Prisca
Primasari
242 Halaman
Prisca Primasari, Maret 2016
Permasalahan yang dihadapi Frea, Liquor, dan Night semakin rumit saja.
Ketiganya harus membenahi kekeliruan yang mereka lakukan, sekaligus bertarung
dengan perasaan masing-masing.
Di lain sisi, Frea semakin mengenal Liqour, sedikit demi sedikit. Dia
memahami luka pemuda itu, mengetahui masa lalunya, juga terus mengobati
hatinya.
Namun, tepat saat Frea menyadari betapa dia mencintai Liqour, sesuatu
terjadi. Masalah baru yang luput dari perhitungannya.
Terdorong oleh cuplikan di akhir
Love Theft #1,
aku nggak nunggu hujan badai untuk baca LoveTheft #2. Seneng deh liat jumlah
halamannya lebih tebal dari buku pertamanya. Terlebih lagi aku bisa menyatukan cover-nya menjadi gambar utuh, seperti
di video ini. Now, let’s review it! :D
"Itu
bukan karena aku cemburu. Aku tidak cemburu. Karena aku tidak mencintai Liqour. Sampai kapan
pun, aku tidak akan pernah jatuh cinta pada pemuda yang suka mempermainkan
wanita seperti dia." – halaman 12
Frea Renata, Liqour, dan Night
menghadapi masalah besar setelah mencuri kalung milik Coco
Kartikaningtias. Gadis manja itu menyimpan banyak rahasia dari yang mereka
perkirakan sebelumnya. Liquor menolak mengembalikan barang tersebut karena hal
itu bertentangan dengan prinsipnya sebagai pencuri professional. Sedangkan
Night stres dengan surat perceraian dari istrinya. Frea ikut pusing memikirkan nasib
mereka, terlebih lagi dia menyadari perasaannya untuk Liquor. Tetapi kejadian
dari masa lalu memerngaruhi masa depan mereka.
"Apa
pun pilihan hidupnya, aku akan selalu mengharapkan yang terbaik untuknya. Sebagaimana
dia mengharapkan yang terbaik bagi kami semua, dengan caranya sendiri." – halaman
206
Love Theft #2
menghadirkan kejutan-kejutan dalam pencurian yang dilakukan Frea, Liqour, dan
Night. Ternyata banyak sekali cerita dari sebuah kalung dan bikin semuanya makin
ribet sekaligus seru hehehe. Ceritanya juga lebih melankolis di sini, terutama
soal hubungan Frea dan Liqour. Hatiku berasa disiletin pelan-pelan saat mereka
mencoba mencari jalan untuk bersama. Puncaknya adalah cerita flashback ke pertemuan pertama mereka.
Setelah itu, aku nggak kuat untuk lanjut baca. Sempat libur dua harian terus
maksain buat baca lagi. Aku suka ending-nya!
Terutama bagian yang diceritakan dari sudut pandang Liqour. Dia ternyata begitu
polos dan sederhana. Aku ‘menuntut’ penulisnya untuk menulis ulang ceritanya
dari sudut pandang Liqour. Novel seri luar biasanya bikin versi tersebut untuk
buku ketiganya. Aku juga ingin Liqour punya bukunya sendiriiiii. Tak disangka
aku bisa terpikat juga sama si ngengat ini. Maaf, Night ;p
Selain bikin berkaca-kaca, banyak
banget bagian yang bikin ketawa. Bagian lucu itu sebagian besar ada di bagian
awal, saat Frea sibuk ngurusin Liqour dan Night yang tenggelam di masalah
masing-masing dan si paman yang minta dibeliin lampu antik. Gila deh! Aku
puas banget ketawanya. Agak aneh juga sih mengingat bahasanya cukup baku, tapi
tetep enak dibaca koq. Eh, lama-lama ceritanya jadi mengharukan huhuhuhu. Ini
bukan protes sih. Berasa dijebak aja hehe. Di bagian awal juga ada penjelasan
singkat dan lengkap tentang isi buku pertama dan masalah yang mereka hadapi
selanjutnya. Ini sangat membantuku mengingat detail-detail kecil yang
kulupakan. Hal itu juga bikin cerita secara keseluruhan terasa utuh dan seperti
novel beneran.
Tapi jumlah halaman yang lebih
tebal tidak cukup menjawab rasa penasaranku dan beberapa hal yang kurasa
penting. Seperti tokoh Coco Kartikaningtias yang hanya muncul sedikit. Padahal kan
rahasia yang dia bawa sangat besar. Aku tadinya mengira Liqour dan Night bakal
bisa mengelabui Coco dan ‘menang’, seperti di buku pertama. Sayang sekali fokus
ceritanya tidak ke arah sana. Di sisi lain, ceritanya memperlihatkan sisi
manusia kedua pencuri professional itu dan luka mereka yang akhirnya mengering.
At last, bagian melankolis dan humoris dalam Love Theft #2
memberi kesimpulan yang pas untuk kisah Frea dengan teman-teman pencurinya dan
hati mereka masing-masing. Tulisannya yang memabukkan membuatku susah untuk
tidak ikut hanyut dalam kisah mereka. Karena itu, sekali lagi, aku berharap ada
buku ketiga yang isinya tentang Liqour. Pleeeeease? Recommended! :D
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D