Penulis Kelima
Moemoe Rizal (@moemoerizal)
Buku yang udah aku baca:
Bangkok: The Journal
The question:
00:44
@frema_siti
“Kak moemoe, kasih tau cara
membuat novel yang baik, benar dan bagus seperti buatan kak mumu?”
His answer:
“Oke, cara membuat novel yang
baik, yang baik sebetulnya mungkin yang sesuai dengan EYD tapi untuk penulis,
jangan memikirkan EYD untuk pertama kali. Kita nulis, nulis aja. Ada editor
nanti di penerbit yang bakalan membuat novel kamu menjadi baik. Apalagi kalo
benar. Nah, sekarang tinggal bikin yang bagus. Gimana caranya bikin yang bagus?
Bikin suatu novel yang kamu sukai. Bukan novel. Bikin sebuah cerita, atau apapun
yang mau kamu tulis nih ya, adalah sesuatu sebuah yang kamu sukai. Karena kalo
kamu mulai dari hal yang kamu sukai, nanti ujung-ujungnya bakal jadi bagus.
Jadi jangan sampai ada beban atau gimana gitu. Sekarang tinggal menjadikan
konsep yang kamu sukai itu konsep yang bisa diterima sama banyak orang, yang
bikin orang-orang itu seneng sama tulisan kamu tersebut.”
The question:
02:57
@affishov
“Kak moemoe, emang udah pernah ke
Bangkok sebelumnya? Kalau belum koq bisa membayangkan situasi Bangkok, gimana
caranya?”
His answer:
“. . Belum. Saya pengen banget ke Bangkok. Cuma
saya belum, belum ke Bangkok. Mudah-mudahan bisa gitu ya ke Bangkok. . . Terus
gimana saya bisa bikin, bisa membayangkan situasi Bangkok? Saya sendiri tidak
membayangkan, karena saya belum pernah ke sana. Tapi saya mencari
referensi-referensinya. Saya beli buku-buku yang berhubungan dengan Bangkok.
Pertama saya beli buku Lonely Planet soal Bangkok. Itu lengkap banget dari
mulai alamatnya, petanya, makanan-makanan disekitarnya gitu. Terus
bahasa-bahasa yang digunakannya gitu. Terus saya juga beli buku Outrageous Thai.
Itu tentang bahasa-bahasa yang dipakai oleh orang Thailand, yang bahasa-bahasa
gaulnya, kayak gitu. Itu kan penting banget. Kalau kita misalnya ngegoogle
translate bahasa Thai doang kan itu kan, jadinya, jatohnya nggak enak gitu ya.
Yang ketiga yang pasti Google. Kalo kita punya satu tempat, misalnya saya udah
nemu [suatu tempat]. Saya pengen cari [tempat tersebut] kayak gimana. Di google
gampang, tapi kan cuma imagenya doang gitu ya. Itu mungkin tidak akan begitu representatif
buat tulisan kita. Saya mulai cari di Youtube. Kalo kamu udah nemu satu tempat
di Bangkok, misalnya saya pernah ngeYoutube tuh [suatu tempat] . . saya cari di
Youtube seperti apa dan banyak sekali bule-bule yang merekam dengan sengaja si
[tempat tersebut] itu. Jadi saya bisa tau suasananya seperti apa, orang-orang
yang ada seperti apa. Itu bakalan
sangat-sangat membantu. Apalagi sekarang sudah sangat canggih sekali si teknologi.
Youtube bisa membantu kita.”
The question:
05:04
@sashabcrie
“Kak moemoe, koq bisa sih nulis
cerita yang jleb dengan bahasa yang cewe banget pula, surveynya gimana tuh?”
His answer:
“Bikin cerita jleb itu, kalo
menurut saya sih dengan membuat cerita yang, kita juga sebagai penulis,
merasakan emosinya gitu. Kalo saya, ketika saya nulisnya nangis, mungkin itu
bisa bikin jleb juga sama yang bacanya. Jadi berikan semua emosi kamu ke dalam
cerita itu. Karena itu bakalan nyampe juga ke pembacanya. Kalo yang cewek
banget ini saya banyak belajar ya. Berhubung saya bukan cewek gitu ya. Saya
banyak banget dibantu temen-temen cewek saya. Saya banyak riset juga gitu. Buku-buku,
apalagi majalah-majalah . . saya bisa tau pikiran mereka kayak gimana. . . ”
The (*ehem* MY) question:
06:33
@dhanarun
“Kak moemoe, bagaimana kak mumu
menjaga ceritanya tetap update dengan tren walaupun idenya mungkin didapat
bertahun-tahun yang lalu?”
His answer:
“Ide memang bisa datang kapan
saja. Datang tahun kemaren, sepuluh tahun yang lalu, gitu. Saya juga sering bikin
ide yang sudah dipikirin dari lama tapi begitu mau diaplikasikannya baru tahun
berikutnya. Ya itu sih dengan kita mengikuti updatenya itu sendiri. Atau kalo
nggak, buat timelinenya atau buat setting itu ada tanggalnya, ada tahunnya.
Jadi kita masih bisa pakai updatetan ketika kita menemukan ide itu misalnya
kita menemukan idenya tahun 2005 gitu ya. Tapi kita masih apal updatetan tahun
2005 kayak gimana. Kita pake itu aja. Sebutkan tahunnya. Saya sih sering bikin
cerita itu nggak ada tahunnya. Entah tahun kapan gitu dibikinnya. Nah kalo
gitu, kita harus siap-siap meng-update begitu novelnya selesai, ceritanya
selesai, siap-siap mencari updatetan terbarunya, gitu.”
Selain baca transkrip yang aku
tulis, jangan lupa tonton videonya. Karena takutnya ada beberapa kata yang
tidak terdengar sama aku dan jadinya tidak tertulis. Untuk bagian yang isinya
titik-titik, aku lewat karena isinya cuma jokes dan keluar dari hal yang
ditanyakan. Semoga penulis-penulis lain bisa menyusul dan memberi
inspirasi lebih banyak lagi ;D
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D