Lauren Kate
440 Halaman
PT. Gramedia Pustaka Utama, Juli 2011
Rp. 60.000,-
Entah mengapa, Luce Price merasa pernah sangat mengenal Daniel Grigori.
Cowok misterius dan dingin itu menarik perhatian Luce begitu mereka
bertemu pada hari pertama di sekolah berasrama Sword &
Cross. Di tempat yang melarang ponsel, dihuni anak-anak bermasalah, dan penuh
kamera pengawas tersebut, rasanya cuma cowok itu yang menyenangkan.
Tetapi, Daniel tidak mau berurusan dengan Luce – ia terang-terangan
menunjukkan keengganannya. Sementara Luce tertarik padanya bagai ngengat
terhadap api. Ia merasa harus tahu apa yang begitu ingin dirahasiakan Daniel …
meskipun dengan taruhan nyawa.
Aku sudah lama tertarik untuk
membaca Fallen – Terkutuk. Lihat cover-nya yang cantik itu. Lalu
pengangkatan cerita tersebut ke layar lebar makin membuatku penasaran dengan
ceritanya. Well, film adaptasinya
ternyata diundur sampai tahun depan. Kecewa sih, tapi jadi tersedia banyak
waktu untuk melupakan cerita di buku dan lebih fokus ke cerita di filmnya
nanti. Now, let’s review it! :D
"Percayalah
padaku jika aku memberitahumu bahwa jatuh cinta pada Daniel adalah ide yang
sangat, sangat buruk." – halaman 100
Semenjak kecil, Lucinda ‘Luce’ Price
bisa melihat bayangan-bayangan misterius di sekitarnya. Tidak jelas apa atau
kenapa bayangan itu ada di dekatnya. Tetapi bayangan itu membuatnya cemas. Lalu
kejadian mengerikan terjadi saat dia sedang bersama teman laki-laki. Kejadian
itu membuatnya diinterogasi polisi, diberi obat-obatan, dan akhirnya pindah
sekolah. Sekolah barunya, Sword & Cross, adalah sekolah berasrama
untuk remaja nakal. Berbagai larangan diberlakukan, kamera pengintai dipasang
di mana-mana, dan siswa paling bermasalah memakai gelang khusus. Luce masih
bisa melihat bayangan-bayangan itu. Tetapi dia masih punya banyak hal untuk
dihadapi di hari pertamanya. Dari bertemu siswa baru lain, Gabrielle ‘Gabbe’
Givens, Cameron ‘Cam’ Briel, dan Todd Hammond, mendapat tur singkat dari
Arriane Alter, dan bertemu Daniel Grigori yang begitu familiar.
Luce tidak bisa berhenti memikirkan
pemuda itu. Dia mencoba menanyakannya langsung kepada Daniel dan langsung
mendapatkan jawaban menyakitkan. Dia tidak menyerah sampai sana. Dibantu oleh
Penn yang biasa mengurus administrasi sekolah, Luce mencari tahu riwayat
kehidupan Daniel. Di sisi lain, Cam
menarik perhatian Luce juga. Laki-laki itu lebih ramah dan lembut dari Daniel.
Dia mengundang Luce datang ke pesta di kamarnya. Luce memenuhinya dengan
pikiran akan bertemu Daniel. Di sana dia memang bertemu Daniel. Namun pemuda
itu menyelinap pergi dan berbicara empat mata dengan Gabbe. Luce tak menyangka
anak baru itu punya hubungan istimewa dengan Daniel.
Dahlian
332 Halaman
GagasMedia, 2009
Rp. 37.500,-
Seandainya ini mimpi buruk, Karina ingin cepat-cepat bangun dan tak
ingin mengingatnya lagi …
Tapi kenyataan memilih berlaku kejam padanya. Dua garis di testpack yang kini berada di tangannya adalah
jawaban tegas: Karina hamil. Dan
satu-satunya yang terpikirkan adalah mencari bapak anak ini dan meminta
pertanggungjawaban.
Karina tidak berharap dinikahi Daniel. Dia ingin laki-laki itu
mengurusinya selama masa kehamilan. Dengan senang hati, dia menyerahkan bayi
itu ke tangan Daniel – sesederhana itu.
Namun, berada bersama Daniel membuatnya melihat laki-laki itu dari sisi
lain. Sisi lembut dan penuh perlindungan. Sisi yang membuat dadanya berdesir.
Perasaan yang mengenalkan Karina pada … cinta. Mungkinkan ini pertanda mimpi
buruknya kelak akan berakhir bahagia?
