Soft cover. 453 halaman. 15 x 23 cm.
Atria, November 2011
Rp. 63.000,-
Seumur hidupnya, Merphilia tidak pernah bertemu dengan orang lain selain bibinya. Tidak ada lagi kegiatannya selain melakukan pekerjaan rumah tangga, belajar beladiri dengan Bibi Bruzila, atau membaca buku—satu-satunya hal yang menghubungkannya dengan dunia luar.
Namun di ulang tahunnya yang ketujuh belas, dia bertemu dengan seorang Zauberei yang mengatakan bahwa Merphilia adalah si Gadis Prajurit dalam Ramalan. Hidupnya berubah drastis saat dia ditugasi untuk membunuh seorang penguasa kegelapan dan monster-monster ganas yang telah memorak-porandakan Empat Negeri Besar Prutopian. Dia harus memusnahkan
sang Ratu Merah, Veruna. Ibunya.
Merphilia memang tumbuh besar tanpa kasih sayang ibunya. Namun tetap saja, ketika berhadapan dengan sang ibu, dan membunuhnya, itu bukan hal yang mudah. Terlebih ketika semua orang membencinya lantaran dia adalah putri sang Ratu Merah. Termasuk Pangeran Ardelazam, lelaki paling tampan yang diam-diam mencuri hatinya.
Akhirnya aku beres baca novel ini dalam waktu seminggu. Lama banget ya? Kuliah dan beberapa acara lainnya jadi penyebab semua itu. Tapi tak apalah, sekarang kan novelnya udah beres dibaca dan ini dia review dari aku.
Enjoy :)
Sampul
Depan
Sampul depannya unik dan cukup berani. Unik karena sampulnya tidak memperlihatkan si tokoh utamanya. Sampulnya malah memperlihatkan sebuah pertempuran yang melibatkan dua ekor makhluk yang menyerupai singa dan elang. Ini berarti genre fantasi dari novel tersebut lebih ditekankan dan memisahkannya dari novel-novel teenlit dan chicklit yang lain. Samar-samar terlihat lukisan seperti batik yang jadi latarnya dan juga di kain yang melingkar di makhluk yang mirip singa. Aku langsung mikir kalo ceritanya bakal ada sedikit soal Indonesianya. Benar apa tidak? Baca saja review ini sampai selesai :) Sampul ini juga cukup berani karena ada dua kalimat yang terpampang jelas di bagian bawahnya.
"Konspirasi terungkap. Merphilia harus membunuh ibunya". Kalimat tersebut yang secara otomatis juga mengungkapkan konflik utama novel ini. Hmm, ada dua kemungkinan dari dua kalimat tersebut. Satu, calon pembaca jadi tidak tertarik karena 'rahasia' novelnya sudah ketauan dan dua, calon pembaca malah jadi makin penasaran dan pengen baca. Untungnya aku lebih condong ke kemungkinan kedua. :)
Belakang
Seperti sampul belakang pada umumnya, disini sinopsis cerita disimpan. Sinopsisnya sendiri ada tulisan yang ada paling atas post ini. Jujur, aku langsung kebayang cerita Harry Potter. Karena ada kesamaan kasus antara Harry yang tiba-tiba dikasih tau bahwa dia penyihir dan juga Merphillia yang tiba-tiba disuruh untuk membunuh Ibunya sendiri. Sinopsis ini bikin penasaran jadi dua kali lipat. Jadi muncul pertanyaan, 'apa ceritanya bakal kayak Harry Potter?' dan 'apakah Merphillia bakal beneran bunuh ibunya?'. Mari baca-baca terus review ini hehehehehehehe
Cerita
Awal
Ini dia cerita yang dinanti-nanti! Tapi koq rada pusing dan alurnya membosankan ya? Pusing soalnya banyak informasi soal negeri Prutopia yang harus diserap dengan cepat. Dan membosankan karena walaupun tokoh utamanya, 'Merphillia' dan kita sama-sama baru dalam menyerap dan menangkap informasi baru, ditambah lagi dengan fakta Ibunya adalah Ratu yang jahat dan harus dibunuh kembali setelah bangkit dari Reinkarnasi, tokoh 'Merphillian' sebenarnya lebih tau segala hal. Sayangnya 'dia' menceritakannya secara tak sabaran dan agak sok menggurui. Rasanya kayak dibacain buku paket sekolahan yang penuh teori secara paksa. Baiknya, sang penulis bikin juga dong buku-buku yang ada di Dunsa ini, sama seperti yang dilakukan J.K. Rowling. Kalau mau dibikin, aku pesen buku
Meresapi Nyanyian Fata satu ya hehehehe.
