Christian Simamora
450 halaman
Twigora, Juni 2014
Rp. 69.000,-
KATAKAN PADAKU, BAGAIMANA CARANYA
MERELAKAN SESEORANG
YANG TAK PERNAH JADI MILIKMU?
YANG TAK PERNAH JADI MILIKMU?
Dear pembaca,
Sejak ide dasar cerita ini muncul di kepala, hidupku benar-benar tidak
tenang. Aku dipaksanya memutar otak, mengerjakan plot, memikirkan kedua tokoh
utamanya hampir sepanjang waktu. Dan tiga bulan kemudian, akhirnya aku bisa
menghela napas lega. Cerita tentang Jermaine dan Tata berhasil kurampungkan untuk
kalian, pembaca tersayang.
Ide dasar Come On Over muncul
karena terinspirasi sejarah sedih di balik salah satu karya klasik terpopuler
sepanjang masa: “Für Elise”. Tahukah kamu, Beethoven menulis lagu itu untuk
seorang perempuan, yang ternyata belakangan membuatnya patah hati? Apa mau
dikata, cinta memang tidak pernah mudah. Dan bagian tersulit dari mencintai
seseorang adalah menunggu dia balas mencintaimu.
Jadi bagaimana, apakah sekarang kamu siap untuk membalik sampul depan
dan memulai perjalananmu bersama buku ini? Besar harapanku kamu akan menikmati
sebesar aku menikmati proses menulisnya. Selamat membaca dan, seperti biasa...
selamat jatuh cinta.
CHRISTIAN SIMAMORA
Di video November Book Haul-ku,
aku menceritakan kenapa aku membeli Come
On Over secara online. Aku
kehabisan!
Novel ini terbit di bulan Juni, di mana aku sudah terlanjur membeli banyak
novel dalam rangka ulang tahun. Saat aku merasa siap untuk membeli novel ini,
eh, stoknya malah habis di mana-mana. Ditambah seri #JBoyfriend terbaru, As Seen On
TV, terbit. Untung sang penulis me-retweet
beberapa akun toko buku online, yang
tidak hanya menawarkan diskon 20%, tapi juga tanda tangan penulis. Sekalian
deh aku beli sama ASOT-nya. Yeaaah! Kata novel ini adalah subserial #JBoyfriend
yang diberi nama #hawtlist. Apa bedanya dengan yang lain? Let’s review it :D
"Ending bahagia bikin gue jadi berpikir
optimis. Ngasih harapan juga deng – bahwa seburuk apa pun situasi yang lo
hadapi saat ini, pada akhirnya semua akan baik-baik saja. Ada pelangi sehabis
hujan. Malam yang sejuk menggantikan siang yang terik. What’s bad about that?" – halaman 287
Setelah enam bulan berhenti dari
pekerjaannya, Kantata ‘Tata’ Maulinda tinggal kembali dengan kakaknya, Adagio.
Status pengangguran Tata yang tak kunjung berakhir membuat Ada
memperkerjakannya di tokonya, Crystal Clear yang menjual segala barang yang
terbuat dari kristal. Karena sepeninggalan kedua orangtuanya, Ada adalah
keluarga Tata satu-satunya, Tata menerima pekerjaan itu. Tak hanya itu, Ada
juga menjodohkan Tata dengan Noel, anggota paduan suara gereja. Tata dengan
terang-terangan hanya menganggap Noel sebagai teman. Itu membuat Noel kecewa
dan Ada memarahi Tata.
Suatu hari, Tata melayani pembeli baru,
Jermaine Morton, lelaki yang mempunyai dua warna bola mata yang berbeda.
Jermaine datang untuk memesan kotak musik dengan lagu ‘Für Elise’.
Hadiah itu untuk pacarnya, Liz, yang akan diberikan saat makan malam perayaan anniversary mereka. Jermaine juga
berencana untuk melamar Liz. Tanpa disangka, Liz menolak lamaran itu. Lalu mereka
memutuskan untuk break beberapa
minggu. Untuk menghapus kenangan memalukan itu. Jermaine berniat mengembalikan
kotak musik itu ke toko. Peraturan toko tidak mendukung rencana itu sehingga
Jermaine memberikannya kepada Tata dengan sukarela.