Baby Proposal ini aku baca untuk memenuhi tantangan membaca Author
Wish-list, yaitu membaca karya-karya beberapa penulis. Aku agak ketinggalan,
makanya sedikit ngebut dan ‘mengorbankan’ judul-judul lain. Sebelum memegang
buku fiksinya, yang dipinjam dari Pitimoss, aku membaca sample-nya (60 halaman!) di Google Play Store. Sangat membantuku untuk
menyelesaikan novel ini dengan cepat. Now,
let’s review it! :D
"Mengapa
akhir-akhir ini nasib baik seolah memusuhinya? Pertama, ia akan memiliki anak
dari perempuan yang tidak dicintainya. Kini, satu-satunya perempuan yang
dicintainya akan menikah dengan lelaki lain." – halaman 56
Karina positif hamil. Ayah dari
janinnya itu adalah Daniel, pria yang dia temui saat berlibur di Lombok. Daniel,
yang baru ditinggalkan Celline, pacarnya, untuk menikah dengan pria lain,
menantang Karina adu minum. Dalam keadaan mabuk, mereka pun tidur bersama.
Karina sempat panik karena itu adalah pengalaman pertamanya. Daniel pun
memberikan kartu namanya dan berjanji akan bertanggung jawab. Tetapi saat
mereka bertemu lagi, Daniel malah menyuruh Karina mengugurkan janin itu. Clarissa,
ibu Daniel, datang dan menyuruhnya menikahi Karina. Tetapi Karina tidak mau
menikah. Pengalaman orangtuanya membuat dia enggan terikat dalam hubungan
serius. Lalu Karina mengajukan perjanjian di mana Daniel akan mengurus dirinya
sampai melahirkan dan hak asuhnya nanti akan jatuh ke tangan Daniel.
Semula Daniel merasa terpaksa saat
harus mengantar Karina memeriksa kandungannya. Tetapi detak jantung calon
anaknya mengubah pikirannya. Dia jadi sangat menjaga Karina dari makanan sampai
pergi ke parent’s sharing
bersama-sama. Karina tersentuh dengan perhatian Daniel itu. Namun, dia
menemukan Celline ada di kantor Daniel, memintanya kembali. Reaksi Daniel
menghancurkan segala harapan Karina. Dia lalu menghindari Daniel dengan segala
cara.
Cuma Seventeen yang punya berbagai versi untuk satu lagu
mereka :)
MV Ver.
Performance and Behind Cut Ver.
Hide Ver.
Seek Ver.
Setiap versi untuk lagu Mansae
ini membawa kesan tersendiri untukku dan membuatku sulit move on dari lagu fun
ini.
Di versi pertama, aku suka dengan
alur cerita yang diselipkan bersama dance-nya.
Perempuan yang menjadi pusat perhatian itu pun terbilang ‘normal’, tidak cantik
kebangetan tapi tetep manis dan keliatannya seumuran dengan mereka. S.Coups
jadi anggota yang paling menonjol. Dia sedikit mirip Irwansyah nggak sih?
Di versi kedua, aku mulai bisa
membedakan mereka dan menghafal lebih banyak nama karena mereka dikelompokan
sesuai kemampuan terbaiknya, vocal, rap dan performance. Untuk dance-nya,
aku suka banget dengan bagian awalnya, terutama bagian yang dinyanyikan Woozi.
Di versi ketiga, aku tidak
terlalu kaget dengan dance practice
ini. Tapi lumayan untuk melihat dance-nya
secara keseluruhan dan tidak terpotong-potong. Dino cukup menarik perhatianku
di sini. Dance-nya oke dan karena
satu-satunya yang memakai baju mencolok.
Di versi keempat, ini benar-benar
unik!
Mereka memperlihatkan bagian belakang dari dance-nya.
Pasti aneh sekali harus perform ke
depan sementara kameranya ada di belakang. Menarik sekali melihat apa yang
terjadi di belakang. Di sini Jun cukup banyak dan ternyata dia lucu
juga.
Kalau mengingat lagu debutnya
yang sama-sama muncul dalam berbagai versi, Mansae ini sepertinya (dan
harus)
juga seperti itu. Kita tunggu saja versi-versi lain yang akan datang :D
Tahereh Mafi
295 Halaman
HarperCollins, 2014
The heart-stopping conclusion to the New York Times bestselling Shatter
Me series, which Ransom Riggs, bestselling author of Miss Peregrine’s Home for
Peculiar Children, called “a thrilling, high-stakes saga of self-discovery and
forbidden love.”
