Halooo, ini adalah bagian kedua dari
pembahasan Take Off My Red Shoes,
novel terbaru dari Nay Sharaya. Pagi tadi, aku sudah berbagi wawancara singkatku dengan penulis bersangkutan. Sekarang saatnya bahas isi novel yang
terinspirasi dongeng klasik berjudul ‘Sepatu Merah’ karya Hans Christian
Andersen. Jangan lupa ikuti giveaway-nya
yang akan dibuka sore nanti :)
Nay Sharaya
240 Halaman
Grasindo, Juni 2015
Rp. 58.000,-
Atha
Aku hanyalah seorang gadis yang terlalu lama memendam kesunyian. Hanya
dua hal yang paling kuinginkan dalam hidupku. Mendapat tempat yang sama seperti
Alia, saudara kembarku. Dan mendapat perhatian dari Ares, kakakku yang
sempurna. Aku tak pernah ingin menyingkirkan siapa pun.
Alia
Aku memiliki semuanya. Memiliki semua yang tak dimiliki Atha. Mama dan
Ares menyayangiku lebih dari segalanya. Tapi, ada seseorang. Dia satu-satunya
orang yang selalu berada di samping Atha. Apakah salah jika aku ingin
memilikinya juga?
Ares
Aku menyayangi kedua adikku dengan caraku sendiri. Dengan cara yang
salah. Saat aku menyadarinya, semuanya sudah terlambat. Salah satu dari mereka
menempuh jalannya sendiri dan akhirnya tersesat.
Kegan
Ada seseorang yang mengacaukan pikiranku. Seorang gadis bersepatu merah
yang aneh. Kau tak akan pernah tahu apa yang ada dalam pikirannya. Tapi yang
kutahu, sejak awal mengenalnya, matanya tak pernah berhenti menatap Ares, kakak
lelakinya yang sekaligus adalah sahabatku sendiri.
Take Off My Red Shoes sudah masuk daftar buku yang akan aku beli
bulan kemaren. Aku tertarik dengan judulnya yang panjang (?) dan
warna cover-nya yang cukup mencolok. Tak
disangka sang penulis menawariku untuk me-review
buku tersebut, jadi aku dapet gratisan hehehe. Now, let’s review it :D
"Karena
merah selalu terlihat menarik. Selalu menonjol di manapun dia berada dan kamu
nggak perlu kesulitan nemuin dia walaupun berada di tengah-tengah orang asing."
– halaman 32
Atha dan Alia adalah sepasang saudari
kembar yang memiliki warna kulit dan gaya rambut yang berbeda. Hobi mereka juga
berbeda. Atha lebih suka membaca buku sedangkan Alia pandai menari. Sejak kecil
mereka tinggal di sebuah panti asuhan sampai akhirnya diadopsi oleh sepasang
suami istri. Pada awalnya mereka hanya ingin mengadopsi Alia untuk menjadi
teman main Ares, anak laki-laki mereka. Tapi karena tak bisa dipisahkan, Atha
akhirnya ikut serta. Atha sempat berpikir terpilihnya Alia disebabkan oleh
sepatu berwarna merah yang dipakainya. Atha jadi menyenangi warna itu, terutama
dalam bentuk sepatu.
Saat mereka menginjak bangku SMA, Atha
masih terobsesi dengan sepatu berwarna merah. Dia ingin membeli sepasang sepatu
baru dengan warna tersebut. Dia membutuhkannya dengan harapan Ares akan dekat
dan mengajaknya jalan-jalan, seperti yang selalu dia lakukan bersama Alia. Tapi
mama angkatnya tidak menyetujuinya, apalagi melihat barang merah Atha sudah
terlalu banyak. Atha mendapatkan solusinya saat melihat kelompok cheerleader sekolahnya menggunakan sepatu
merah setiap penampilan. Kegan, tetangga dan sahabat Ares, menganggap ide itu
menggelikan tapi membantu Atha mengikuti audisi cheerleader. Perlahan Kegan sadar bahwa Atha tidak diperlakukan
sebaik Alia oleh keluarganya. Dia bingung kenapa tidak seorang pun menyadari
hal tersebut.
