Icha Ayu
177 halaman
Stiletto Books, Agustus 2014
Kirana, mahasiswi penerima beasiswa short course program di
Jenewa-Swiss, berharap akan sebuah petualangan di benua yang selalu dia
impikan. Ternyata yang ia dapatkan jauh dari sekedar pengalaman akademis saja;
persahabatan dengan beberapa mahasiswa dari berbagai negara dan juga cinta yang
tidak pernah dia sangka sebelumnya, seolah melengkapi pengalaman barunya
tersebut.
Pertemuan dengan Emmanuel, mahasiswa Perancis memberikan warna
tersendiri dalam hidupnya. Kebersamaan mereka berdua didasari oleh perbedaan
yang tidak pernah diduga akan menjadi sangat sulit saat Kirana harus pulang ke
Indonesia, ada 11.369 km jarak, 11.369 perbedaan, namun juga, ada satu cinta yang
ia tetap coba untuk yakini.
Mengapa mencintai dan dicintai bisa menjadi begitu rumit saat orang-orang
di sekeliling juga mulai berbicara?
Halooo, selamat datang di Too
Early, blog ketiga di blog tour Distance &
Remember Paris karya Icha Ayu. Aku beruntung diberi kesempatan untuk
menjadi host blog tour ini oleh
Stiletto Books. Seperti yang kalian sudah tahu, buku yang dibahas dan dibagikan
pada putaran pertama adalah Distance:
11.369 km untuk Satu Cinta. Ini adalah edisi repackage dari novel Winter to Summer: 11.369 km untuk Satu Cinta yang terbit pada tahun 2011. Aku
sudah membaca dan menulis review-nya
di sini. Ada perbedaan novel edisi lama dan yang baru ini? Let’s review it now!
:)
Seorang mahasiswa HI asal
Indonesia, Kirana Rahayu Putri, mendapatkan beasiswa untuk mengikuti short course program di Jenewa, Swiss.
Di sana dia berkenalan dengan teman dari berbagai negara dan tinggal bersama host family. Dia juga dekat dengan
Emmanuel, peserta asal Prancis yang memiliki mata hijau cerah. Tak disangka,
Manu, biasa dia dipanggil, punya perasaan lebih. Begitu pula yang Kirana rasakan.
Mereka lalu menjalin hubungan cinta. Mereka bahkan pergi melancong ke berbagai
negara di Eropa dan bertemu keluarga besar Manu. Segala perbedaan yang Kirana
temukan selama enam bulan tersebut disikapi dengan pikiran terbuka oleh Manu
dan orang-orang yang bersama-sama dengan dirinya. Semuanya berubah begitu
Kirana pulang ke Indonesia dan kembali ke rutinitasnya. Banyak yang meragukan Kirana
dan Manu bisa bertahan lama atau lanjut ke tingkat yang lebih serius. Bahkan
keluarganya menentang keras hubungan itu.
"Sudah
ada 11.369 perbedaan yang tidak bisa kami satukan, akan ada 11.369 jarak yang
memisahkan kembali kami berdua, dan masih ada 11.369 hal lainnya yang aku takut
hadapi sendirian." – halaman 161
Distance: 11.369 km untuk Satu Cinta ini sebelumnya aku membaca edisi lamanya setahun yang lalu dan sebenarnya sudah agak lupa dengan jalan ceritanya. Jadi aku seperti membaca buku baru! Ceritanya menghibur, cukup informatif dari segi traveling dan bikin keinginanku untuk mengunjungi Paris semakin besar. Perbedaan dari novel edisi lama dan baru ini sangat terlihat. Cover-nya lebih manis dengan warna yang hangat, judul yang dengan tepat menggambarkan hubungan Kirana dan Manu, perbaikan kata 'saya' menjadi 'aku', kertas yang dipakai lebih terang, paragrafnya agak renggang sehingga nyaman dibaca, dan foto-foto yang mendampingi perjalanan Kirana terlihat jelas. Semua itu membuat novel ini lebih tebal dari edisi sebelumnya.