With Omega Point destroyed, Juliette doesn’t know if the rebels, her
friends, or even Adam are alive. But that won’t keep her from trying to take
down The Reestablishment once and for all. Now she must rely on Warner, the
handsome commander of Sector 45. The one person she never thought she could
trust. The same person who saved her life. He promises to help Juliette master
her powers and save their dying world . . . but that’s not all he wants with
her.
The Shatter Me series is perfect for fans who crave action-packed young
adult novels with tantalizing romance like Divergent by Veronica Roth, The
Hunger Games by Suzanne Collins, and Legend by Marie Lu. Tahereh Mafi has
created a captivating and original story that combines the best of dystopian
and paranormal, and was praised by Publishers Weekly as “a gripping read from
an author who’s not afraid to take risks.” Now this final book brings the
series to a shocking and satisfying end.
Aku tidak percaya bisa merasa
begitu semangat untuk membaca Ignite Me,
buku dari satu seri yang tidak sukai. Semua hal yang kukritik di buku-buku
sebelumnya malah membuatku semakin menanti-nanti akhir ceritanya. Aneh tapi
itulah yang terjadi. Now, let’s review it! :D
"..
revenge
I think
has never
looked so sweet."
Juliette Ferrans terbangun di markas
Sektor 45, tepatnya di kamar Warner. Dia langsung teringat pada perang antara
Omega Point dan The Reestablishment dan juga pengalaman mengerikan di markas
tersebut. Warner menjelaskan setiap alasan di balik tindakan kejamnya itu dan
membuat Juliette mengubah pikirannya tentang laki-laki itu. Warner juga
menceritakan kekalahan telak yang didapat oleh Omega Point. Di bawah perintah
Anderson, pimpinan The Reestablishment sekaligus ayah Warner, Omega Point
tinggal lubang hitam yang sangat besar. Juliette berencana membalas semua itu
dan Warner bersedia membantunya.
Langkah pertama, Juliette mengunjungi
tempat yang dulu adalah Omega Point, bersama Warner. Kenji ternyata masih hidup
dan membawa Juliette ke tempat tinggal lama Adam Kent, di mana beberapa anggota
Omega Point yang selamat berada. Juliette membagi rencana balas dendamnya dan
pilihannya untuk bekerja sama dengan Warner. Adam marah, tidak setuju, dan
menolak segala perubahan yang terjadi pada Juliette. Juliette jadi meragukan
perasaannya kepada Adam. Di sisi lain dia juga tertarik dengan Warner dan
laki-laki dengan jelas menyatakan perasaannya. Juliette belum bisa membalasnya
karena kekuatan sentuhannya masih sulit untuk dikendalikan. Tetapi dia mantap
dengan rencananya dan tidak akan membiarkan apapun menghalanginya.
Tia Widiana
248 Halaman
PT. Gramedia Pustaka Utama, September 2015
Rp. 57.000,-
Sebagai penulis novel thriller,
orang kerap menyangka isi kepala Inge hanya seputar urusan pembunuhan. Terlebih
lagi sikapnya yang pendiam dan lebih banyak mengurung diri di kamar.
Namun di mata Alan, Inge semanis penulis romance. Inge teman yang menyenangkan dalam segala
hal. Alan dengan mudah dapat membayangkan Inge menjadi perempuan yang ingin ia
nikahi, bukan Ruby… perempuan yang selama ini berstatus kekasih Alan.
Alan mewakili segala yang Inge inginkan dalam hidup. Kecuali satu hal…
Inge tidak ingin mengulangi hal yang membuat hatinya terluka bertahun-tahun.
Inge tidak mau Alan meninggalkan Ruby demi bersama dirinya.
Sebagai penulis, Inge selalu tahu bagaimana cerita yang ditulisnya akan
berakhir. Tapi untuk kali ini, Inge tidak tahu bagaimana akhir kisahnya dengan
Alan….
Tidak butuh alasan banyak untuk
membeli Sincerely Yours. Karya debut
penulis, Mahogany Hills, membuatku menangis tak henti. Semua hal di dalamnya
aku suka. Aku jadi penasaran dengan karya keduanya ini. Now, let’s review it! :D
"Bagaimanapun,
sulit menyayangi orang lain kalau kau masih membenci diri sendiri." –
halaman 115
Inge membantu tetangganya menjaga Alan
yang tidak enak badan karena salah minum obat. Inge membiarkan Alan menginap di
rumahnya dan memberikan pakaian ganti. Pemilik jasa pembuatan taman dan perawatan
rumah itu dikenal baik dan sopan, tetapi Inge baru tahu Alan juga sangat
menarik. Setelah kejadian itu, Inge dan Alan sering menghabiskan waktu bersama,
untuk makan atau sekedar mengobrol. Profesi Inge sebagai penulis thriller membuat Alan mulai membaca
novel. Kehadiran Alan juga membuat Inge tidak merasa sendirian.