"Kamu
juga nggak sadar ‘kan, Ga? Kalau Atha tergila-gila pada sepatu merah sialan
ini? Ia terobsesi pada sepatu merah ini, kamu nggak tahu, ‘kan? Dan obsesi Atha
terhadap sesuatu bisa membuatnya melakukan apa saja? Apa saja." – halaman
166
Take Off My Red Shoes memberikan cerita remaja yang berbeda dan menarik
dengan mengabungkan sisi psikologis sang tokoh utama dengan penggalan dongeng
klasik. Keinginan Atha untuk mempunyai sepatu merah, yang dipercayai bisa
memberinya keberuntungan yang didapat saudari kembarnya, dipaparkan dengan baik.
Tulisannya enak dibaca dan pandai memilih apa yang harus diungkapkan atau
tidak, sehingga misteri dan kejutannya tersimpan rapi dan berfungsi dengan
baik. Aku sempat sama bingungnya dengan tokoh Kegan, kenapa Atha begini atau
begitu, kenapa tidak ada yang peduli dengannya dan apa yang salah dengan
keinginan untuk mempunyai sepasang sepatu berwarna merah. Well, well, ternyata obsesi Atha sudah berlebihan sampai dia ..
hmm, no spoiler ah. Pokoknya aku terkejut
dengan cerita di balik perjuangan Atha memenuhi obsesinya itu. Saat membaca
ulang beberapa bagian, untuk memastikan aku mengerti benar, aku menemukan banyak petunjuk penting yang terlewatkan
karena menganggapnya sebagai salah ketik dan sebagainya. Aku sama ‘tertipu’-nya
dengan orang-orang dekat Atha. Tapi aku suka dengan tokoh Atha ini. Dia punya
karakter yang kuat dan menarik. Tambah suka lagi kalau dia sedang berinteraksi
dengan Kegan. I ship them so hard!
Untuk Alia dan Ares, aku tidak
begitu merasakan ‘kehadiran’ mereka. Begitu pula tokoh lainnya yang entah
kenapa sama-sama punya nama berawalan huruf A. Nama mereka yang ‘seragam’ itu
sepertinya membuat mereka gampang terlupakan dan tidak terlalu istimewa. Setiap
tokoh huruf A ini diperkenalkan, aku sering kali bingung, apakah ini tokoh baru
atau aku melewatkannya di bab sebelumnya? Selain itu, aku juga butuh konsentrasi lebih
untuk mencerna cerita karena sudut pandangnya ‘loncat-loncat’ tokoh satu ke
tokoh lain. Kalau bisa sih diberi tanda pembatas agar aku tahu sudut pandangnya
pindah ke tokoh lain. Dan menurutku ceritanya cukup dipegang oleh Atha, karena dia
fokus ceritanya. Ditambah Kegan juga deh karena dia favoritku hehehe. Untuk
bagian cerita, aku merasa ending-nya
terlalu singkat dan cepat. Masalah Atha ini seperti terselesaikan begitu saja. Padahal
akan sangat menarik mengikuti perjuangan Atha untuk sembuh dari obsesinya. Lalu
untuk bagian teknisnya ada masalah klasik yaitu typos. Tidak mengganggu sih karena sedikit dan hanya ada di bab-bab
awal. Yang menurutku sangat mengganggu adalah sinopsis di bagian cover belakang yang lebih mengisyaratkan
cinta segi empat daripada obsesi Atha terhadap sepatu merah. Sepertinya banyak
calon pembaca yang ‘tertipu’ juga.
At last, Take Off My Red
Shoes membawa cerita unik dengan memberikan bumbu dongeng klasik ke dalam
kehidupan remaja. Saat membacanya, aku sarankan untuk memperhatikan hal-hal
kecil yang sangat berguna untuk mengungkap rahasia tokoh utamanya. Sayangnya
sudut pandang yang digunakan kurang nyaman dan ending-nya terlalu cepat. Semoga saja di karya selanjutnya penulis
bisa menebusnya. By the way, aku jadi
tertarik untuk membaca novel-novel yang terinspirasi dari dongeng. Kalau kamu? :D
Jangan lupa ikut giveaway-nya yang akan dibuka sore
nanti. Ada dua novel Take Off My Red
Shoes dibagikan gratis ;)
Abis baca review ini, jadi tambah yakin kalau novel ini bakal masuk jadi novel yang harus banget aku baca. Selain dari cover dan judulnya yang catchy banget (btw, suka deh warna covernya biru tapi pembatas bukunya kuning), tema ceritanya kayaknya oke banget. Tentang obsesi berarti masuknya mungkin ke young adult gitu ya? Wah, penasaran banget! Dan kayaknya sama kayak Kak Dhyn, aku juga bakal suka Kegan nih. Wahahaha. Gak sabar pengin baca dan kenalan sama Atha.