Perbandingan edisi lama (bawah) dan baru (atas)
Selain ceritanya
menarik, bahasanya mengalir dan konflik utamanya yang ada terasa agak berbeda. Isu hubungan serba berbeda, budaya, agama,
kenegaraan, yang dimiliki Kirana dan Manu ini tidak seperti cerita lainnya. Kirana
di sini tidak egois dan serta merta mengambil keputusan yang hanya
menguntungkan dirinya saja atau paling tidak menyelesaikan masalah. Terlihat
jelas betapa dia cinta dan peduli kepada Manu. Lalu aku agak miris dan sedih
dengan pandangan negatif dari orang-orang sini tentang hubungan cinta dengan
bule yang mungkin masih ada. Dengan segala pengetahuan dan kemajuan sekarang,
hal itu seharusnya tidak langsung ditolak mentah-mentah.
"Ada perbedaan tipis antara turis dan traveler, namun aku tidak pernah ingin disebut sebagai turis. Saat aku traveling, aku tidak ingin hanya mengambil foto dan berpose di depan monumen-monumen penting dan bersejarah. Namun, aku juga ingin belajar mengenai kota tersebut dan mengenal kehidupan masyarakat aslinya." – halaman 95
Walaupun hanya sedikit, cerita traveling yang Kirana dan Manu lakukan
di sini cukup membuka wawasan. Terasa betul mereka memang melakukan traveling,
tidak sekedar menjadi turis. Memang sempet ada sedikit momen turisnya, seperti mengunjungi tempat atau monumen wisata yang padat pengunjung, tapi, ya, wajar lah. Malah aneh, kan, kalo nggak pergi ke sana sama sekali, hehehehe. Oh, iya, karena Manu berasal dari Prancis, jadi banyak
cerita yang berlangsung di kawasan Paris terutama Menara Eiffel. Aku baru tahu (atau lupa)
kalau tempat berbuka yang biasa dipakai orang-orang memotret Eiffel secara utuh
dan sepertinya ada air mancur di sana itu namanya Trocadero. Have to go there someday! :3
At last, segala kekurangan di Distance: 11.369 km untuk Satu Cinta ini tergantikan dengan menggambarkan hubungan cinta jarak jauh dan segala perbedaannya dengan baik. Jangan lupa infomasi dan tips traveling yang bermanfaat sekaligus membuka wawasan :)
***
Giveaway Time!
Giveaway ini
berlangsung dari tanggal 16 – 19 September 2014
Pemenang
akan diumumkan 20 September 2014 pukul 12.00 WIB di blog Too Early
Syarat dan Ketentuan:
- Peserta berdomisili/punya
alamat tinggal di Indonesia
- Follow @stiletto_books @ichayuz dan @dhanarun di Twitter atau like page Stiletto Books and Too Early
di Facebook
- Share
link tentang giveaway ini di
Twitter atau Facebook dengan menyertakan hashtag #Distance
- Jawab pertanyaan berikut,
"Jika kamu diberi kesempatan untuk mengikuti student exchange/short course
program di luar negeri, ke negara manakah kamu ingin pergi? Mengapa?"
Kalo aku pribadi sih pengen ke negara sekitaran Eropa, seperti Paris, Jerman dan Polandia. Kalau kalian ke mana? Tulis jawaban kalian di
kotak komentar di bawah postingan ini dengan format:
Jawaban:
Nama:
Akun
Twitter/Facebook:
Link
share:
Oh, iya, jangan bingung dan kesal saat
komentar kalian tidak langsung muncul setelah menekan tombol ‘send/kirim’.
Komentar di blog Too Early selalu dimoderasi alias dicek dulu untuk menghindari
komentar spam.
- Dua komentar yang paling menarik
akan mendapatkan masing-masing satu eksemplar novel Distance: 11.369 km untuk Satu Cinta karya Icha Ayu
- Jika ada yang kurang jelas, bisa
ditanyakan lewat kotak komentar atau mention
@dhanarun
Good
luck, guys! ;)
Jawaban : Jika saya di beri kesempatan untuk mengikuti student exchange/ short course program di luar negeri saya pilih di “Geneva School of Diplomacy and International Relations” Jenewa, Swiss. Alasannya karena Jenewa adalah salah satu kota termahal di dunia dengan Transportasi Public yg sangat mudah dan Cepat. Jenewa juga memiliki udara sejuk yg terasa di setiap persimpangan jalanan kota, dengan jalanan yang bersih, warga yang ramah, dan suasana yang tenang, Jenewa menyajikan suasana khas kota kecil eropa. Dan alasan khusus saya memilih kota Jenewa,Swiss karena ada banyaknya gedung-gedung organisasi internasional seperti gedung markas PBB, UNCITRAL, WHO, ILO, UNHCR, markas palang merah internasional, organisasi telekomunikasi internasional (ITU), dan masih banyak lagi. Ciri lainnya adalah gedung-gedung tua khas peninggalan eropa pada masa lalu.
