Veronica Roth
543 Halaman
Mizan Fantasy, April 2012 (cetakan pertama)
Rp. 59.000,-
Satu pilihan, menentukan apa yang harus kau percaya
Satu pilihan, memastikan siapa yang kau turuti, selamanya
Chicago, usai perang nuklir yang menghancurkan dunia. Pada usia 16, setiap orang harus mengambil pilihan yang akan menentukan seluruh jalan hidupnya.
Beatrice memilih meninggalkan Faksi Abnegation yang tanpa pamrih untuk bergabung dengan para pemberani di Faksi Dauntless. Meninggalkan orangtuanya, membuang namanya untuk hidup bersama faksi yang baru. Beatrice menjadi Tris, berharap menemukan jati dirinya bersama para Dauntless. Namun, Tris harus lulus inisiasi terlebih dulu agar bisa diterima. Tak ada jalan kembali. Tak lulus inisiasi berarti Tris akan bergabung dengan orang-orang yang terbuang. Hidup menggelandang.
Berhasilkah ia bertahan di komunitas yang kadang kebrutalan dianggap sama dengan keberanian?
Satu pilihan, memastikan siapa yang kau turuti, selamanya
Chicago, usai perang nuklir yang menghancurkan dunia. Pada usia 16, setiap orang harus mengambil pilihan yang akan menentukan seluruh jalan hidupnya.
Beatrice memilih meninggalkan Faksi Abnegation yang tanpa pamrih untuk bergabung dengan para pemberani di Faksi Dauntless. Meninggalkan orangtuanya, membuang namanya untuk hidup bersama faksi yang baru. Beatrice menjadi Tris, berharap menemukan jati dirinya bersama para Dauntless. Namun, Tris harus lulus inisiasi terlebih dulu agar bisa diterima. Tak ada jalan kembali. Tak lulus inisiasi berarti Tris akan bergabung dengan orang-orang yang terbuang. Hidup menggelandang.
Berhasilkah ia bertahan di komunitas yang kadang kebrutalan dianggap sama dengan keberanian?
Keinginan membaca Divergent
muncul ketika aku sedang melakukan kegiatan magang yang selesai di akhir bulan
Maret. Kerjaanku sehari-hari adalah menerjemahkan berita berbahasa Inggris dari
berbagai topik seperti politik, olahraga, dan my favorite, hiburan. Salah satu berita hiburan khususnya tentang
film yang aku terjemahkan saat itu mengenai Theo James (the one and only Kemal Pamuk from
Downton Abbey) yang dipilih untuk masuk proyek film adaptasi, Divergent. Aku
belum tau isi cerita Divergent itu seperti apa.
Jadi aku juga agak bingung saat menerjemahkan beritanya. Apalagi tentang
peran yang didapatkan James, Four atau Dauntless? Jadinya aku buka-buka
Wikipedia dan berharap tebakan aku benar. Beberapa hari kemudian aku baca
kelanjutan berita selanjutnya, Kate Winslet masuk juga jadi pemain. Huaaa, this movie project is bigger than I thought.