ReplyDeletePercaya deh sama Mba' Dhyn Hanarun yang berhasil mereview tanpa spoiler ahaha :D pinter bgt buat penasaran para readers yg baca reviewnya. Aku jadi penasaran dgn "...memberikan cerita remaja yang berbeda dan menarik dengan mengabungkan sisi psikologis sang tokoh utama dengan penggalan dongeng klasik." Nah, di situ saya tertarik dgn penggabungan dongeng klasik k dlm cerita novel ini, bagaimana sih ceritanya? Hal lain yang bikin saya tertarik untuk membaca buku ini karena "Tulisannya enak dibaca dan pandai memilih apa yang harus diungkapkan atau tidak, sehingga misteri dan kejutannya tersimpan rapi dan berfungsi dengan baik." Jadi penasaran banget sama ceritanya, kali aja bisa belajar cara menulis dari sang author tentang cara menulisnya sampai-sampai Mba' Bhyn Hanarun bisa terkejut ceritanya, hehe :D Menurutku covernya easy cathcing cuma kurang greget gimana gitu, tapi lucu kelihatannya :) Atha, manusia seperti apa sih kamu?
ReplyDeleteBener bener tertarik baca buku iniii!!!<3 in hi-love bgt sama covernyaaa yg warna nya soft gitu! Satu hal simple yg bikin gasabar pgn baca buku ini itu katakata mba dhyn yg ini : " well, well, ternyata obsesi Atha sudah berlebihan sampai dia .. hmm, no spoiler ah. Pokoknya aku terkejut dengan cerita di balik perjuangan Atha memenuhi obsesinya itu. " [review mba dhyn bener bener jempol deh]
ReplyDeleteMemenuhi obsesi itu untuk apa sih? Dr sahur sampe pagiini , dari muka bantal sampe muka seger, dari matapanda sampe mata belo, dari messyhair sampe kinclong hair, dari ileran sampe parfuman [upsssss bukan aku loh ya yg ini] juga udh dipikirin maksud obsesi itu apa tp ttp nggak kepikirannnn!!!! Omooo penasaran ><
Kaloo dapet novel ini bisa jingkrak jingkrak kali yaa saking ngilangin penasarannya? Dan kl gadapet? Playlistt galau siappp menantiiii dihandphoneeee #lebayakut(?) Wkwk i do love what i 've heard. Give me one ya xoxo :3 #penasaranakut #stadiumakhir #inlovewithTOMRS
Jgn2 si atha jd klepto? Omg
ReplyDeletebuat pov beda2 dlm satu novel emang gak gampang. Kudu bs membuat mereka hdp dg karakter masing2. Kayanya ya crita persaingan antar sodara kembar emang miris. Pdhal hrsnya mereka bs slg dekat.
Aku jadi penasaran banget sama isi ceritanya, apalagi aku juga suka cerita dongeng. Kalau gak salah red shoes itu ada tarian balletnya, jadi aku tahu cerita ini dari ballet itu. Kalau gak salah sih ceritanya tragis, dan karena itu aku penasaran banget sama buku ini, apalagi karena review Kakak, huhuhu.. Aku tahu kok Kak rasanya menjadi pembaca dimana kita melihat banyak karakter dengan awalan nama "A" kadang-kadang bikin pusing dan memang kalo cerita antara saudara kembar ya begitu zaman sekarang.
