Wednesday, December 18, 2013

Recap Post: STPC GagasMedia


Setiap Tempat Punya Cerita (STPC) adalah proyek novel tertema traveling dari GagasMedia dan Bukune. Kedua penerbit ini melempar sepuluh kota dengan ciri khas dan cerita uniknya masing-masing. Karena proyek ini terbilang sukses, pihak penerbit membuat STPC Season 2. Bocorannya sih kota-kota yang dipilih sekarang lebih eksotis dan ada satu kota yang berasal dari Indonesia. Penasaran? Tapi sebelumnya, kita liat dulu delapan kota yang telah telah aku baca :)

Paris: Aline
Prisca Primasari
224 halaman
Gagas Media, 2013
Rp 42.000,-

Aline Ofeli, seorang mahasiswa asal Indonesia sedang patah hati karena cowok yang dia taksir – dipanggil sebagai ‘Ubur-ubur’- baru saja jadian dengan cewek Francis yang cantik banget. Dia kemudian memutuskan untuk cuti dari pekerjaannya di Lombok Bistro – dimana Ubur-ubur dan juga pacarnya bekerja – selama seminggu. Dia menemukan sebuah pecahan porselen saat di perjalanan pulang dan harus repot-repot mencari sang pemilik. Dia makin repot saat si pemilik – Aeolus Sena, orang Indonesia juga – berjanji untuk mengambilnya di Place de la Bastille pukul 12 malam. Sena datang dan menjanjikan tiga permintaan sebagai balas budi. Untuk permintaan pertama dia meminta agar bisa pulang ke Indonesia dan bertemu dengan ibunya. Sena menawarkan pilihan lain, ibu Aline yang datang ke Paris dan dia memberikan segepok uang. Aline tidak mempercayainya, apalagi mendengar pekerjaannya sebagai tukang reparasi mesin tik, lalu selalu datang dan pergi secara mencurigakan dan mempunyai hubungan misterius dengan tetangganya Aline yang juga berasal Indonesia, Ezra. 

Cerita tentang Aline, Sena dan orang-orang disekitarnya diceritakan dalam format diary. Novel ini mempunyai prolog, epilog dan 12 bab yang dibuka dengan keterangan hari, tanggal dan tahun, pilihan mood, dan sebuah sketsa tempat-tempat yang ada di Paris. Format seperti ini membuat kita lebih dekat dengan di tokoh utama dan sekaligus membuat cerita sangat pengalir. Baca review selengkapnya di sini :)

More on Paris: Aline
Author's note
Sneak Peak
Trailer
Book Club
The Author's Interview

***

Roma: Con Amore
Robin Wijaya
384 Halaman
Gagas Media, 2013
Rp. 53.000,-

Untuk isi ceritanya, Roma: Con Amore mengisahkan tentang pertemuan seorang pelukis muda asal Indonesia, Leonardo Halim dengan seorang pegawai KBRI, Felice Patricia di sebuah galeri lukisan di Roma. Mereka bertemu karena kecerobohan Felice yang membuat lukisan Leo terkirim ke tempat yang salah. Setelah itu mereka tak sengaja bertemu di Bali. Mereka mulai berteman dan menghabiskan waktu tanpa rencana. Ketika mereka bertemu lagi di Roma dan menghabiskan waktu bersama, hubungan pertemanan mereka terasa lain. Mereka tak pernah mengakui satu sama salin karena masing-masing sudah punya pasangan. Leo punya Marla, seorang pengrajin hiasan kaca patri yang selalu setia dan telaten mengurus Leo dan rumahnya. Felice punya Franco, pesepakbola Itali yang super romantis.

Setelah membaca sinopsisnya diatas, udah kebayangkan betapa romantis dan besarnya potensi kegalauan yang dihasilkan hehehe. Hal lain yang bikin galau maksimal adalah isi bab yang cenderung pendek-pendek dan hanya menceritakan satu peristiwa, contohnya bab khusus membahas pekerjaan sehari-hari Leo, kisah percomblangan Leo dan Marla, isu keluarga Felice dan lainnya. Siapa sih yang suka dikasih dikit-dikit? Makanya aku jadi pengen baca terus dan secara tidak langsung meningkatkan kegalauan. Apalagi sebelum bab baru dimulai, sebuah quote muncul di bawah judul bab tersebut. Baca review selengkapnya di sini :)


