Thursday, October 15, 2015

What I Read – September 2015


Aku tidak pernah bisa menentukan bacaanku dalam sebulan. Bisa saja aku merencanakan membaca satu judul, tetapi mood untuk membacanya hilang saat membuka halaman pertama. Sehingga aku paling nggak bisa mengikuti read-a-thon – membaca buku secara maraton – dengan berbagai tantangan khusus. Buku pilihanku akan berubah seiring berjalannya waktu. Daripada stres sendiri, aku akhirnya memilih tidak ikutan.

Namun, di bulan-bulan tertentu ada mood khusus untuk membaca buku dengan genre atau plot cerita tertentu. Hal ini berlangsung mulai bulan September sampai Maret. Nah, aku ingin membagi mood aneh ini. Untuk bulan September, mood-nya adalah membaca cerita yang berlatar belakang Paris atau paling tidak mempunyai gambar menara Eiffel di cover-nya. Sebenarnya di luar bulan itu, aku masih mood baca buku seperti itu. Hanya saja dulu aku mengalami transisi di antara bulan Agustus dan September. Salah satu perubahan besarnya adalah perpisahan. Sedih, takut, semuanya jadi satu. Tapi aku merasa dikuatkan dengan kenangannya yang menyangkut kota cahaya itu. Menara Eiffel identik dengan kota itu dan selalu sukses membuatku teringat. Maka dari itu September bagiku lekat dengan segala hal tentang Paris, terutama menara Eiffel.

Di bulan September kemaren, aku membaca empat buku – tiga fiksi dan satu non-fiksi – yang punya latar cerita di Paris dan ada menara Eiffel di cover-nya. Berikut sinopsis dan sedikit review dariku ;D



Ajeng pergi ke Paris untuk mencoba tinggal dan beradaptasi dengan kehidupan pacarnya, Yves. Yves sudah sangat yakin untuk membangun hidup dengan Ajeng. Sementara Ajeng sedikit ragu karena kedua orangtuanya tidak mempunyai kehidupan pernikahan yang harmonis. Alain, teman Yves yang punya jiwa bebas, muncul dan makin membingungkan hati Ajeng.

Segenggam Daun di Tepi La Seine menggabungkan kisah cinta yang punya konflik berlapis-lapis dengan penjelasan kota paling romantis yang fresh. Konflik batin Ajeng soal pernikahan menurut lebih menarik dibandingkan dengan kisah cinta segitiganya. Tapi cerita tentang keraguannya dengan Yves dan keterarikannya kepada Alain tetap seru koq. Apalagi diselingi dengan penjelasan tentang Paris yang berbeda jauh dari buku panduan wisata. Tidak hanya soal kehidupan sehari-hari yang penuh aturan, tetapi juga gaya hidup dan hiburan yang tak pernah terbayangkan. Baca review selengkapnya di sini :D






Penulis membagi pengalamannya hidup di Paris selama masa dinas suami di KBRI Paris. Ada 33 cerita yang membahas masa pindahan, mengurus pendidikan anak, mengunjungi tempat-tempat wisata, dan hal-hal yang identik dalam kehidupan warga Paris. Ada juga bagian khusus untuk cerita kegiatan warga Indonesia di KBRI. Banyak foto hitam putih dokumentasi penulis yang disertakan dalam cerita-ceritanya.

Paris – C’est Ma Vie menyuguhkan proses adaptasi dan kehidupan baru penulis di Paris dengan cerita-cerita menarik, informatif, dan bikin iri hehehe. Isinya penuh pengetahuan dari yang serius seperti sistem pendidikan, yang penting untuk calon wisatawan seperti tips berfoto di depan La Tour Eiffel sesuai posisi matahari, sampai hal-hal kecil nan unik seperti cara menerjemahkan bahasa Inggris ke dalam bahasa Prancis yang  agak ‘maksa’. Baca review selengkapnya di sini :D









Di Sunken City, yang dulu Paris, terjadi kehebohan. Tahanan, yang merupakan satu keluarga, hilang saat akan diberikan hukuman pancung. The Red Rook diduga menjadi dalangnya dan membawa mereka berlayar ke Commonwealth. Penyelidikan yang dipimpin LeBlac pun sampai ke pesta pertunangan Sophie Bellamy dengan Réne Hasard. LeBlac menyurigai salah satu Bellamy sebagai Rook.

Rook menghadirkan kisah petualangan dan cinta dalam latar dunia dystopian yang tak biasa. Alih-alih memunculkan dunia baru dengan peraturan yang tak biasa, kehidupan orang-orang setelah kehancuran besar malah kembali ke masa lalu. Pemilihan kota Paris sebagai salah satu setting-nya juga pas. Di sana bangunan-bangunan klasik masih bertahan dan dirawat dengan baik. Detail dan perangkat di dalam rumah yang ada sebelum kemunculan listrik atau kemajuan zaman lainnya juga pasti masih ada. Jadi penduduknya tidak akan kesulitan ‘beradaptasi’ dan hidup sebagai orang tempo dulu. Baca review selengkapnya di sini :D





Anna menjalani tahun seniornya di sekolah asrama di Paris karena ayahnya. Dia meninggalkan hidup lama di Atlanta dan susah payah menguasai bahasa Perancis. Tapi dia menemukan teman-teman baru yang menyenangkan, terutama St. Clair yang mau mengajaknya keliling Paris. Mereka akrab dengan cepat. Sayangnya baik St. Clair dan Anna sudah punya pasangan.

Anna and the French Kiss menghadirkan kisah cinta remaja yang tak kukira bakal begitu menguras emosi. Menggambil setting di kota yang didapuk sebagai kota paling romantis di dunia, cerita Anna, St. Clair, teman-temannya, dan segala permasalahan mereka membuatku sedikit book hangover. Aku senang sekali dengan sisi Paris yang ditampilkan di sini. Banyak tempat yang tak asing disebutkan, tapi banyak juga tempat-tempat baru yang membuatku bersemangat. Ada Point Zéro Des Routes De France – Titik Nol Perancis yang berada dekat Notre-Dame. Lalu tentunya bioskop yang tersebar di mana-mana. Dari sekian banyak buku tentang Paris yang kubaca, belum ada yang menyinggung keberadaan tempat hiburan favoritku ini. Kalau pun ada, pasti yang dibahas adalah festival film Cannes. Baca review selengkapnya di sini :D

Selain empat buku itu, aku tentu membaca buku lain dan tidak selalu menjadikan Paris sebagai setting-nya. Jumlahnya 9 buku, semuanya fiksi. Kebanyakan terbitan lama karena aku sedang berusaha memenuhi tantangan membacaku tahun ini ;p










Jadi selama bulan September, aku membaca 13 buku. Yang cukup berkesan adalah Sincerely Yours, Ignite Me, Torment, dan Anna and the French Kiss. Klik judul-judul tersebut, yang mengarah langsung ke review-nya, untuk tahu alasannya ;)

Untuk bulan Oktober ini, mood bacaanku adalah cerita horor, misteri, dan segala yang seram. Kalau mengecek laman profile Goodreadsku, ada beberapa buku yang kuselesaikan. Nantikan rangkumannya pertengahan bulan November! Good day :D

No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D