka berhubungan. Hingga Joe tertinggal rombongan saat liburan bersama
teman-teman kuliahnya. Ia tersesat di Bali. Sendirian.
Saat itulah Sally Cinnamon muncul dan mengaku sebagai peri yang akan
mempertemukan Joe dengan jodohnya. Wait, peri jodoh? Yang benar saja? Ditemani
Sally, Joe berusaha mencari rombongannya. Petualangan yang mempertemukannya
dengan Mela, si spa therapist yang sekarat.
Apakah Mela jodoh yang dimaksud Sally? Apakah Joe benar-benar tersesat
dan bukannya sengaja menghilang karena protes akan perceraian orangtuanya?
Selain cover-nya, apa yang
menarik dari novel-novel Young Adult GPU? Sinopsis ceritanya. Itu yang kudapat
dari The Stardust Catcher. Ada
aplikasi sosial media, lokasi cerita yang bukan di pulau Jawa, dan jodoh. Siapa
yang nggak jadi penasaran coba? Now,
let’s review it!
:D
"Kamu
bisa lihat saya, berarti alarm saya tidak salah. Jodoh kamu memang sudah dekat."
– halaman 40
Dari secarik kertas yang tertinggal di
commuter line, Joe mengetahui akun
ask.fm ‘stardustcatcher’ milik Mela dan rajin melempar pertanyaan. Di sisi lain,
orangtua Joe sudah mantap untuk bercerai. Mereka bahkan sudah mempunyai pasangan
baru sekaligus anak tiri yang membuat Joe merasa terabaikan. Maka, Joe tak ragu
untuk pergi berdarmawisata ke Bali bersama teman-teman jurusan Teknik Mesin.
Setibanya di Bali, Joe malah tertinggal bus dan tersesat. Dia bahkan bertemu
dengan gadis misterius bernama Sally Cinnamon. Dia mengaku sebagai peri jodoh
dan akan membantu Joe menemukan jodohnya.
Sementara itu, Mela sedang pusing
mencari pinjaman uang untuk kuliah Ratih, adiknya, di Jakarta. Dia juga butuh
uang untuk membeli obat. Penyakit yang dideritanya kambuh lagi dan membuatnya
kurang produktif berkerja sebagai spa
therapist. Salah satu pelanggan setianya, Oscar, bersedia menawarkan
bantuan finansial. Tak lama setelah menerima uang tersebut, sekelompok orang
tak dikenal menyerang kediaman Oscar dan membawa Mela.
"Tapi
cahaya itu tidak akan pernah mati, Joe. Sekalipun sinarnya meredup, tapi
hangatnya akan tetap terasa di dalam sini." – halaman 106
The Stardust Catcher membeberkan kehidupan Joe yang naik turun
karena permasalahan serius yang mengundang simpati sampai kecelakaan kecil yang
bikin ngakak. Aku nggak nyangka ceritanya bakal campur aduk gini. Di awal,
semuanya serba serius dengan masalah keluarga Joe dan penyakit mematikan Mela. Kukira
guyonan mereka di ask.fm adalah bentuk ironi atau pelarian mereka dari
permasalahan masing-masing. Lalu semuanya berubah saat negara api menyerang
Sally Cinnamon muncul dalam penampilan yang kurasa mirip kuntilanak. Sally ini
ngakunya sebagai peri jodoh loh, tapi dia malah membuat perjalanan Joe penuh
kejadian-kejadian asyik hahahaha. Detail Balinya jauh dari bayanganku. Tidak
ada nama pantai-pantai yang sudah akrab di telinga. Joe malah diceritakan
mengaungi gunung dan lembah di tengah malam. Menarik. Aku seharusnya tidak
tertawa saat membaca bagian Joe kecelakaan di sana atau terungkapnya rahasia di
nama lengkapnya. Tapi, mana tahan! XD
Tokoh yang menjadi favoritku tak
lain adalah Sally Cinnamon. Asal usulnya memang kurang jelas, menyebalkan, dan
merupakan peri jodoh yang buruk, tapi semangatnya menyenangkan dan bikin
kangen. Dia mengingatkanku pada seri novel Angels Unlimited karya Annie Dalton dan
seri film China, Happy Ghost. Ceritanya sangat jauh berbeda, tapi aku
mendapatkan kesan yang sama. Untuk Joe, dia tidak bersikap seperti cowok 20
tahunan. Namun, hal tersebut membantu menciptakan banyak momen lucu, seperti
saat dia terpesona dengan percikan cahaya yang Sally buat. Sedangkan Mela, aku
merasa dia tertutupi oleh Sally. Mereka sama-sama pandai melemparkan lelucoan. Tapi
porsi Sally lebih besar dan secara tidak langsung mengkukuhkan kelebihan itu
menjadi ciri khasnya.
Don’t get me wrong, aku suka segala interaksi Joe dan Sally. Aku malah
berharap mereka berjodoh ada sekalian dan kabur ke negeri peri untuk membangun
biro jodoh yang lebih bagus. Tapi, inti ceritanya tidak begitu. Masih banyak
hal yang harus dan menunggu dijelaskan. Sayangnya, hal itu juga tidak terjadi. Ceritanya
cuma menyelesaikan masalah Joe dan perjodohan itu, meninggalkan banyak detail
yang masih menjadi tanda tanya, bahkan terlupakan. Cerita dari sudut pandang para
tokoh pendukung, seperti orangtua Joe dan Oscar, tidak cukup membantu. Tempo ceritanya
malah sangat cepat menjelang akhir. Ini dua kemungkinan, tempo itu memang
dibutuhkan untuk membangun mood komikal atau cerita ingin cepat selesai. Aaah,
kalau saja halamannya lebih banyak, penyelesaiannya akan lebih baik. Mungkin
saja di sana ada penjelasan bagaimana mendapatkan peri jodoh ;p
At last, The Stardust
Catcher menceritakan persoalan serius dalam fase young adult dengan cara yang tak biasa. Lelucoan dan unsur fantasinya
menjadi daya tarik sendiri berhasil mendorong pembaca untuk terus mengikuti
perjodohan yang Sally Cinnamon rancang untuk Joe. Sedikit kecewa dengan
pertanyaan yang belum terjawab dan jumlah halaman yang terbatas. Mungkin bisa
diobati dengan buku sekuel atau prekuel? :))
Ada giveaway novel The Stardust Catcher dan tas
Joger di sini :)
Maksudnya blog tour tu apaan ya?
ReplyDeleteeh, sally itu beneran peri? atau manusia yang ngaku jadi peri? kayaknya menarik nih ceritanya.
ReplyDelete