More on Roma: Con Amore
Sneak Peak
Book Club

***

Bangkok: The Journal
Moemoe Rizal
436 Halaman
Gagas Media, 2013
Rp. 57.000,-

Bangkok: The Journal menceritakan tentang Edvan, seorang arsitek sukses asal Indonesia. Di hari pembukaan gedung baru rancangannya di Singapura, Edvan mendapatkan SMS dari Edvin, adiknya. Edvin menyampaikan sebuah berita duka, Ibu mereka meninggal dunia. Edvan ogah-ogahan datang ke pemakaman Ibunya karena dia masih marah dengan pertengkaran mereka sepuluh tahun yang lalu. Kini, Ibunya sudah pergi, meninggalkan sebuah wasiat untuk mencari jurnal-jurnal dari tahun 1980an yang tersebar di Bangkok. Edvan tadinya tidak mau menurutinya, apalagi melihat adiknya kini menjadi transgender dan berganti nama menjadi Edvina. Tapi karena rasa penyesalannya yang tidak mau diakui, Edvan bersama Edvina mau terbang ke Bangkok. Di sana, Edvina mengikuti sebuah kontes kecantikan khusus transgender sedangkan Edvan menyewa penduduk lokal bernama Charm menjadi pemandu untuk membantu mencari jurnal tersebut. Adik Charm, Max, kadang ikut membantu dan memberikan kenyamanan yang tidak terduga.

Ada satu kata yang jarang aku gunakan untuk mereview buku, tapi entah kenapa cocok banget untuk Bangkok: The Journal ini. Kata itu adalah . . GOKIL! Pertama, cerita yang diceritakan dengan gaya jujur ceplas-ceplos itu tidak gampang ditebak. Awalnya, aku kira ceritanya akan berputar pada pengalaman si tokoh utama di Bangkok dalam bentuk sebuah jurnal. Perkiraan aku itu tidak begitu meleset sih. Cuma ternyata jurnalnya bukan punya si tokoh utama tapi ibunya. Tapi aku agak bingung dengan bab dimana mereka berada *SPOILER* di ruang persidangan. Siapa menuntut siapa dan apa tuntutan mereka tidak jelas. Beberapa kalimat dan orang-orang yang hadir sebenarnya menjelaskan maksud mereka. Tapi aku masih penasaran aja :O Baca review selengkapnya di sini :)

More on Bangkok: The Journal
Author's note
Trailer

***

Melbourne: Rewind
Winna Efendi
340 Halaman
Gagas Media, Juni 2013
Rp. 52.000,-

Melbourne: Rewind menceritakan kedatangan Max ke Melbourne. Max, si penggila segala hal tentang cahaya ini sempat bekerja di New York dan beberapa kota di Australia. Dia memutuskan untuk kembali ke Melbourne karena kesehatan Papanya sudah memburuk. Tak disangka, saat tiba dia mendengar suara mantannya, Laura, mengudara di suatu stasiun radio. Mereka putus setelah berpacaran selama dua tahun. Mereka lalu bertemu, ngopi di tempat kesukaan mereka dulu, saling bertukar kabar tentang karir dan juga kisah cinta setelah mereka berpisah. Max kaget saat tahu Laura belum berpacaran lagi setelah mereka putus. Max juga mulai nyaman dengan kehadiran Laura di kehidupannya lagi. Laura tidak mengetahui itu dan dia cukup sibuk dengan pacar baru Cee, Evan. Laura tidak mau mengakui perasaannya. Dia memilih untuk berbohong kepada semua orang termasuk dirinya sendiri.

Melbourne: Rewind itu bagus banget sekaligus bikin aku tertohok hahaha. At once, rasa penasaran aku agak berkurang saat tahu cerita Max dan Laura ini berkisah tentang mantan pacar yang bertemu kembali, mencoba berteman. Aku merasa canggung dan males-malesan bacanya juga. Tapi gaya bahasanya begitu mengalir, menyedot dan memaksa aku untuk terus baca sampe halaman terakhir. Setiap kalimat begitu ngena dan bisa banget dijadiin quotes. Aku sampe bingung mau ngutip yang mana saking banyaknya yang aku suka hahaha. Dan aku suka banget sama endingnya. Saat membaca kisah Max dan Laura ini, aku sangat berharap mereka nggak balikan, terlalu tertebak dan pasaran. Jadi aku deg-degan ketika jumlah halaman semakin menipis, bagaimana kisah mereka berakhir? Lalu sebuah ending yang terbilang wise dan pas muncul dan aku puas banget :D. Baca review selengkapnya di sini :)

