Tuesday, June 18, 2013

Divergent

Veronica Roth
543 Halaman
Mizan Fantasy, April 2012 (cetakan pertama)
Rp. 59.000,-

Satu pilihan, menentukan apa yang harus kau percaya

Satu pilihan, memastikan siapa yang kau turuti, selamanya

Chicago, usai perang nuklir yang menghancurkan dunia. Pada usia 16, setiap orang harus mengambil pilihan yang akan menentukan seluruh jalan hidupnya.

Beatrice memilih meninggalkan Faksi Abnegation yang tanpa pamrih untuk bergabung dengan para pemberani di Faksi Dauntless. Meninggalkan orangtuanya, membuang namanya untuk hidup bersama faksi yang baru. Beatrice menjadi Tris, berharap menemukan jati dirinya bersama para Dauntless. Namun, Tris harus lulus inisiasi terlebih dulu agar bisa diterima. Tak ada jalan kembali. Tak lulus inisiasi berarti Tris akan bergabung dengan orang-orang yang terbuang. Hidup menggelandang.

Berhasilkah ia bertahan di komunitas yang kadang kebrutalan dianggap sama dengan keberanian?
Keinginan membaca Divergent muncul ketika aku sedang melakukan kegiatan magang yang selesai di akhir bulan Maret. Kerjaanku sehari-hari adalah menerjemahkan berita berbahasa Inggris dari berbagai topik seperti politik, olahraga, dan my favorite, hiburan. Salah satu berita hiburan khususnya tentang film yang aku terjemahkan saat itu mengenai Theo James (the one and only Kemal Pamuk from Downton Abbey) yang dipilih untuk masuk proyek film adaptasi, Divergent. Aku belum tau isi cerita Divergent itu seperti apa.  Jadi aku juga agak bingung saat menerjemahkan beritanya. Apalagi tentang peran yang didapatkan James, Four atau Dauntless? Jadinya aku buka-buka Wikipedia dan berharap tebakan aku benar. Beberapa hari kemudian aku baca kelanjutan berita selanjutnya, Kate Winslet masuk juga jadi pemain. Huaaa, this movie project is bigger than I thought. Mulailah aku mencari info tentang novelnya di Goodreads. Sepulang magang, aku mampir ke Togamas Buah Batu untuk membeli si Divergent itu :D

Divergent lalu menjadi menghuni setia rak buku aku selama dua bulan setelah aku selesai magang. Aku terlalu sibuk mengerjakan laporan magang, galau-galau soal skripsi dan malah belanja dan baca novel lain. Sebuah ‘dorongan’ untuk membaca novel itu muncul ketika cover buku ketiga, Allegiant muncul dan bikin aku ‘kepanasan’. Divergent lalu aku keluarkan dari rak, bacanya halaman demi halamannya, dan  . . book hangover! Aku butuh beberapa hari untuk ‘move on’ dan menulis review ini hehehehehe :p

Divergent dimulai dengan kehidupan Beatrice Prior dari fraksi Abgenation. Dia merasa tidak cocok dengan prinsip fraksi yang dipilih ayah dan ibunya itu karena dia merasa perlunya mementingkan diri sendiri. Tapi disatu sisi dia juga tidak merasa fraksi-fraksi lain, Dauntless, Erudite, Candor, Amity cocok dengan pemikirannya. Hal itu yang membuat hasil tes kecakapannya – tes untuk menentukan fraksi saat umur enam belas tahun – kacau and tidak dapat disimpulkan. Tori, pengujinya dari fraksi Dauntless memberitahu Beatrice bahwa dia mempunyai sifat dari tiga fraksi sekaligus, Abgnegation, Dauntless dan Erudite yang berarti dia seorang Divergent. Beatrice tidak bisa memberi tahu ke-Divergent-annya kepada siapapun karena itu bisa menjadi masalah. Beatrice membawa rahasia itu meninggalkan Abnengation dan bergabung dengan Dauntless, fraksi pemberani yang membutuhkan kekuatan fisik yang besar. Dia merubah namanya dari Beatrice menjadi Tris dan mengikuti ujian inisiasi yang dipimpin oleh Four. Ke-Divergent-annya itu kadang muncul dan membuatnya berada di peringkat satu program inisiasi. Tris bisa bersikap sebagai Dauntless tapi sifat Abnegationnya kadang muncul dan membuat anggota fraksi Dauntless curiga. Apalagi mengingat Tris berasal dari fraksi yang ‘lemah’. Tris mencoba menutupinya tapi sebuah ujian simulasi menyadarkan Four dan diapun memperingatkannya. Tris mencoba mencari info sebanyak mungkin tentang Divergent tanpa diketahui orang lain. Hasilnya, menjadi Divergent memang berbahaya dan bisa saja menimbulkan perang antar fraksi.