ReplyDeleteNama : Muhsinatud Diyanah
Akun Twitter/Facebook : @diyan402/ Diyan Diyanah
Link share :https://twitter.com/diyan402/status/512053704757764098
Nama :Nurmulisyah
ReplyDeleteAkun Twitter: @_lisyah
Link share:https://twitter.com/_lisyah/status/512056872589750272
Jawaban:
Jika kesempatan itu memang ada, maka saya akan ke negara jepang,
karena jepang terkenal dengan julukannya sabagai negara yang disiplin.
karena hal yang paling kurang di indonesia adalah kedisiplinan,saya pribadi, adalah orang yang kurang disiplin segala sesuatu di delay. hingga akhirnya terbengkalai.
oleh karena itu, saya ingin mempelajari dan mencontoh bagaimana orang di jepang sana, menerapkan kedisiplin.
Jawaban: Jika saya berkesempatan mengikuti student exchange/short course program, maka saya akan memilih kota Rovaniemi,Lapland-Finlandia. Rovaniemi merupakan kota di ujung paling utara Bumi. Di sana, ada sebuah Lapland University yang akreditasinya mendunia. Tak kalah dengan universitas-universitas yang adaa di negara-negara lain. Selain keunggulan pendidikannya, di sana saya juga bisa menyaksikan fenomena alam yang tidak bisa ditemukan di negara lain. Misalnya, fenomena Midnight Sun, dimana matahari bersinar 24 jam penuh. Atau sebaliknya, fenomena Polar Night yang menjadikan malam berlangsung 24 jam. Pada bulan-bulan tertentu, langit malam akan dihiasi oleh aurora Borealis yang menakjubkan.Konon, Cahaya aurora borealis akan meliuk-liuk di langit bagai ular raksasa. Dimana lagi bisa dapat "paket" lengkap menyenangkan seperti itu?
ReplyDeleteNama : Ullan Pralihanta
Akun Twitter: @dhewoelan
Link share :https://twitter.com/Dhewoelan
Jawaban:INGGRIS ! sejak dulu aku pengeen banget ke Inggris. aku pengen ke stadion stadion klub sepakbola Inggris. terutama Old Trafford, markas nya klub kesukaanku, Manchester United! Sebagai pecinta sepakbola, aku menyukai Inggris dengan klub2 hebat nya disana. EPL kan liga paling seru dari semua Liga di dunia =) Aku pengen banget bisa kuliah di Oxford University, sambil jalan2 ke semua stadion klub Inggris, Big Ben, Istana Buckingham, Stonehenge, Lake District, dan tempat2 menarik lainnya di Inggris. Inggris, tunggu aku disana !! :D
ReplyDeleteNama : Luthfi Izzaty
Akun twitter/fb : @izzaty2011/ Luthfi Izzaty
Link share : https://twitter.com/izzaty2011/status/512115937990807552
Jika saya di beri kesempatan untuk mengikuti Student Exchange /short course program diluar negri, saya memilih untuk pergi ke Pasadena - California. Lebih tepatnya ke California Institute of Technology (Caltech).