Linda, ibu Inge, yang meninggalkan
Inge empat belas tahun yang lalu, tiba-tiba datang bersama suami barunya, Ilham.
Alan menyaksikan reuni canggung ibu dan anak itu. Inge tidak pernah cerita
karena dia merasa dibuang oleh ibunya. Alan juga sebenarnya punya rahasia, dia sudah
punya pacar bernama Ruby. Mereka sudah bersama selama delapan tahun. Di
saat-saat kebersamaan mereka, Alan kerap menerima telepon dari Ruby secara
pribadi. Inge tidak bertanya karena tidak mau mencampuri urusan Alan. Saat tahu
yang sebenarnya, Inge marah. Dia mulai melihat kesamaan dirinya dengan ibunya
yang dia benci.
Lona Hutapea Tanasale
273 Halaman
Gramata Publishing, Desember 2012
PARIS – C’est Ma Vie berkisah
tentang keseharian hidup penulis di Paris – the real life yang tak nampak dalam kilau foto-foto
di kartu pos atau brosur wisata.
Lebih dari ‘sekedar’ Eiffel, Champs-Elysées, atau Monalisa, Anda akan
diajak menyusuri Axe Historique,
menembus dunia bawah tanah, merasakan perjuangan saat menyetir dan mengisi
bensin self-service, menikmati
serunya belanja yang (ternyata) tak melulu di branded boutiques, dan menguak sisi-sisi lain Paris yang unik
meski tak selalu romantis, lalu mengintip dunia di balik gerbang KBRI,
menyelami kehidupan keluarga diplomat yang seolah gemerlapan namun sesungguhnya
bergelimang tantangan.
*****
This is a detail
diary, of a woman, who has passion for so many things in life...
Syaharani - Singer, Founder of ESQI:EF
Syaharani - Singer, Founder of ESQI:EF
Lona menceritakan semua tentang Paris secara fasih!
Pepih Nugraha - Redaktur Pelaksana Komunitas Kompas.com
Pepih Nugraha - Redaktur Pelaksana Komunitas Kompas.com
Memoir yang memikat, dengan gaya bertutur serenyah tempe keripik dan
semanis es krim.
Endah Raharjo - Penulis Novel 'Senja di Chao Phraya'
Endah Raharjo - Penulis Novel 'Senja di Chao Phraya'
Setelah selesai melahap habis buku ini saya mulai khawatir tidak ada
seorang pun diplomat di Kemlu yang bersedia posting kecuali ke
Paris...
Raja J. Antoni - Peneliti MAARIF Institute
Raja J. Antoni - Peneliti MAARIF Institute
Hanya di buku inilah, saya bisa menjelajahi Paris hingga sudut-sudut
yang mungkin tak banyak orang tahu.
Junanto Herdiawan - Kompasianer, Penulis Buku 'Shocking Japan' & 'Japan Aftershock'
Junanto Herdiawan - Kompasianer, Penulis Buku 'Shocking Japan' & 'Japan Aftershock'
Paris – C’est Ma Vie bisa dibilang bagian pertama dari
pengalaman Mbak Lona di Paris. Bagian keduanya, Voila la France, sudah aku baca
dan review di sini. Penulisnya
mengapresiasi review-ku itu dengan
buku ini. Aku sangat senang dan semangat untuk baca lebih banyak lagi
cerita-cerita Mbak Lona sebagai ‘orang Paris’. Now, let’s review it :D
"Syarat
utama [untuk naik Métro dengan nyaman] adalah harus mahir membaca peta. Mungkin
awalnya sulit, tapi dalam waktu singkat pasti akan terbiasa. ‘Si tu veux, tu peux,’ kata orang
Perancis. Kalau kamu mau, kamu (pasti) bisa." – halaman 42
Paris – C’est Ma Vie merangkum pengalaman penulis saat ikut
suaminya posting di KBRI Paris. 33
cerita nyata itu dibagi lima bagian. Bagian pertama, Paris? Non, Merci .. –
kenapa Harus Paris Sih?,
menceritakan reaksi penulis saat pertama kali mendapatkan berita akan pindah ke
Paris. Bagian kedua, La Vie
Quotidienne – Paris dalam Keseharian, menjelaskan kehidupan warga Paris
pada umumnya. Mulai dari mengurus pendidikan anak-anak, menggunakan Metro
sebagai transportasi, mengisi bensin sendiri, berbelanja saat sale, dan cuaca yang sangat mempengaruhi
kegiatan lainnya. Bagian ketiga, La Plus
Belle Ville du Monde – Kota Terindah di Dunia, membahas tempat-tempat wisata
di Paris dari yang sangat terkenal seperti La
Tour Eiffel, lukisan Monalisa di Musée du
Lourve, Montmartre yang penuh sejarah seni, dan Catacombes de Paris yang mencekam. Tidak
lupa peringatan tentang pencopetan yang sering terjadi.
