Tahereh Mafi
250 Halaman
HarperCollins,
2011
eBook
I have a gift
I'm more than human
Juliette hasn’t touched anyone in exactly 264 days.
The last time she did, it was an accident, but The Reestablishment
locked her up for murder. No one knows why Juliette’s touch is fatal. As long
as she doesn’t hurt anyone else, no one really cares. The world is too busy
crumbling to pieces to pay attention to a 17-year-old girl. Diseases are
destroying the population, food is hard to find, birds don’t fly anymore, and the
clouds are the wrong color.
The Reestablishment said their way was the only way to fix things, so
they threw Juliette in a cell. Now so many people are dead that the survivors
are whispering war – and The Reestablishment has changed its mind. Maybe
Juliette is more than a tortured soul stuffed into a poisonous body. Maybe
she’s exactly what they need right now.
Juliette has to make a choice: Be a weapon. Or be a warrior.
Aku sering melihat cover Shatter Me di-display
toko buku, tempat peminjaman buku, recent
update Goodreads, di-review
banyak book blogger, dan
diperlihatkan oleh booktuber luar di
video-video mereka. Penasaran pengen baca tapi nggak ada waktu atau ada seri
lain yang lebih menarik saat itu. Begitu mendengar seri ini diangkat menjadi TV show, dorongannya jadi terasa lebih
kuat. Itu pula yang membuatku setuju saat judul ini menjadi bahan bacaan
bersama untuk Quirky Reads. Now, let’s
review it :D
"..
but I’d always hoped that if I were a good enough girl, if I did everything
right, if I said the right things or said nothing at all – I thought my parents
would change their minds. I thought they would finally listen when I tried to
talk. I thought they would give me a chance. I thought they might finally love
me.
I
always had that stupid hope."
Karena kekuatan misterius dalam
sentuhan tangannya, Juliette Ferrars dianggap berbahaya dan diasingkan ke rumah
sakit jiwa. Tak seorang pun yang peduli, bahkan kedua orangtuanya mengabaikannya.
Dari dalam sel sempit, dia menyaksikan dunia luar hancur karena sebuah penyakit
dan terbentuk kembali di bawah The Reestablishment. Tiga tahun berlalu, seorang
laki-laki, Adam, dijebloskan ke sel Juliette. Dia membuat Juliette tidak nyaman
dengan tingkahnya yang seenaknya dan seribu pertanyaan yang diajukannya. Tapi
dia mengingatkan Juliette pada seseorang di masa lalu, yang mustahil masih ada.
Interaksi kaku di antara mereka juga membuat Juliette sedikit merasa hidup dan
tak sendirian.
Suatu hari, sekelompok tentara
menyerbu masuk sel mereka dan membawa paksa Juliette. Lalu Juliette bertemu
dengan Warner. Warner tahu tentang kekuatan tangan Juliette dan mengajaknya
bergabung dengan The Reestablishment. Dia menyediakan kamar khusus dengan
fasilitas lengkap, memperlihatkan dunia ‘baru’, dan dengan sabar menunggu
Juliette menyetujui tawarannya. Dia sudah meneliti Juliette sejak lama, bahkan
Adam adalah salah satu ujiannya. Juliette, yang tidak mau kejadian buruk di
masa lalu terulang, terus menolak. Tapi dia tidak bisa menyembunyikan
keterarikannya pada Adam.
"You are not normal. You never have been, and
you never will be. Embrace who you are."
Shatter Me membuatku kebingungan. Tak hanya dengan alur ceritanya,
tapi juga apakah aku suka atau tidak dengan buku pertama dari sebuah trilogi
ini. Banyak yang kusuka, tapi lebih banyak yang kurang kusuka, sehingga butuh
lama membacanya dan menulis review
ini. Di bab-bab awal, gaya bahasanya begitu puitis. Juliette menggunakan
kiasan-kiasan dalam menceritakan bagaimana dia bisa diasingkan, perasaan
kesepian yang dalam, harapan bisa bebas, dan kejutan-kejutan yang ditemukan dan
dihasilkan dari kehadiran Adam. Banyak kalimat yang sengaja dicoret. Pertamanya
aku terganggu, lalu aku mengerti kalau kalimat-kalimat gagal itu membantu aku
mengerti apa yang sebenarnya Juliette rasakan. Dia sembunyikan karena jika
mengakuinya, semuanya jadi terasa lebih nyata dan kenyataan kadang terlalu
pahit untuk diterima *tuh kan aku ikutan jadi puitis*.
Penuturannya itu cocok dengan
Juliette yang terlihat rapuh, rindu kasih sayang, dan sentuhan orang lain. Adam
bisa memberikan yang dia butuhkan, membuatnya jadi terlalu ‘bersemangat’. Di tengah
ancaman Warner dan pasukannya, dia sempat-sempatnya beromantis ria dengan Adam.
Agak berlebihan, berkat kalimat-kalimat manisnya, sampai aku geli sendiri.
Tokoh utama macam apa ini? Tapi aku mendengar dan membaca bahwa karakter Juliette
berkembang di dua buku selanjutnya. Aku jadi penasaran seperti apa. Untuk Adam,
aku tidak terlalu percaya dengannya. Mungkin karena tingkahnya di awal yang
sudah bikin sebal. Lagian orang-orang lebih ribut mendukung Warner. Kenapa, ya? Kemunculan
Warner agak telat dan cuma sedikit, kalau dibandingkan Adam. Tapi dari sudut
pandang Juliette, Warner ini sama menawannya dengan Adam, tapi versi bad boy kali ya. Lalu ada Kenji, tokoh
yang tiba-tiba muncul di pertengahan cerita tapi jadi sangat penting. Sejauh ini
cuma dia yang menghiburku dengan jokes-nya.
#TeamKenji!
Untuk ceritanya sendiri, cukup
menarik. Tapi Juliette kurang pandai menceritakannya padaku. Keadaan dunia luar
yang hancur lebur karena penyakit misterius dan peran The Reestablisment dalam
membangunnya kembali masih belum jelas. Lalu ada sedikit bagian aksi
kejar-kejaran yang cukup menegangkan di pertengahan cerita. Namun temponya
kembali turun dan semuanya jadi agak membosankan. Cerita pun kembali ke interaksi
dari hati ke hati antara Juliette dan Adam. Ugh, aku tahu semua itu romantis,
memang indah, dan diam-diam aku juga suka. Tapi entah kenapa bawaannya jadi
baper. Untungnya setelah itu Kenji datang dan menyelematkan suasana hatiku hahahaha
#TeamKenji!
Book VS TV Show
Sekitar Juni 2015, Shatter Me
diberitakan akan menjadi TV show dibawah
naungan ABC Signature Studios dan sang penulis menjadi produser konsultannya.
Belum ada kabar terbaru lagi soal rencana tayang, para pemeran dan lainnya. Kalau
cast-nya menarik, mungkin aku bakal
nonton. Semoga bisa secepatnya, ya.
At last, walaupun sempat bingung dengan kesanku pada Shatter Me, secara keseluruhan ceritanya sebenarnya cukup menghibur. Dunia dystopian-nya
mungkin belum begitu jelas dan tokoh-tokohnya belum berhasil membuatku simpati,
tapi cukup untuk membuatku penasaran. Aku tertarik membaca buku keduanya,
Unravel Me, untuk melihat perkembangan karakter Juliette dan lebih banyak porsi
Warner yang bikin banyak pembaca tergila-gila. Tapi nanti, deh ;p
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D