ReplyDeleteAlasannya karena fakultas ini cukup terkenal dimata dunia. Selain itu, belajar di Caltech kita bisa mendapatkan bantuan berupa beasiswa yang membuat saya semakin tertarik untuk mengikuti study difakultas ternama ini. Caltech juga sangat berperan penting dalam pengelolaan Laboratorium Jet Propulsion, penelitian NASA. Ga kebayang rasanya jika menjadi salah satu mahasiswa di Caltech yang begitu sangat terkenal didunia :-)
Nama: Yeyen Rahma Putri
Twitter / Facebook: @YezhaPutrii / Yeyen Rahma Putri
Link Share: https://mobile.twitter.com/YezhaPutrii/status/512132086996549632
Jawaban :
ReplyDeleteAku ingin ikut student exchange/short course program di Perancis karena :
1. Aku ingin banget bisa cas cis cus Perancis dengan lancar (di kotaku sulit untuk kursus bahasa Perancis, tidak ada CCF). Penasaran ingin baca novel-novel bahasa Perancis O.o apa sangat romantis??? =) Bahasa Perancis kedengarannya enak sekali. Berhubung aku orang Sunda, aku lebih bisa melafalkan bahasa Perancis dibanding bahasa Jerman (bahasa Jerman sama sekali ga bisa nangkap aksennya T.T), soalnya huruf e-nya bahasa Perancis sama kayak Sunda ada curek (ada accent-nya). Lagian unik banget deh, satu kata dengan kata lain dalam bahasa Perancis bisa dibaca nyambung (jadinya kayak nyanyi) :P
2. Ingin tahu kebudayaan Perancis. Katanya sih orang Perancis disiplin banget (siapa tau aku ketularan disiplinnya …soalnya aku orangnya easygoing bgt o.o nyantai bgt :P)
Kalau ditilik dari gaya ngomongnya orang Perancis, cepaaaat banget…kayaknya mereka emosional dan agak ga sabaran deh O.O tapi perfectsionist… jadi ingin ambil kuliah psikologi yg neliti budaya … pasti sangat menarik =)
3. Berhubung aku suka banget masak, aku ingin banget belajar bikin cokelat dan croissant, makanan Perancis yang uuuueeeenak!!! >.< Terus bikin resep fusion…masakan Perancis digabung Indonesia…bagaimana ya kalo croissant isi rendang?? Pasti isinya bakal nueendang =)
Kalo liat Chef Perancis di TV, bikin sausnya teliti banget… professional bgt!
4. Ingin ngunjungi Wolfie, sobat penaku slama 7 tahun. Kita sama2 suka bgt musik. Aku ingin ngeracuni dia musik2 & novel2 kesukaanku scara langsung… dan tentu aja pasang petasan di depan jendela kamarnya…jangan laporin aku ya…hehe…^.^
5. Pemandangan Perancis bagus banget O.O tapi, aku bukan hanya ingin ke Eiffel…Aku ingin kunjungi kastil…di Perancis katanya ada buuuuannnyaak banget kastil!!! Dan masih bagus2. Masuk kastil rasanya bikin serasa hidup di era Muskeeters :P atau masuk ke kisah Lord of the Rings…heeeyaa!!!
6.Napoleon Bonaparte dari Pulau Corsica yang bertubuh kecil sukses di Perancis, apa mungkin aku yang bersuara kecil kayak Mickey Mouse bisa sukses juga di sana? Menurut teorema mimpiku yang berdasarkan perhitungan diferensial Ki Santi Bodo, Ya…pasti bisa ^.^ (tapi harus nyampe dulu ke sana T.T) doain dong :P
Nama : Fransisca Susanti
Akun Twitter / Facebook : @siscacook / Sisca Wiryawan
Link share :
https://twitter.com/siscacook/status/512212647731666945
https://www.facebook.com/toko.bross/posts/695141450576551
kalau aku sih milih yang deket aja, yaitu Malaysia, selain bahasanya yang hampir mirip dengan Indonesia, disana juga gak kalah saing untuk menjajaki berbagai monumen yang bersejarah dan sambil melihat bebagai kampus yang tergolong mewah.
ReplyDeleteNama: Moh Mahfud
fb/twitter: Moh Mahfud/ @mahfudz__MD
link share: https://twitter.com/Mahfudz__MD/status/512261439516463104
Jawaban: Pergi ke luar negeri adalah salah satu aktivitas yang memunculkan endorfin yang juga memacu adrenalin. Jika aku diberi kesempatan untuk memilih negara dalam program pertukaran ke luar negeri, tentu saja aku ingin memanfaatkan kesempatan itu untuk pergi ke kampung halamanku, Jerman. Di sanalah, 21 tahun 10 bulan yang lalu aku dilahirkan tepatnya di kota kecil: Darmstadt. Letaknya di negara bagian Hessen. Motivasi utama mengikuti program ke Jerman ialah tentunya ingin melihat seperti apa tempatku dilahirkan dulu, dong. Walaupun kotaku hanyalah kota yang acapkali tak muncul namanya di peta, aku tidak peduli. Aku benar-benar ingin memandang rumah sakit tempatku dilahirkan dari jarak dekat dan juga menyanyikan lagu kebangsaan Jerman di depan Luisenplatz di Darmstadt sambil bercengkerama dengan burung-burung yang hinggap di sekitarnya.