ReplyDeleteNovel ini juga masuk ke dalam daftar buku yg akan aku beli bulan ini, tapi karena adanya giveaway ini, semoga saja aku bisa mendapatkan nya secara gratis. Pas baca sinopsis belakangnya, aku tertipu, aku kira ini cerita tentang cinta segi empat, tapi ketika baca riview nya, ternyata ini cerita tentang seorang anak yg sangat terobsesi dengan sepatu merah. Dan dari riview nya diatas, entah kenapa aku bisa ngerasain bagaimana sedihnya Atha yg diperlakukan secara beda oleh keluarganya. Bahkan oleh Alia yg notabene sebagai saudara kembarnya yg ketika akan diasuh oleh keluarga Ares, mereka tidak bisa dipisahkan, bahkan yg lebih parah nya dia juga mau merebut seseorang yg selama ini ada di samping Atha. Entah apa yg membuat Atha ini berbeda, apakah karena Atha dan Alia kembar tidak identik dengan Atha yg terlihat jelek? Atau ada alasan lain? Oke ini bikin penasaran. Yg paling bikin penasaran sih kata-kata untuk sinopsisnya Ares, dia menyayangi kedua adiknya, tapi dengan cara yg berbeda, tapi pas sadar dari kesalahannya salah satu dari adiknya itu memilih jalan yg membuat ia tersesat. Aku sempat mikir yg tersesat itu Atha sih, karena dari riview nya dia terobesi banget sama sepatu merah, tapi juga aku mikir itu adalah Alia karena keinginannya merebut seseorang yg selalu ada disamping Atha. Dan dari hal-hal yg aku tanyakan itu semua, semoga aku bisa dapat buku ini yg bisa menjawab pertanyaan nya. Dan ka, riview an mu keren, sukses bikin aku setengah mati penasaran karena kata-kata 'no spoiler' mu itu haha... Sukses Mbak Nay untuk novel-novelnya. Dan sukses Mbak Dhyn untuk riview2 nya yg sukses bikin aku penasara, dan selalu pengen beli buku yg kamu riview kan haha...
ReplyDeleteReview novel yang menarik. ^^
ReplyDeleteNovelnya juga memiliki jalan cerita yang menarik. Modifikasi cerita klasik dalam novel ini terasa segar dan menggugah keinginan untuk baca. Saya jadi tertarik.
Ngomong-ngomong,
boleh numpang share info lomba nulis ya?
Mau ngasih info nih dari Jendela O Publishing House. Ada lomba nulis novel. Buat yang hobi nulis novel atau yang punya naskah-naskah yang ingin diterbitkan bisa coba dicek lomba yang satu ini.
Syarat dan ketentuan cek di website ini:
http://www.jophouse.com/
Naskah ditunggu hingga tanggal 1 Oktober 2015. Masih ada banyak waktu untuk mempersiapkan naskah kalian.
Terima kasih.
JO Team
Wah, menarik! sebenarnya udah sering dilirik kalau ke toko buku novelnya, tapi belum sempat sentuh-sentuh soalnya lagi babat wishlist. hehe. baca reviewnya, kayaknya worth it banget untuk dibaca. maulah! ^^ ceritanya juga seru nih saya rasa! begini nih, kalau baca review novel bagus tanpa spoiler tapi menggaet, bikin penasaran! *gemez sendiri*
ReplyDeleteSetelah sekian panjang baca review-nya, konsen utamaku malah tertuju pada hal tipu menipu itu. Haha. Penasaran apa yang dimaksud tertipu itu? Apa hanya karena blurb dan inti cerita yang tidak serasa? Seperti yang disebutkan di atas kalau isi cerita lebih membeberkan tentang obsesi Atha daripada di blurb yang macam cinta segi empat. Atau ada hal lain sebagai twist di dalam ceritanya? Hmmm, let's see. ;)
ReplyDeleteSetelah sekian panjang baca review-nya, konsen utamaku malah tertuju pada hal tipu menipu itu. Haha. Penasaran apa yang dimaksud tertipu itu? Apa hanya karena blurb dan inti cerita yang tidak serasa? Seperti yang disebutkan di atas kalau isi cerita lebih membeberkan tentang obsesi Atha daripada di blurb yang macam cinta segi empat. Atau ada hal lain sebagai twist di dalam ceritanya? Hmmm, let's see. ;)
ReplyDeleteReviewnya mantaaaap Aku suka, aku suka :D
ReplyDeleteAku suka sama tokoh yang punya keinginan besar dan rela mengorbankan apa pun agar keinginannya terwujud. Mungkin yang bikin cerita ini menarik itu karena obsesi yang dimiliki Atha kali, ya? *sotoy* :D
Aku heran, memangnya dengan Atha mendapatkan sepatu merah itu, dia bisa makin dekat sama Ares? Dan mendapatkan apa yang Alia miliki selama ini?
Alia maruk banget, dia udah punya segalanya dan masih mau dapetin apa yg Atha punya? Ampyuuun. x_x
Terus hubungan Kegan sama Atha sendiri kayak gimana? Spesialkah, atau hanya sebatas teman? Hihihi
Kok aku jadi kepo gini???
Ih jadi penasaran sama ceritanya. Kasihan juga ya kalau anak kembar diadopsi tapi yang disayang cuma satu.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSatu kalimat buat review Take Off My Red Shoes dr Kak Dhyn, I LOVE IT ^^
ReplyDeleteAku suka banget reviewnya yg bener-bener bikin greget ;D, dan novel ini langsung msk ke list Novel yg harus aku punya.