Mulailah aku mencari info tentang novelnya di Goodreads. Sepulang magang, aku
mampir ke Togamas Buah Batu untuk membeli si Divergent itu :D
Divergent lalu menjadi menghuni
setia rak buku aku selama dua bulan setelah aku selesai magang. Aku terlalu
sibuk mengerjakan laporan magang, galau-galau soal skripsi dan malah belanja dan baca novel lain. Sebuah ‘dorongan’ untuk membaca novel itu muncul ketika
cover buku ketiga, Allegiant muncul dan bikin aku ‘kepanasan’. Divergent lalu
aku keluarkan dari rak, bacanya halaman demi halamannya, dan . . book
hangover! Aku butuh beberapa hari untuk ‘move on’ dan menulis review
ini hehehehehe :p
Divergent dimulai dengan
kehidupan Beatrice Prior dari fraksi Abgenation. Dia merasa tidak cocok dengan
prinsip fraksi yang dipilih ayah dan ibunya itu karena dia merasa perlunya
mementingkan diri sendiri. Tapi disatu sisi dia juga tidak merasa fraksi-fraksi
lain, Dauntless, Erudite, Candor, Amity cocok dengan pemikirannya. Hal itu yang
membuat hasil tes kecakapannya – tes untuk menentukan fraksi saat umur enam
belas tahun – kacau and tidak dapat disimpulkan. Tori, pengujinya dari fraksi
Dauntless memberitahu Beatrice bahwa dia mempunyai sifat dari tiga fraksi
sekaligus, Abgnegation, Dauntless dan Erudite yang berarti dia seorang
Divergent. Beatrice tidak bisa memberi tahu ke-Divergent-annya kepada siapapun
karena itu bisa menjadi masalah. Beatrice membawa rahasia itu meninggalkan Abnengation
dan bergabung dengan Dauntless, fraksi pemberani yang membutuhkan kekuatan
fisik yang besar. Dia merubah namanya dari Beatrice menjadi Tris dan mengikuti
ujian inisiasi yang dipimpin oleh Four. Ke-Divergent-annya itu kadang muncul
dan membuatnya berada di peringkat satu program inisiasi. Tris bisa bersikap sebagai
Dauntless tapi sifat Abnegationnya kadang muncul dan membuat anggota fraksi
Dauntless curiga. Apalagi mengingat Tris berasal dari fraksi yang ‘lemah’. Tris
mencoba menutupinya tapi sebuah ujian simulasi menyadarkan Four dan diapun
memperingatkannya. Tris mencoba mencari info sebanyak mungkin tentang Divergent
tanpa diketahui orang lain. Hasilnya, menjadi Divergent memang berbahaya dan
bisa saja menimbulkan perang antar fraksi.
Divergent itu yaaaa NYEBELIN
BANGET! BIKIN AKU BOOK HANGOVER!
Setiap aku selesai satu bab, aku pengen melanjutkan ke bab berikutnya. Kalo aku
penasaran banget, kadang aku buka-buka halaman selanjutnya dan ketika menemukan
sesuatu yang menarik tentang Four, aku langsung kembali ke halaman sebelumnya
dan makin ngebut bacanya. Ketika aku mau tidur, bayangan Four muncul dan
uugggh, gak sabar buat nunggu matahari terbit dan ngehabisin novel itu! Kenapa
gak bergadang aja? Aku mencoba tidur senormal mungkin dan sekaligus menunda
keasyikan ceritanya, biar lebih rame lagi. ‘Menyiksa’ diri dengan sengaja
hehehe. Saat halaman terakhir beres
dibaca, aku malah ngalamin book hangover
karena endingnya ngegantung! Dua hari
kemudian aku langsung ke Rumah Buku dan beli Insurgent.Tapi beli berani dibaca
karena aku harus ngetik review ini
dulu hahahaha
Divergent mengambil cerita yang
sangat menarik dan aku suka banget. Walaupun ada beberapa bagian yang bikin aku
ngilu banget, tapi ya itu berarti penulis berhasil. Tapi kadang-kadang aku suka
bingung dibeberapa bagian. Contohnya saat ngebanyangin gimana sih markas fraksi
Dauntless yang gelap gulita. Aku harus baca berulang-ulang sambil mengerutkan
dahi. Ada juga beberapa percakapan yang terbaca aneh. Apa masalah
penerjemahannya kali ya? Tapi itu nggak ngehalangin aku buat yoba nyari-nyari
link buat ngelakuin tes kecakapan and the
result is Amity! Sebenernya sih aku ikutan lagi dan lagi tes itu dan
hasilnya macam-macam. Tapi aku nggak pernah dapet Dauntless ataupun Divergent.
