Wednesday, March 6, 2013

Paris: Aline

Prisca Primasari
224 halaman. 13 x 19 cm
Gagas Media, 2013 (Cetakan Pertama)
Rp 42.000, -

Pembaca tersayang,

Dari Paris, sepotong kisah cinta bergulir, merupakan racikan istimewa dari tangan terampil Prisca Primasari yang sudah dikenal reputasinya dengan karya-karya sebelumnya Éclair, Beautiful Mistake, dan Kastil Es dan Air Mancur yang Berdansa.

Ini tentang sebuah pertemuan takdir Aline dan seorang laki-laki bernama Sena. Terlepas dari hal-hal menarik yang dia temukan di diri orang itu, Sena menyimpan misteri, seperti mengapa Aline diajaknya bertemu di Bastille yang jelas-jelas adalah bekas penjara, pukul 12 malam pula? Dan mengapa pula laki-laki itu sangat hobi mendatangi tempat-tempat seperti pemakaman Père Lachaise yang konon berhantu?

Setiap tempat punya cerita.
Dan inilah sepotong kisah cinta yang kami kirimkan dari Paris dengan prangko yang berbau harum.

Enjoy the journey,
EDITOR

Pertama kali aku lihat cover Paris:Aline ini, aku langsung pengen beli dan sekaligus sirik karena orang lain yang bisa menulis cerita dengan latar Paris when I doubt that she has visited it. Aku sirik karena mereka bisa melakukan riset yang begitu tajam dan rapi. Sirik in a good way :p Aku akhirnya beli novelnya ini, hampir tiga minggu setelah aku masukan ke daftar Books of the Month di bulan Februari dan lagi-lagi novel ini menyuguhkan sesuatu yang bikin aku sirik. Sebuah post card bergambar Eiffel Tower dan tulisan PARIS yang unik :’)



Tapi sayangnya, seperti novel-novel cantik yang sedang banyak beredar, sinopsis di sampul belakang novel ini tidak membantu sama sekali. Yaaah, memang ada penjelasan tentang ceritanya sebanyak dua paragraph pendek, tapi tetap aja nggak cukup. Sinopsis yang rada panjang ada dibawah ini J

Aline Ofeli, seorang mahasiswa asal Indonesia sedang patah hati karena cowok yang dia taksir – dipanggil sebagai ‘Ubur-ubur’- baru saja jadian dengan cewek Francis yang cantik banget. Dia kemudian memutuskan untuk cuti dari pekerjaannya di Lombok Bistro – dimana Ubur-ubur dan juga pacarnya bekerja – selama seminggu. Dia menemukan sebuah pecahan porselen saat di perjalanan pulang dan harus repot-repot mencari sang pemilik. Dia makin repot saat si pemilik – Aeolus Sena, orang Indonesia juga – berjanji untuk mengambilnya di Place de la Bastille pukul 12 malam.

Sena datang dan menjanjikan tiga permintaan sebagai balas budi. Untuk permintaan pertama dia meminta agar bisa pulang ke Indonesia dan bertemu dengan ibunya. Sena menawarkan pilihan lain, ibu Aline yang datang ke Paris dan dia memberikan segepok uang. Aline tidak mempercayainya, apalagi mendengar pekerjaannya sebagai tukang reparasi mesin tik, lalu selalu datang dan pergi secara mencurigakan dan mempunyai hubungan misterius dengan tetangganya Aline yang juga berasal Indonesia, Ezra.

Cerita tentang Aline, Sena dan orang-orang disekitarnya diceritakan dalam format diary. Novel ini mempunyai prolog, epilog dan 12 bab yang dibuka dengan keterangan hari, tanggal dan tahun, pilihan mood, dan sebuah sketsa tempat-tempat yang ada di Paris. Format seperti ini membuat kita lebih dekat dengan di tokoh utama dan sekaligus membuat cerita sangat pengalir. Ini salah satu contohnya:


Cerita yang mengalir bikin aku ketagihan untuk baca bab baru lagi dan lagi. Sensasi Parisnya terasa dari ungkapan-ungkapan dalam bahasa Perancis dan tempat-tempat yang tokoh-tokoh kunjungi. Ada beberapa kalimat dalam bahasa Perancis yang dilengkapi terjemahan di bagian footnote, tapi ada ungkapan singkat seperti, ‘comment allez vous?’, ‘pardonnez-moi’, ‘oui’, ‘non’ dan lainnya yang tidak dilengkapi footnote. Ungkapan seperti itu mungkin sudah familiar, simple tapi tetap butuh penjelasan untuk orang-orang yang tidak tahu francais. Untung aku pernah ngambil le course francais and those expression doesn’t bother me at all :)