Nggak cuma tentang isi aja yg bisa dikupas tanpa spoiler tp tokoh-tokohnya jg.
Jd tau jg kelebihan dan kekurangannya.
Covernya menarik, kebetulan suka biru. Dan akupun langsung mendeklarasikan bahwa tokoh favoritku Atha hahaha, soalnya obsesi atha dengan warna merah mengingatkan tentang diriku yang dulu.
Juga karena diambil dari cerita dongeng ttg sepatu merah, aku jd ingin tahu bagaimana jalan ceritanya jk dlm bentuk novel sm ingin lebih tau sisi lain dari Atha. >///< (" 3 ")
Obsesi. Anak Kembar. Sepatu Merah. Menarik! Dan kalau bisa saya simpulkan, sebenarnya Atha ini berusaha mendapat perhatian keluarganya karena dia melihat Alia memakai sepatu merah kan? Jadi dia beranggapan kalau warna merah itu warna yang membawa keberuntungan dan bisa membuatnya disayangi oleh keluarganya. Saya pribadi lebih tertarik pada upaya-upaya apa yang dilakukan oleh Atha untuk mendapatkan kasih sayang yang sama yang didapat oleh Alia, juga alasan dibalik keengganan keluarganya untuk menyayangi Atha. Dari reviewnya saja, saya sedikit banyak sudah bisa memahami ceritanya. Membaca novel dengan tema anak kembar memang selalu menguji emosi saya. Why? Karena saya selalu marah dan nangis dalam waktu bersamaan. Marah karena konflik yang dihadapi anak kembar memang benar dan selalu begitu. Menangis karena anak kembar sering kali menerima perlakuan yang tidak adil. Jangan tanya kenapa saya bereaksi seperti itu. Karena saya sendiri juga kembar. Saya bahkan lebih bisa merasakan apa yang tokoh-tokoh dalam novel yang pernah saya baca rasakan karena saya memang pernah mengalaminya. Dimana selalu ada yang diunggulkan, lebih disayang, sedangkan yang satunya dicampakkan atau tidak dianggap. Dan saya juga tahu, mereka akan melakukan apapun untuk mendapat perhatian dari orang yang mereka sayang, ekstrim sekalipun. Hanya untuk mendapat pengakuan kalau mereka itu ada dan butuh perhatian serta kasih sayang.
ReplyDeleteKisah tentnag anak kembar memang selalu menarik ya, apalagi ditambah unsur psikologis, seperti obsesi Atha atau perbedaan kasih sayang dalam keluarga. Banyak hal-hal yang bisa dibuat menjadi cerita dari situasi anak kembar ini. Anak kembar sendiri menurut saya seperti sebuah misteri dan jujur saya selalu penasaran sama para anak kembar di sekitar saya.Apa si penulis juga tertarik dengan anak kembar ya ? :D
ReplyDeleteDalam novel ini juga saya suka ide cerita tentang anak kembar yang dimasukkan dalam dongeng sepatu merah, karena baru sekedar review saya gak tau nih apa ada unsur thrillernya juga ya ? Karena cerita tentang anak kembar plus bumbu thriller itu akan sangat menarik :)
By the way, terima kasih reviewnya, novel ini bisa masuk wishlist saya nih ...
aku biasanya naro cerita genre teenlite di bgn belakang list novel yg mau dibaca krn bukan genre aku yg udh jauh dari ABG hehe...
ReplyDeletetapi pas baca review novel Take Off My Red Shoes ini jadi tertarik dan penasaran niy, apalagi bagian yg ga mau dispolier sm mba dhyn hehe...
So...kayaknya novel yg satu ini emang harus baca!!
