Tuesday, December 2, 2014

Come On Over

Christian Simamora
450 halaman
Twigora, Juni 2014
Rp. 69.000,-

KATAKAN PADAKU, BAGAIMANA CARANYA MERELAKAN SESEORANG
YANG TAK PERNAH JADI MILIKMU?

Dear pembaca,

Sejak ide dasar cerita ini muncul di kepala, hidupku benar-benar tidak tenang. Aku dipaksanya memutar otak, mengerjakan plot, memikirkan kedua tokoh utamanya hampir sepanjang waktu. Dan tiga bulan kemudian, akhirnya aku bisa menghela napas lega. Cerita tentang Jermaine dan Tata berhasil kurampungkan untuk kalian, pembaca tersayang.

Ide dasar Come On Over muncul karena terinspirasi sejarah sedih di balik salah satu karya klasik terpopuler sepanjang masa: “Für Elise”. Tahukah kamu, Beethoven menulis lagu itu untuk seorang perempuan, yang ternyata belakangan membuatnya patah hati? Apa mau dikata, cinta memang tidak pernah mudah. Dan bagian tersulit dari mencintai seseorang adalah menunggu dia balas mencintaimu. 

Jadi bagaimana, apakah sekarang kamu siap untuk membalik sampul depan dan memulai perjalananmu bersama buku ini? Besar harapanku kamu akan menikmati sebesar aku menikmati proses menulisnya. Selamat membaca dan, seperti biasa...

selamat jatuh cinta.

CHRISTIAN SIMAMORA

Di video November Book Haul-ku, aku menceritakan kenapa aku membeli Come On Over secara online. Aku kehabisan! Novel ini terbit di bulan Juni, di mana aku sudah terlanjur membeli banyak novel dalam rangka ulang tahun. Saat aku merasa siap untuk membeli novel ini, eh, stoknya malah habis di mana-mana. Ditambah seri #JBoyfriend terbaru, As Seen On TV, terbit. Untung sang penulis me-retweet beberapa akun toko buku online, yang tidak hanya menawarkan diskon 20%, tapi juga tanda tangan penulis. Sekalian deh aku beli sama ASOT-nya. Yeaaah! Kata novel ini adalah subserial #JBoyfriend yang diberi nama #hawtlist. Apa bedanya dengan yang lain? Let’s review it :D

"Ending bahagia bikin gue jadi berpikir optimis. Ngasih harapan juga deng – bahwa seburuk apa pun situasi yang lo hadapi saat ini, pada akhirnya semua akan baik-baik saja. Ada pelangi sehabis hujan. Malam yang sejuk menggantikan siang yang terik. What’s bad about that?" – halaman 287

Setelah enam bulan berhenti dari pekerjaannya, Kantata ‘Tata’ Maulinda tinggal kembali dengan kakaknya, Adagio. Status pengangguran Tata yang tak kunjung berakhir membuat Ada memperkerjakannya di tokonya, Crystal Clear yang menjual segala barang yang terbuat dari kristal. Karena sepeninggalan kedua orangtuanya, Ada adalah keluarga Tata satu-satunya, Tata menerima pekerjaan itu. Tak hanya itu, Ada juga menjodohkan Tata dengan Noel, anggota paduan suara gereja. Tata dengan terang-terangan hanya menganggap Noel sebagai teman. Itu membuat Noel kecewa dan Ada memarahi Tata.

Suatu hari, Tata melayani pembeli baru, Jermaine Morton, lelaki yang mempunyai dua warna bola mata yang berbeda. Jermaine datang untuk memesan kotak musik dengan lagu ‘Für Elise’. Hadiah itu untuk pacarnya, Liz, yang akan diberikan saat makan malam perayaan anniversary mereka. Jermaine juga berencana untuk melamar Liz. Tanpa disangka, Liz menolak lamaran itu. Lalu mereka memutuskan untuk break beberapa minggu. Untuk menghapus kenangan memalukan itu. Jermaine berniat mengembalikan kotak musik itu ke toko. Peraturan toko tidak mendukung rencana itu sehingga Jermaine memberikannya kepada Tata dengan sukarela.