ReplyDeleteSebagai mantan mahasiswa arsitektur, berkelana ke suatu tempat tanpa menikmati dan mempelajari arsitekturnya bagaikan makan sayur tanpa garam… dan juga, haram hukumnya :p Jadi, kalau diberi kesempatan menjelajah negeri itu, pastinya bangunan-bangunan berarsitektur Gothik, Renaisans, dan Baroque, akan aku dahulukan untuk diabadikan di kamera. Setelah itu, baru deh menikmati urban parks-nya. Aku juga ingin melihat Landscape Park Duisburg Nord, sebuah taman kota yang berasal dari ‘daur ulang’ sebuah kawasan pabrik. Keren, kan? Oh ya, sejak kecil aku sangat menyukai musik klasik dan aku bermimpi suatu hari bisa menonton dan menikmati orkestra musik klasik di Jerman. Lalu semoga bisa pergi ke Frankfurt Book Fair, pameran buku terbesar di dunia! Hmm.. pasti asyik sekali. Membayangkannya saja sudah menyenangkan.
Mengikuti pertukaran di negara lain harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Lalu, jangan sampai melupakan keinginan tololku di zaman SMA. Dulu aku sempat punya keinginan untuk bertemu Thomas Mueller, si pemain sepakbola yang masih muda dan tampan itu, lho. Mimpi itu aku tuliskan di sebuah kardus dan dipasang di sebuah pameran beberapa tahun yang lalu. Hehehe. Selanjutnya, tak lupa ingin merasakan naik trem dan membaca sambil sesekali memandang keindahan alam dari tepi Sungai Rhein, Sungai Elbe, Sungai Donau, Sungai Weser, dan Sungai Main! Selain itu, motivasiku ialah ingin mengulang sejarah seperti kedua orangtuaku yang menempuh studi lanjut di negeri berbendera merah-kuning-hitam itu. Jika tidak diberi kesempatan studi lanjut ke sana, exchange program saja juga boleh kok :”( Yang penting pergi ke Jerman si kampung halaman! Yah, jika diperbolehkan mengajak pasangan hidupku nanti, tentu aku akan membawanya serta ;) Aamiin. Semoga Malaikat dan Tuhan mendengarkan doaku ini dan juga doa siapapun yang berkomentar di laman ini.
Nama: Adiar Ersti Mardisiwi
Akun Twitter/Facebook: @erstiecci / Adiar Ersti Mardisiwi
Link share: https://twitter.com/erstiecci/status/512295710922776577
Kalau aku diberi kesempatan mengikuti student exchange/ short course program di luar negeri aku pilih di Belanda.
ReplyDeleteKOta dengan bangunan kuno tersebar di berbagai sudut kota, dengan suasana yang - menurutku - sangat berbeda dengan Indonesia pasti begitu cocok dengan aku yang tak suka keramaian yang berjubel.
Selain itu, Belanda adalah bagian masa lalu Indonesia. Dia menyimpan beberapa keping sejarah yang pantas dikuak, pula.
Aku ingin tahu, berapa banyak bagian yang disimpan di sana.
Em, membayangkan bisa ngopi di sudut kafe retro di Belanda rasanya menarik juga. Negara ini benar-benar menggoda.