Kotak musik mahal itu membuat Tata
membuat mempunyai hutang. Dia membayarnya dengan mentraktir Jermaine di sebuah café.
Di sana mereka mengobrol, saling cocok dan mulai sering menghabiskan waktu
bersama. Jermaine tak segan mengajak dan memberi Tata minuman gratis di beerhouse miliknya, Cliché Guerava. Tata
yang frustasi dengan urusan Ada dan Noel, minum sampai mabuk dan tak sadar mencium
Jermaine. Jermaine menikmati sekaligus merasa bersalah dengan ciuman itu. Perasaan
Jermaine makin tidak karuan saat Liz datang berkunjung dan menjelaskan alasan
dibalik penolakannya.
"Terkadang,
hal yang teramat disesali adalah kehilangan kesempatan merasakan cinta yang
didambakannya hanya karena kita terlalu takut untuk mengambil resiko." –
halaman 408
Come On Over masih punya formula yang sama dengan seri #JBoyfriend
sebelumnya. Cerita yang asyik buat ikutin, gaya penulisan yang ceplas-ceplos, banyak
bagian yang bikin sesak nafas dan tak lupa me-mention nama dan perkembangan tokoh dari seri #JBoyfriend
seperti Cindy Tan, Jere, Devika dan Julien Ang. Perkembangan hidup mereka bisa
dilihat di laman Twitter milik National Riches Magazine, yang juga punya topik dengan
hastag #hawtlist.
Mirip-mirip Gossip Girl gitu, lah. Yang berbeda adalah tokoh utama
perempuannya, Tata, yang agak tomboy. Aku rasa Tata ini tokoh paling sederhana
dan tidak repot dengan urusan cewek di seri #JBoyfriend yang aku baca. Maka
tak heran Jermaine gampang akrab sampai menganggapnya sebagai ‘bro’. Untuk
bagian sexy time-nya terbilang
sedikit. Lebih banyak bagian kecil-kecil yang tetep sukses bikin ‘kipas-kipas’
sendiri, contohnya Hot Bod Contest yang Jermaine ikuti di Mannequin Club ;p
Bonus paper doll
Tapi, tapi, tapi, menurutku karakter
Jermaine sebagai #JBoyfriend agak mengecewakan. Keunikannya hanya dua mata yang
berbeda warna dan kemampuannya berbahasa Prancis. Hal lain-lain mirip sama #JBoyfriend sebelumnya, seperti tato-tatonya malah mengingatkanku dengan Jet dari Good Fight (my favorite #JBoyfriend so far), persahabatannya dengan Tata mirip
sama Jo dari Pillow Talk, kegiatan masak sarapannya tidak bisa lepas dari bayang-bayang
Jandro dari All You Can Eat dan lagu Für Elise-nya mirip sama pengalaman Julien di Guilty Pleasure. Belum lagi konflik cerita yang datang terlalu
lama, membuat ending-nya terjadi begitu
saja. Liz dan Noel, yang semula aku kira bakal jadi batu terbesar dalam
hubungan ‘pertemanan’ Tata dan Jermaine, cuma muncul di bab-bab tertentu dan
terkesan numpang lewat untuk sesekali melempar masalah. Cerita kebanyakan
berputar pada Tata dan Jermaine yang bersenda gurau dan diam-diam saling suka.
Hal yang ingin ketahui seperti pekerjaan lama Tata atau pikiran Jermaine
tentang break-nya dengan Liz dibahas
diakhir-akhir. Singkat dan to the point.
Detail seperti kapan Tata dan Jermaine bertukar nomor telepon atau nama
restoran yang dikunjungi Jermain dan Liz memang tidak begitu penting. Tapi saat
keterangan itu tidak sinkron (katanya makan di Guitar, eh selanjutnya
disebut di Cliché Guerava) membuatku bingung.
Meskipun tidak se-hawt novel sebelumnya, Come On Over berhasil menghiburku
dengan ceritanya yang ringan, menghibur dan dibumbui adegan-adegan sexy. Akun Twitter National Riches
Magazine itu unik, bikin aku penasaran sama subserial #hawtlist lainnya. Let’s wait and see :D
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D