Divergent itu yaaaa NYEBELIN BANGET! BIKIN AKU BOOK HANGOVER! Setiap aku selesai satu bab, aku pengen melanjutkan ke bab berikutnya. Kalo aku penasaran banget, kadang aku buka-buka halaman selanjutnya dan ketika menemukan sesuatu yang menarik tentang Four, aku langsung kembali ke halaman sebelumnya dan makin ngebut bacanya. Ketika aku mau tidur, bayangan Four muncul dan uugggh, gak sabar buat nunggu matahari terbit dan ngehabisin novel itu! Kenapa gak bergadang aja? Aku mencoba tidur senormal mungkin dan sekaligus menunda keasyikan ceritanya, biar lebih rame lagi. ‘Menyiksa’ diri dengan sengaja hehehe.  Saat halaman terakhir beres dibaca, aku malah ngalamin book hangover karena endingnya ngegantung! Dua hari kemudian aku langsung ke Rumah Buku dan beli Insurgent.Tapi beli berani dibaca karena aku harus ngetik review ini dulu hahahaha

Divergent mengambil cerita yang sangat menarik dan aku suka banget. Walaupun ada beberapa bagian yang bikin aku ngilu banget, tapi ya itu berarti penulis berhasil. Tapi kadang-kadang aku suka bingung dibeberapa bagian. Contohnya saat ngebanyangin gimana sih markas fraksi Dauntless yang gelap gulita. Aku harus baca berulang-ulang sambil mengerutkan dahi. Ada juga beberapa percakapan yang terbaca aneh. Apa masalah penerjemahannya kali ya? Tapi itu nggak ngehalangin aku buat yoba nyari-nyari link buat ngelakuin tes kecakapan and the result is Amity! Sebenernya sih aku ikutan lagi dan lagi tes itu dan hasilnya macam-macam. Tapi aku nggak pernah dapet Dauntless ataupun Divergent. Kenapa ya? Wanna try it? Click here ;)

Sorry to say, kadang aku suka ngebandingin Divergent dengan The Hunger Games. Aku sebenernya nggak suka juga sih. Tapi cuma itu novel bertema dystopian yang sudah aku baca. Untungnya banyak perbedaan dan that’s a good thing, right. Aku nunggu-nunggu adegan perang atau dimana Tris mulai memberontak. Perangnya ada sih tapi cuma bentar dan well, ngegantung. Tapi sebelumnya banyak kejadian-kejadian penting yang diceritain dan ngaruh ke cerita. Bahkan memunculkan twist dmana-mana. Oke banget lah! Beatrice ‘Tris’ Prior disini galaunya minta ampun gara-gara dia ngerasa nggak cocok dan takut jadi factionless. Tapi hal itu ternyata ada alasannya. Toh dia itu ternyata Divergent dan sebaiknya memunculkan ke-Divergent-annya itu. Lalu muncul Four yang begitu kalem tapi bikin Tris (dan aku) dag dig dug. Gara-gara berita yang aku terjemahin itu, I keep my eyes on him and try to imagine what Theo James would do as him. Aku bakal ngebahas Four ini secara khusus di Character Thursday besok :D

Karena endingnya gantung, aku belum mengambil kesimpulan tentang nasib Divergent dan bakal dibawa kemana. Tapi ada beberapa sisi lain yang cukup menggelitik pikiran aku. Sekarangkan banyak banget tuh novel bertema dystopian, dimana peradaban dunia hancur dan menimbulkan dunia baru yang memberlakukan hukum baru yang unik, mengerikan dan menimbulkan perang pemberontak. Nggak tau kenapa novel-novel kayak gitu memunculkan seorang cewek sebagai tokoh utamanya. Sisi pemberani, kepemimpinan dan juga kelemahannya sebagai seorang pemberontak dan perempuan diulas abis. Tak lupa juga menambahkan sisi keluarga dan pacar tercinta. Pacarnya (cowok ya pastinya) jadi rekan yang tangguh tapi juga menjadi titik lemah di heroine.  Beda banget ya kalo misalnya cowok yang jadi tokoh utamanya. Tokoh pacar cewek cenderung jadi titik lemah si hero, tidak bisa diandalkan dan ‘pemanis’ doang. Yaaa, mungkin ada yang bilang ‘namanya juga cerita fiksi’ atau ‘biar beda atuh, kan jadinya lebih rame’. Tapi hal itu pernah dijadiin topik skripsi kakak tingkat aku and her paper is awesome. Jadi topik ini suka kebawa-bawa kalo aku baca novel lain yang mengangkat hal yang serupa. Terus kenapa sih harus perang dulu baru bisa damai? Apakah keadaan sudah sangat kacau sehingga harus dihancurkan dulu? Call me stupid but I’m gonna read much much more to figure it out. Mungkin kamu juga penasaran dan pengen nulis skripsi dengan topik tersebut? :p

At last, Divergent oke, sangat oke banget buat dibaca dan aku jamin kamu ketagihan sama Four hahahaha. Alur ceritanya emang agak lambat tapi pantas diikutin koq. Atau mau nonton film adaptasinya? Baca bukunya dulu deh, filmnya baru bakal keluar tahun depan. Can’t wait! Fyi, cover buku pertama, Divergent, bergambar logo fraksi Dauntless. Sedangkan cover buku kedua, Insurgent bergambar logo fraksi Amity. Lalu di cover buku ketiga, Allegiant, itu logo franksi aa ya? Divergent? Very recommended :D

2 comments:

  1. Divergen itu mengingatkan saya di pelajaran matematika SMA tentang Limit. Kalau suatu fungsi itu divergen bila limitnya tidak ada. Eh, jangan-jangan Beatrice itu di kisah selanjutnya terungkap bahwa dia tidak punya limit?

    ReplyDelete
  2. Wah, ternyata ada di matematika ya? Disini Beatricenya gak bisa di kontrol obat karena dia 'Divergent' ;)

    ReplyDelete

Thanks for leave your comment :D