More on Melbourne: Rewind
Author's note
Trailer
Book Club
The Author's Interview

***

London: Angel
Windry Ramadhina
330 Halaman
Gagas Media, Juli 2013
Rp.52.000,-

London mengisahkan tentang Gilang, seorang penulis dan editor fiksi dan Ning, pengagum seni. Mereka sudah bersahabat sejak kecil. Sayangnya Gilang baru menyadari dia jatuh cinta pada Ning, saat gadis itu pergi untuk sekolah dan akhirnya berkerja di London. Atas desakan teman-temannya, Gilang nekad terbang ke London untuk menyatakan cinta. Ning sedang keluar kota saat Gilang sampai di sana. Sambil menunggu, Gilang memanfaatkan waktunya dengan bersosialisasi dengan orang-orang di penginapannya dan juga mengujungi tempat-tempat wisata di sana. Saat berada di depan London Eye, hujan tiba-tiba turun. Hujan itu mempertemukan Gilang dengan seorang gadis cantik berambut ikal keemasan.

London: Angel ini pertamanya kerasa bosen. Belum keliatan geregetannya gitu. Aku juga sempet males-malesan bacanya. Tapi aku coba ingat karya terakhir sang penulis, yaitu Montase. Montase juga agak membosankan di bagian awalnya. Tapi bagian tengah dan seterusnya begitu nonjok! Dan London: Angel juga kayak gitu. Bagian akhirnya nggak ketebak dan bikin aku sempet nangis hehehe. Selain pola penceritaannya itu, aku selalu kagum dengan cara penulis mendeskripsikan suatu tempat. Jadi saat aku membacanya, aku bisa membayangkan tempat tersebut dengan jelas :D Baca review selengkapnya di sini :)

More on London: Angel
Author's note
Sneak Peak
Trailer

***

Tokyo: Falling
Sefryana Khairil
338 Halaman
GagasMedia, Oktober 2013
Rp. 53.000,-

Tokyo: Falling mengikuti perjalanan dua wartawan, Thalia dan Tora yang meliput kegiatan, pameran, festival dan tempat-tempat menarik di Tokyo saat musim panas 2012. Keduanya tidak sengaja bertabrakan dan menyebabkan lensa milik Thalia rusak. Sebagai bentuk tanggung jawabnya, Tora mau mengganti lensa tersebut. Tapi lensa itu termasuk barang langka dan barang yang serupa harus melalui pemesanan yang cukup lama. Tora lalu memutuskan untuk meminjamkan lensa miliknya. Jadi, dia harus menyesuaikan jadwalnya dengan Thalia. Selain tugas meliput, keduanya juga punya agenda pribadi yang saa, bertemu dengan mantan. Thalia berharap dia bisa menjalin hubungan lagi dengan Dean, yang sibuk melulu dengan pekerjaannya. Sedangkan Tora mencari Hana, perempuan keturunan Indonesia-Jepang yang sudah menjadi pacarnya selama lima tahun terakhir.

Horeeee, Tokyo: Falling sama sekali tidak mengecewakan! Cerita perjalanan Thalia dan Tora dijabarkan dengan bahasa yang enak dibaca dan mengalir. Deksripsi tentang Tokyonya sangat detail, sampai ada beberapa bagian yang menganggu. Tetapi aku suka. Detail itu mengingetin aku sama demam cosplay, anime dan manga yang pernah menjamur di Indonesia. Kapan ya itu? Kayaknya duluuuu banget sebelum demam K-Pop masuk hahahaha. Bagian kesukaan aku adalah Festival Tanabata Shitamachi, dimana Thalia memakai yukata dan geta. Thalia dan Tora juga main tangkap ikan mas dengan jaring kertas. Aaah, aku selalu pengen coba permainan itu. Dan ending-nya . . hmm, aku nggak tau harus ngerasa kecewa atau senang. Tapi ending seperti ini lebih baik daripada ending yang klise dan gampang ditebak :D Baca review selengkapnya di sini :)

More on Tokyo: Falling
Author's note
Book Club

Setelah mengunjungi ulang kota-kota di atas, apa kalian siapa buat SPTC Season 2? Kota pertama yang diluncurkan adalah Athena: Eureka dan terbit awal minggu ini.


Covernya sedikit berbeda dari seri-seri sebelumnya dan . .  eer, agak gimana gitu ya. Tapi aku berharap isinya memuaskan :)

No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D