Kotak musik mahal itu membuat Tata membuat mempunyai hutang. Dia membayarnya dengan mentraktir Jermaine di sebuah café. Di sana mereka mengobrol, saling cocok dan mulai sering menghabiskan waktu bersama. Jermaine tak segan mengajak dan memberi Tata minuman gratis di beerhouse miliknya, Cliché Guerava. Tata yang frustasi dengan urusan Ada dan Noel, minum sampai mabuk dan tak sadar mencium Jermaine. Jermaine menikmati sekaligus merasa bersalah dengan ciuman itu. Perasaan Jermaine makin tidak karuan saat Liz datang berkunjung dan menjelaskan alasan dibalik penolakannya.

"Terkadang, hal yang teramat disesali adalah kehilangan kesempatan merasakan cinta yang didambakannya hanya karena kita terlalu takut untuk mengambil resiko." – halaman 408

Come On Over masih punya formula yang sama dengan seri #JBoyfriend sebelumnya. Cerita yang asyik buat ikutin, gaya penulisan yang ceplas-ceplos, banyak bagian yang bikin sesak nafas dan tak lupa me-mention nama dan perkembangan tokoh dari seri #JBoyfriend seperti Cindy Tan, Jere, Devika dan Julien Ang. Perkembangan hidup mereka bisa dilihat di laman Twitter milik National Riches Magazine, yang juga punya topik dengan hastag #hawtlist. Mirip-mirip Gossip Girl gitu, lah. Yang berbeda adalah tokoh utama perempuannya, Tata, yang agak tomboy. Aku rasa Tata ini tokoh paling sederhana dan tidak repot dengan urusan cewek di seri #JBoyfriend yang aku baca. Maka tak heran Jermaine gampang akrab sampai menganggapnya sebagai ‘bro’. Untuk bagian sexy time-nya terbilang sedikit. Lebih banyak bagian kecil-kecil yang tetep sukses bikin ‘kipas-kipas’ sendiri, contohnya Hot Bod Contest yang Jermaine ikuti di Mannequin Club ;p

Bonus paper doll


Tweet-tweet akun Twitter National Riches Magazine


Kuis di bagian akhir novel. Skorku 7 ;p

Tapi, tapi, tapi, menurutku karakter Jermaine sebagai #JBoyfriend agak mengecewakan. Keunikannya hanya dua mata yang berbeda warna dan kemampuannya berbahasa Prancis. Hal lain-lain mirip sama #JBoyfriend sebelumnya, seperti tato-tatonya malah mengingatkanku dengan Jet dari Good Fight (my favorite #JBoyfriend so far), persahabatannya dengan Tata mirip sama Jo dari Pillow Talk, kegiatan masak sarapannya tidak bisa lepas dari bayang-bayang Jandro dari All You Can Eat dan lagu Für Elise-nya mirip sama pengalaman Julien di Guilty Pleasure. Belum lagi konflik cerita yang datang terlalu lama, membuat ending-nya terjadi begitu saja. Liz dan Noel, yang semula aku kira bakal jadi batu terbesar dalam hubungan ‘pertemanan’ Tata dan Jermaine, cuma muncul di bab-bab tertentu dan terkesan numpang lewat untuk sesekali melempar masalah. Cerita kebanyakan berputar pada Tata dan Jermaine yang bersenda gurau dan diam-diam saling suka. Hal yang ingin ketahui seperti pekerjaan lama Tata atau pikiran Jermaine tentang break-nya dengan Liz dibahas diakhir-akhir. Singkat dan to the point. Detail seperti kapan Tata dan Jermaine bertukar nomor telepon atau nama restoran yang dikunjungi Jermain dan Liz memang tidak begitu penting. Tapi saat keterangan itu tidak sinkron (katanya makan di Guitar, eh selanjutnya disebut di Cliché Guerava) membuatku bingung.

Meskipun tidak se-hawt novel sebelumnya, Come On Over berhasil menghiburku dengan ceritanya yang ringan, menghibur dan dibumbui adegan-adegan sexy. Akun Twitter National Riches Magazine itu unik, bikin aku penasaran sama subserial #hawtlist lainnya. Let’s wait and see :D

No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D