Pertengahan
Walaupun masih berbelit-belit dan memiliki alur yang lambat dan cenderung berputar-putar, ceritanya udah mulai lumayan rame nih di bagian pertengahan novel. Merphillia, yang lagi deket-deketnya sama Pangeran, Ardelazam Skandar mulai benar-benar bergerak dan bertindak untuk membunuh Ratu Veruna alias Ratu Merah alias Mergogo Dunsa, ibunya sendiri. Tapi sayangnya porsi agdegan percintaan antara mereka berdua terlalu berlebihan dan mereka itu terkesan sangat sempurna. Baik Merphillia dan Pangeran Skandar sama-sama cantik dan cakep, jago berperang dan berani mengambil resiko, pintar dan tau semua hal dan sama-sama memiliki minat baca yang besar. Semuanya begitu sempurna, kecuali Merphillian dibenci karena dia keturunan Ratu Veruna dan Pangeran Skandar yang sudah tidak punya ayah, sampe-sampe mereka tak terluka sedikitpun setelah jatuh dari air terjun, melawan monster-monster purba dan sebagainya. Aku tau ini cerita fantasi, tapi haruskah sesempurna itu?
Akhir
Nah, akhirnya, akhirnya, akhirnya cerita fantasi yang rame, penuh perang dan konflik ada disini. Jujur aku malah keingetan sama film Narnia yang kedua, Prince Caspian. Kenapa ya?
Back to the story, Merphillia akhirnya berhadapan dengan ibunya dan konspirasi lain yang begitu mengejutkan terungkap! Twistnya bagus banget deh tapi sayang pertemuan Merphillia dan ibunya kurang gereget. Udah ketemu, ya udah deh. Aku tau kalau Merphillia nggak pernah inget sama ibunya, tapi diakan masih satu darah dan hubungan ibu-anak adalah hubungan yang sangat kuat :o
Kisah percintaan yang menjadi cinta segitiga antara Merphillia, Pangeran Skandar dan putra mahkota, Pangeran Wavilerma juga rame dan sangat bikin galau pas bacanya. Cerita percintaan mereka yang dibuat menggantung bikin banyak isu yang bilang bahwa bakal ada buku lanjutan dari Dunsa. Kyaaaaak, mau baca, mau baca! :D
Random Thoughts.
*spoiler alert*
- Dunsa = Harry Potter + Narnia. Maaf ya, bukan maksud untuk membanding-bandingkan :(
- Di halaman 8 diceritakan seorang gadis yang berusia 17 tahun. Tapi di halaman 18, diceritakan Merphillia yang lupa akan hari ulang tahunya yang ke 17. Loh, loh, loh :o
- "Kedua alis Jendral Adelarda terangkat, tampak tidak acuh" - halaman 149. Akhirnya ada penulis yang menggunakan kata Acuh dengan benar dan sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia :D
- Pembatas bukunya terlalu kecil, hiks. Jadi walaupun udah digunakan, aku masih bingung dan nyari-nyari halaman terakhir yang aku baca :(
- Ukuran dan harga buku terlalu wah buat novel bergenre fantasi disini. Tapi hal ini cukup berani. Pihak penerbit dan penulis juga pasti udah berpikir matang-matang soal yang satu ini :)
- Peta Prutopia dan silsilah Kerajaan Naraniscalanya bagus banget. Tapi ukuran dan jenis hurufnya bikin pusing dan malah tidak membantu sama sekali :(
- Nama-nama tokohnya bikin pusing dan susah untuk diucapkan :(
- Eh, bagaimana kisah lanjutan hubungan Merphillia dan Jendral Adelarda yang kurang baik? :o
- Itu mantra dan salam "
Ekzh ierebu aziam admal-as ekzh" gimana sih cara bacanya? :o
- Merphillia sempat merasakan sakit dan kejang-kejang saat mendekati sesuatu yang berhubungan dengan masa lalunya. Tapi saat dia memasuki Lukisan Putih, hal itu nggak kejadian lagi. Efek Wyattenakai kali ya? :o
Bagian kesukaan!
"Aku akan menjagamu di mana pun kau berada."
Sejenak keduanya saling bertatapan lekat-lekat, kemudian wajah mereka semakin mendekat. Ujung hidung mereka pun bertemu, nafas keduanya berburu, seakan sama-sama merasa sulit untuk mengungkapkan perasaan yang selama ini hanya dipendam sendiri-sendiri.
Pangeran Skandar menempelkan keningnya pada kening gadis itu, tangan kanannya naik ke pipi kiri Merphillia dan mengelusnya pelan. Dalam hati Merphillia berharap hal indah semacam ini tidak akan pernah berakhir. (halaman 358-359)
Walaupun hubungan Merphillia dan Pangeran Skandar terlalu sempurna tapi aku mendukung mereka koq :)
Akhir kata . .
Walaupun banyak hal yang kurang menyenangkan seperti harga dan ukuran buku yang berlebihan, plot yang lambat dan beberapa kesamaan dengan fiksi fantasi lain, Dunsa cukup berani mendobrak dengan kisah imajinatifnya.
Recommended :D
|
3/5 |