Pertama lihat novel ini saya langsung suka. Entah karena covernya yang imut dan manis atau karena novel ini memuat unsur dongeng dan psikologisnya. Setelah direview Kak Dhyn saya jadi tambah kepincut sama alurnya. Kenapa si Atha begitu terobsesi? Kenapa Ares nggak bisa memperlakukan Atha sama seperti Alia? Dan di situ kadang saya merasa (sedih), Atha - I know what you feel. Oh ya! Kak Nay kereeeen! Aku berharap bisa seperti kakak walaupun ada dalam tekanan Kak Nay tetep bisa menghasilkan novel sekece, Take Off My Red Shoes. Menurutku itu hal yang patut di apresiasi :)
ReplyDeleteat last, terima kasih Kak Dhyn sudah nulis Interview dan Review ini (dan membuatku tambah penasaran)
wih review dengan spoiler dikit ini yang bikin mupeng pengin baca novelnya hahaha. serius, bagian yang bikin aku penasaran itu sama sisi psikologisnya Atha. aku heran kenapa dia begitu terobsesi sama sepatu warna merah. pasti ada sesuatu di baliknya. terus aku juga gak ngerti kenapa Atha kok pengin banget dapet perhatian Ares. apa dia diam2 jatuh cinta sama kakak tirinya itu? atau ada sesuatu yang lain? hadeh harus baca sendiri ini biar terpuaskan rasa penasaranku >_<
ReplyDeleteWoaw.. selamat Kak Dhyn, kakak sudah berhasil menimbulkan rasa penasaran dibenak para pembaca, hahah agak lebay ya? tapi nyatanya memang begitu.. lagipula bulan ramadhan gk mau bohong kan kak? jadi saya insya allah ngomong jujur ;D abis baca review dari kakak udah agak tergambar nih ceritanya gimana, tapi gak ngurangin rasa penasaran malahan yang ada makin nambah.-. itujuga kan masih gambaran diotak indahku ini, belum tentu bener, kan terkadang ada beberapa penulis yang tak tertebak alur ceritanya ya kak?;D Apa kak Nay termasuk salah satunya? hoho akan terjawab kalo udah baca ya kak;D
ReplyDeleteoh iya, pas pertama kali baca sinopsisnya satu kata yang terlintas, klasik. Temanya simple tapi bisa dikembang luaskan jadi menarik. dongeng? wihii.. udah lumayan lama nih gak baca dongeng, sekarang baca lagi boleh kali yaa, heheh
semoga kesampaian deh, aamiin
Aku udah intip kak Nay beberapakali interview dan ngobrol-ngobrol sama para mbak-mbak blogger tentang buku ini. Setelah baca review ini aku jadi semakin tertarik untuk tahu lebih dalam tentang cerita ini tentunya dengan membaca buku ini *ngode ^^* Mendengar obsesi aku jadi penasaran bagaimana penyelesaian obsesi dari si tokoh Atha? Karena Obsesi dan Ambisi adalah masalah sehari-hari dalam kehidupan, juga penasaran bagaimana Mbak Nay mengemas sebuah buku yang terinspirasi dari dongeng klasik?
ReplyDeleteReview yang ditulis kak Dhyn cukup padat, jelas, dan berimbang antara plus minus dari buku TOMRS ini. Review kakak ini jujur dan mengemukakan dengan tegas apa yang ada di dalam buku TOMRS ini. Bahasa yang disampaikan juga mudah dipahami dan sangat nyaman dibaca. Juga bagian no spoiler yang bikin para pembaca jadi kebat-kebit penasaran sama buku ini. Sukses terus untuk kak Dhyn dan blognya, terus mereview buku dan buat kita-kita penasaran ^^ semoga aku beruntung, penasaran banget sama sosok Kegan :)
sejak pertama baca review novel ini di goodreads, saya udah pingin banget bisa baca, karena saya memang lagi nyari novel adaptasi dongeng. Saya belum pernah menikmati adaptasi dongeng dalam bentuk novel. Baru pernah dalam bentuk visual lewat film Ever After (adaptasi Cinderella) dan Bearst (adaptasi film Beauty and the Beast). Jadinya penasaran, seperti apa ya dongeng klasik yang dilebur dalam novel modern? Apalagi, saya juga belum pernah baca dongeng Sepatu Merah. Jadi setelah tahu kalau novel ini diadaptasi dari dongeng tsb, saya pun browsing tentang dongeng Sepatu Merah. Dan setelah baca review di atas, tambah penasaran gimana caranya penulis memadukan dongeng dan fiksi remaja, juga bagaimana mengeksplorasi obsesi tokoh utamanya terhadap sepatu merah. Belum lagi disebutkan dalam reviewnya, ada unsur-unsur rahasianya juga ya? Bikin tambah penasaran.
ReplyDeleteAslinya saya jarang ikutan GA, karena jarang menang, ups :P tetapi karena pingin banget baca novel ini, dan karena setelah tiga kali ke tobuk nggak nemu-nemu juga novel ini, jadilah kali ini saya bismillah ......nekad ikutan ga ini. Sukses selalu buat Nay dan semoga kian produktif :)