Kenapa ya? Wanna try it? Click here
;)
Sorry to say, kadang aku suka ngebandingin Divergent dengan The Hunger Games. Aku sebenernya nggak suka juga sih. Tapi cuma itu novel bertema
dystopian yang sudah aku baca. Untungnya banyak perbedaan dan that’s a good thing, right. Aku nunggu-nunggu
adegan perang atau dimana Tris mulai memberontak. Perangnya ada sih tapi cuma
bentar dan well, ngegantung. Tapi
sebelumnya banyak kejadian-kejadian penting yang diceritain dan ngaruh ke
cerita. Bahkan memunculkan twist
dmana-mana. Oke banget lah! Beatrice ‘Tris’ Prior disini galaunya minta ampun
gara-gara dia ngerasa nggak cocok dan takut jadi factionless. Tapi hal itu ternyata ada alasannya. Toh dia itu
ternyata Divergent dan sebaiknya memunculkan ke-Divergent-annya itu. Lalu
muncul Four yang begitu kalem tapi bikin Tris (dan aku) dag dig dug. Gara-gara
berita yang aku terjemahin itu, I keep my
eyes on him and try to imagine what Theo James would do as him. Aku bakal
ngebahas Four ini secara khusus di Character Thursday besok :D
Karena endingnya gantung, aku belum mengambil kesimpulan tentang nasib
Divergent dan bakal dibawa kemana. Tapi ada beberapa sisi lain yang cukup
menggelitik pikiran aku. Sekarangkan banyak banget tuh novel bertema dystopian,
dimana peradaban dunia hancur dan menimbulkan dunia baru yang memberlakukan
hukum baru yang unik, mengerikan dan menimbulkan perang pemberontak. Nggak tau
kenapa novel-novel kayak gitu memunculkan seorang cewek sebagai tokoh utamanya.
Sisi pemberani, kepemimpinan dan juga kelemahannya sebagai seorang pemberontak
dan perempuan diulas abis. Tak lupa juga menambahkan sisi keluarga dan pacar
tercinta. Pacarnya (cowok ya pastinya) jadi rekan yang tangguh tapi juga
menjadi titik lemah di heroine. Beda
banget ya kalo misalnya cowok yang jadi tokoh utamanya. Tokoh pacar cewek
cenderung jadi titik lemah si hero, tidak bisa diandalkan dan ‘pemanis’ doang.
Yaaa, mungkin ada yang bilang ‘namanya juga cerita fiksi’ atau ‘biar beda atuh,
kan jadinya lebih rame’. Tapi hal itu pernah dijadiin topik skripsi kakak
tingkat aku and her paper is awesome.
Jadi topik ini suka kebawa-bawa kalo aku baca novel lain yang mengangkat hal
yang serupa. Terus kenapa sih harus perang dulu baru bisa damai? Apakah keadaan
sudah sangat kacau sehingga harus dihancurkan dulu? Call me stupid but I’m gonna read much much more to figure it out.
Mungkin kamu juga penasaran dan pengen nulis skripsi dengan topik tersebut? :p
At last, Divergent oke, sangat oke banget buat dibaca dan aku jamin
kamu ketagihan sama Four hahahaha. Alur ceritanya emang agak lambat tapi pantas
diikutin koq. Atau mau nonton film adaptasinya? Baca bukunya dulu deh, filmnya baru bakal keluar tahun depan. Can’t wait!
Fyi, cover buku pertama, Divergent,
bergambar logo fraksi Dauntless. Sedangkan cover buku kedua, Insurgent
bergambar logo fraksi Amity. Lalu di cover buku ketiga, Allegiant, itu logo
franksi aa ya? Divergent? Very
recommended :D
Divergen itu mengingatkan saya di pelajaran matematika SMA tentang Limit. Kalau suatu fungsi itu divergen bila limitnya tidak ada. Eh, jangan-jangan Beatrice itu di kisah selanjutnya terungkap bahwa dia tidak punya limit?
ReplyDeleteWah, ternyata ada di matematika ya? Disini Beatricenya gak bisa di kontrol obat karena dia 'Divergent' ;)
ReplyDelete