Halooo! Too Early adalah salah satu
blog yang terpilih mengikuti 10 Blogger
Membaca Alias. Selain membahas ceritanya, tentu ada giveaway novelnya. Baca review-nya
dulu, lalu simak info giveaway-nya di
bagian bawah :D
Ruwi Meita
236 Halaman
Rak Buku, 2015
"Pernahkah
pelangi menangis karena hujan dan langit tak mau mewarnainya? Jika sempat, tolong katakan pada
hujan untuk menitik satu kali pada tiga puluh tahun kesunyian di ujung pelangi
yang tak berbatas. Mungkin saja asa yang tersesat menemukan jalan pulang dan
darah tak harus tercurah pada telapak tangan yang beku."
Sebuah
liontin menuntuk Jeruk pada sebuah nama, Rinai. Sebuah nama yang digunakannnya
untuk memulai kiprahnya sebagai penulis misteri. Namun, misteri ternyata tidak
hanya terjadi di novel fiksi buatan Rinai. Satu per satu korban mulai
berjatuhan sesuai dengan kisah di dalamnya. Kini, Jeruk harus berpacu dengan
waktu, sebelum lebih banyak lagi korban berjatuhan. Ataukah kali ini, Jeruk
sendiri korbannya?
Tak pernah terpikirkan olehku untuk
membaca cerita seputar horor, thriller,
dan misteri di awal tahun. Tetapi godaan novel Alias ini sulit untuk ditolak. Aku cukup lama penasaran sejak karya
penulis sebelumnya, Misteri Patung Garam, mondar-mandir di timeline Twitter-ku. Senang deh akhirnya bisa mencicipi tulisannya.
Now, let’s review it! :D
"Selama
aku masih bisa merasakan ketakutan dan memiliki imajinasi, aku bisa menulis
novel horor. Kamu tahu imajinasi lebih mengerikan dari hantu mana pun." –
halaman 40
Jeruk Marsala adalah penulis novel romance laris yang karyanya sudah
diangkat ke layar lebar. Tetapi rencana adaptasi buku selanjutnya batal karena pihak
produser lebih tertarik pada novel horor karya penulis baru, Rinai. Lili,
editor Jeruk, gusar dengan keputusan itu. Alan, pacar Jeruk, menganggap penulis
misterius itu adalah saingan terberat Jeruk. Jeruk sendiri tidak keberatan
karena dia adalah Rinai.
Walaupun novel melankolisnya meledak
di pasaran, Jeruk selalu merasa cerita horor adalah renjananya. Dibantu Darla,
teman baiknya, Jeruk membentuk sebuah alias. Nama Rinai dia dapatkan dari
liontin tua milik neneknya, Uti Greti. Laptop dan ponsel khusus pun disediakan
untuk Rinai. Rahasia identitas Rinai terusik saat kasus pembunuhan muncul dan
kejadiannya sama persis seperti di dalam novel. Belum lagi muncul gosip
persaingan Jeruk dengan Rinai, Darla yang merasa diikuti seseorang, dan Eru, pemuda
asing yang cepat akrab dengan neneknya. Dua dunia yang dilakoni Jeruk pun mulai
tak terkendali.