Nama : Dian. S
Twitter : @DeeLaluna
Share : https://twitter.com/DeeLaluna/status/512386084441817088
Jawaban:
ReplyDeleteJika saya diberi kesempatan untuk mengikuti student exchange/ short course program di luar negeri maka saya akan memilih Selandia Baru. Ya negara Selandia Baru sekarang sudah tidak kalah dengan negara-negara Eropa sana mengenai kualitasnya pendidikannya. Untuk biaya hidup, disana juga relatif murah. Selain itu Selandia Baru juga terkenal dengan keadaan alamnya yang luar biasa cantik. Jadi ya itung-itung sambil menyelam minum air lah hehe
Nama : Marfuah Apriyani
Akun Twitter : @FuahApriyani
Link share : https://twitter.com/FuahApriyani/status/512487066119061505
Nama : Rina Eko Wati
ReplyDeleteAkun Twitter :@HikariMio
Link Share : https://twitter.com/HikariMio/status/512563411108900864
Jika saya diberi kesempatan untuk mengikuti student exchange/ short course program di luar negeri, maka saya memilih Negara Finlandia atau yang biasa disebut Negara “Seribu Salju”
Mengapa Finlandia ?
Hmm… ada banyak pertimbangan mengapa saya memilih Negara Finlandia, diantaranya :
1.Mengenai jam sekolah mereka yang lebih sedikit, yaitu hanya 30 jam perminggu *Woww :O Jujur, saya bukanlah siswa yang suka berlama-lama belajar di sekolah dengan kisaran waktu belajar 50 jam perminggu. Jadi bagi saya, jam sekolah yang hanya 30 jam perminggu cukup membuat saya tidak akan mengalami sakit kepala berlebih dan tidak akan merasa bosan dikelas.
2.Dari hasil penelusuran saya di internet *hehe, sistem Negara Finlandia dan Indonesia, berbeda jauh. Bukan, maksud saya sangat jauh sekali. Ingin sekali saya merasakan bagaimana sistem belajar di sekolah mereka yang santai dan fleksibel. Terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan dan belajar menjadi tidak menyenangkan. Karena saat ini saya merasakan ketidaknyamanan belajar di kelas, sebab kebanyakan guru mengajar dengan metode ceramah.
3.Dan jika keinginan saya benar-benar terwujud *Semoga Amiin, saya juga akan menjelajahi Negara Finlandia *tidak lengkap rasanya jika tidak sekalian jalan-jalankan ? Mumpung sudah berada di Negara Seribu Salju itu. Salah satu tempat yang ingin saya kunjungi adalah Kota Porvoo. Saya ingin melihat keindahan kota tua dengan bangunan-bangunan gereja yang bersahaja dan rumah-rumah kecil berwarna-warni di sekitar gudang penyimpanan tua yang merupakan ikon kota Porvoo.
4.Kota lain yang juga sangat ingin saya kunjungi adalah Tampere dengan Linanmaki amusement park-nya atau juga dikenal taman bermain Angry bird yang merupakan taman bermain terbesar di Finlandia.
5.Dan saya juga sangat berharap bisa datang kesana saat Musim Panas. Kenapa ?
Karena pada musim itu penuh dengan pesta perayaan dan festival. Salah satu festival yang ingin saya lihat adalah Radio Aalto Concert. Sebuah konser musik terbesar (dan gratis!) dengan band-band papan atas Finlandia. Saya bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana senangnya saya jika bisa melihat konser itu.
6.Akan lengkap rasanya jika saya juga bisa melihat The Northern Light, Aurora Borealis! Cahaya ajaib nan indah yang akan membuat setiap orang merindukan surga.
Nama : Rany Dwi Tanti
ReplyDeleteAkun Twitter : @Rany_Dwi004
Link Share : https://twitter.com/Rany_Dwi004/status/512578336480976896
Jika saya diberi kesempatan untuk mengikuti student exchange/short course program di luar negeri saya pilih ke Jepang *Yeyy \(^-^)/
Banyak hal yang mendasari saya memilih negara tersebut. Terutama tentang pribadi orang-orang Jepang yang sangat disiplin. Banyak orang Jepang yang menerapkan kedisiplinan dlm segala hal. Jadi selain menuntut ilmu, saya juga ingin belajar lebih disiplin lagi. Terutama tentang disiplin waktu. Ya, supaya saya bisa mengatur dan menghargai waktu dengan lebih baik.