Namun, walaupun cerita Aline dan Sena ini begitu mengalir, ada beberapa hal yang bikin kening aku mengerut. Apalagi saat tahu alasan sebenarnya kenapa kehadiran Sena begitu misterius. Aku mulai bosan. Untungnya novel ini cukup pendek dan ceritapun berakhir with a happy and sweet ending J Hal lain yang bikin aku bingung adalah Aline tidak terlalu excited tinggal dan berkegiatan di Paris. Tidak seperti novel yang bersetting luar negeri lain yang menceritakan hebatnya tinggal di Eropa dan bikin para pembaca pengen ke sana. Tokoh Aline disini terlihat . . normal? Normal untuk menjadi orang non Eropa untuk kangen dengan negara aslinya, normal untuk mengakui bahwa di setiap negara pun pasti ada kerugian dan normal untuk membuat setiap tempat menjadi istimewa karena orang yang bersama kita :)

At last, Paris atau Paris: Aline (apakah nanti ada Aline: Sena atau Paris: Ezra?) menawarkan sebuah cerita yang unik dan manis. Tak hanya memperlihatkan keindahan Paris tapi juga mengingatkan Indonesia, negara asal kita yang tidak akan pernah bisa dilupakan, apapun yang terjadi. Recommmeded :D

13 comments:

  1. mau inii mauu itu mau seuaaa noveel....
    tapii... *lirik tugas* T.T

    ReplyDelete
  2. Aku suka novel Paris ini kebetulan satu bulan lalu. Dibanding seri STPC lain yang udah aku baca (Bangkok,Melbourne,Beijing) Paris ini yang paling tipis deh kayanya. Tapi aku suka gaya penulisannya kak prisca ini, jadi gak membosankan buat aku. Salam kenal,.

    ReplyDelete
  3. serial STPC pertama yg aku baca..konsepnya unik jd kesannya fresh..alurnya aku suka..tres bien! rekomen dah buat penyuka YA yang tidak terlalu berat :)

    ReplyDelete
  4. Karena aku emang punya impian untuk pergi ke Kota Paris, aku langsung tertarik begitu melihat novel ini ada ditoko buku. Postcard yang diselipkan dibalik cover depan novel juga sangat unik dan bagus, bikin aku jadi semangat buat membacanya.
    Kesan pertama tentang novel ini, seru karena banyak menyertakan setting kota & kehidupan di Paris yang membuat aku semakin tertarik.
    Namun aku juga punya pendapat sama tentang bagian alasan Sena yang misterius. Tapi secara keseluruhan novel ini recommended untuk dibaca karena ceritanya yang tidak mudah ditebak :)

    ReplyDelete
  5. Dear femiliaputrim, beli aja. Ntar keburu ilang dari pasaran loh. Bacanya bisa nanti-nanti :p

    Dear Siro, Paris ini emang paling tipis tapi tetep asyik dibaca. Salam kenal juga ;)

    Dear Ertalin, setuju deh sama kamu ;)

    Dear my life, my rules, aku juga pengen ke Paris hehehe

    ReplyDelete
  6. Cover-nya simple, tapi isinya kayaknya bagus tuh, makasih udah di-revie-kan, karena saya lagi bokek, mau beli, ragu-ragu, maklum kocek anak Putih-Biru. Semoga aja, dari give away London bisa nambahin perpustakaan kecil saya :D(y)

    ReplyDelete
  7. sebenernya udah ngincer .. cuma masalah uang aja sih

    @Litaa_FAN
    yangchen85@yahoo.con

    ReplyDelete
  8. Iya bener, meskipun ada beberapa bagian yang "aneh" dan ada, banyak, plothole tapi entah kenapa saya ketagihan buat baca buku ini sampai habis.
    Satu hal yang saya sayangkan dari mbak Prisca itu mbak Prisca cenderung show bukan tell. dari semua buku yang mbak Prisca tulis pemeran utamanya cuma disebutkan cantik dan tampan nggak ada deskripsi lain.

    ReplyDelete
  9. baca reviewnya jadi pengen novel ini mbak :") Padahal biasanya cuma dilirik aja tanpa lihat sinopsisnya hehe.

    ReplyDelete
  10. hihii,, PARIS: Aline adalah satu-satunya seri STPC gagas yang kubaca,
    aku beli karena nama pengarangnya, yup, aku suka banget sama novel2 kak prisca, tapi di novel Paris ini, aku merasa gak sreg,, karena ada beberapa bagian yang mengganjal saat membacanya,,

    but overal,, aku kasih 3,5 bintang untuk novel ini

    ReplyDelete
  11. suka dengan
    "Setiap tempat punya cerita.
    Dan inilah sepotong kisah cinta yang kami kirimkan dari Paris dengan prangko yang berbau harum."

    Paris memang merupakan kota cinta idaman banyak orang...semoga bisa merasakan langsung keindahan Paris yang di sajikan dalam novel ini
    Keren !!

    ReplyDelete

Thanks for leave your comment :D