Saya juga menyukai segala hal tentang Jepang. Mulai dari bahasa, budaya, anime dan manga-nya, juga pribadi orang-orangnya. Yang pasti kalau saya bisa kesana suatu saat nanti, saya yakin akan mendapatkan berbagai pengalaman berharga yang luar biasa^^
Jawaban: Hmmm.. Kalo nanti beneran kepilih sebagai student exchange (Amin) dan boleh milih kemana, opsi pertama aku pilih Korea Selatan! XD Karena aku suka banget ide mereka dalam membuat film. Dan mereka itu udah jadi tekad aku sejak dulu, sejak SMP XD
ReplyDeleteAku pengen banget kesanaa... cari univ perfilman dan belajar teknologi2 yang mereka pakai *.* Sebenernya yang paling perlu di pelajari dari ilmu perfilman adalah idenya. Pengen banget kan nanya2 sama penulis naskah, produser, editor, semua yang bersangkutanlah tentang gimana cara mereka nemuin ide dan ngatur segala macemnya? Gimana cara memosisikan kamera dengan cepat dan tepat biar penonton gak bosen, gimana caranya si sutradara ngatur biar semua aman terkendali, dan banyak banget yang perlu di pelajari dari orangnya langsung!!!
Karena salah satu dosen muda ku pernah bilang, disaat aku ngerasa minder karna gak punya alat minimal kamera dslr, dia berkata di depan kita yang masih ospek "Jangan bertanya alat apa yang harus kalian punya. Segala macam alat mahal itu gak menjamin karya yang bagus. Banyak kok yang menghasilkan karya bagus dengan alat yang murah. Pokoknya jangan memahalkan alatmu. Yang mahal itu idemu. Kalo ide mu bagus, alat macam apapun pasti gak jadi masalah bagimu"
Mimiknya serius saat itu dan saya langsung berlinang air mata. Saya yakin beliau pernah mengalami masa sulit sampai bisa berkata seperti itu. Jadi saya bertekad untuk ngejar impian saya ke Korea walau sekarang belum punya modal cukup :D
Aku di Bali emang lagi kuliah jurusan TV dan Film. Dan sebelum masuk Kuliah pun targetku adalah untuk bisa kesana :D Setelah belajar, pulang-pulang bisa bawain temen-temenku oleh-oleh... Bisa bawain ilmu yang bejibun yang tentunya ilmu mereka beda dengan ilmu kita, jadi kita bisa pelajari mana yang perlu diikuti! Jadi kalo beneran bisa kesana karena aku milih jurusan Film di Bali, alangkah senangnya saya tak terungkap kata-kata /.\
Saya juga ikut les bahasa Korea loh mbak disini, dan gurunya bilang kalo lulus tes bisa ke Korea jugaa belajar disanaa tapi masih harus 2 sampai 3 kali tes. dan 1 tes itu cuma sekali setahun. Sekarang juga aku belum terlalu lancar bahasa koreanya. Tapi doain moga tes pertama gak gagal ya mbak dan teman-teman commenters, biar gak ngulang lagi (Amin) xD
Pokoknya dimanapun kalian milih belajar, utamakan disiplin kalian yaaa sukses semua buat anak bangsa!!! :D
Nama: Ade Aprilia Puspayanti
Akun Twitter: @Dephiil119
Link share: https://twitter.com/Dephiil119/status/512183297552547840
New Zealand.
ReplyDeleteKarena negara itu bak surga di mataku. Hehijauannya (?) masih banyak, merupakan negara paling anti-korupsi, sering dijadikan lokasi syuting film Holiwut (?), serba kiwi: dari dapat julukan Negeri Kiwi, habitat asli burung Kiwi, hingga harga buah kiwi yang murah banget (?)
Ditambah lagi di sana ada Hobbiton. Yah, siapa tahu kan aku bisa dapat menempati satu rumah di sana dan merasakan hidup tenang dan tenteram kayak Bilbo Baggins :')
Itu alasan, apa alasan ya? x))
Aku sendiri tak bisa menjelaskan kenapa aku cinta matik sama New Zealand, yang jelas tiap mendapat pertanyaan "negara mana" jawabanku tak pernah jauh dari New Zealand atau... tergantung calon pasanganku nanti :))))
*akhirnya ngelantur juga ke jalur romansa XD*
Nama: Fery J. Ismarianto
Akun Twitter: @storyeater
Link share: http://twitter.com/storyeater/status/512986886877753344