Bagian keempat, L’Art de Vivre – Seni Hidup ala Perancis,
memaparkan hal-hal yang identik dengan warga Paris seperti ‘kewajiban’ untuk
menggunakan bahasa Perancis, urusan kesehatan yang sudah terjamin, hobi berdemo
dan aksi damai yang unik, pasar kaget dalam menyambut liburan, dan tahapan
panjang dalam menyantap makanan beserta berbagai macam roti, anggur, dan keju. Bagian
kelima, Les Coulisses de l’Ambassade
– Di Balik Gerbang KBRI, berisi kegiatan warga Indonesia di KBRI Paris seperti,
mengenalkan tarian khas Indonesia, melangsungkan upacara peringatan
kemerdekaan, menyambut kedatangan Presiden, dan saling berbagi dengan sesama
orang Indonesia di negara orang. Banyak foto hitam putih dokumentasi penulis
yang disertakan dalam cerita-ceritanya.
Terima kasih untuk teman-teman
yang sudah mengikuti giveaway Segenggam Daun di Tepi La Seine. Dari
postingan tersebut ada satu komentar beruntung. Selamat untuk …
Nova Indah Putri Lubis
[@n0v4ip]
Kamu mendapatkan satu eksemplar Segenggam Daun di Tepi La Seine
karya Wuwun Wianti dan kenang-kenangan asli dari Paris. Pemenang diharap segera
mengirimkan nama, alamat lengkap dan
nomor hp ke email dhynhanarun[at]gmail[dot]com untuk proses pengiriman
hadiah. Jika dalam waktu 2x24 tidak ada konfirmasi, pemenang yang baru akan
dipilih.
Yang tidak menang, bisa coba lagi
di giveaway yang sama di host blog tour
selanjutnya di sini. Too Early juga rencananya akan membuat giveaway lagi di bulan Oktober dan
November. Detailnya menyusul, ya. Sampai jumpa di giveaway nanti ;D
Agnes Arina
252 Halaman
BentangPustaka, September 2013
Rp. 15.000,-
(Promo Diskon Bentang PengenBuku)
Bali gempar. Pierre Villeneuve, wisatawan asal Perancis, ditemukan
tewas terbunuh di sebuah kamar hotel mewah. Tangannya menggenggam bunga sepatu
dan tak ada yang bisa memecahkan arti dari bunga itu.
Bagaskara, seorang detektif yang menyamar menjadi pemandu wisata,
adalah pemandu yang mengantar Pierre dan keluarganya keliling Bali pada hari
naas itu. Bagas gusar. Rasa keadilannya terpancing.
Kini yang bergerak bukan Bagas si pemandu wisata, tapi Detektif
Bagaskara. Meski dengan mempertaruhkan misi dan samarannya, dia bertekad
mengungkap kasus pembunuhan ini sampai tuntas. Semakin dia menyelidik, semakin
dia menemukan banyak korban lain.
Dia kini harus mengerahkan semua kemampuannya untuk mencari si pembunuh
sebelum jatuh korban berikutnya. Bagas sadar kini dia dikejar oleh waktu,
tanggung jawab dan kematian.
Hibiscus ada buku terakhir yang kubeli di diskon gila-gilaan tahun
lalu. Berbeda dengan buku-buku sebelumnya, yang ini punya tema misteri.
Tentunya itu yang membuatku tertarik untuk membaca(dan membeli)nya.
Now, let’s review it :D
"Demi
penyelidikannya, Detektif Bagaskara menghafal rute liburan dan segala informasi
tentang objek wisata. Dia juga mengubah penampilannya. Seragamnya sekarang
bukan baju longgar dengan gudang senjata di baliknya." – halaman 2-3
Detektif Bagaskara menyamar sebagai pemandu
wisata agen perjalanan Bali Harmonie untuk bisa mengungkap kasus pencurian kayu
di Bali. Tetapi dia malah dihadapkan dengan kasus pembunuhan yang terjadi pada
keluarga yang dia pandu. Keluarga Villeneuve. yang berisi pasangan suami istri,
Pierre dan Anne, putri mereka, Melanie, dan pacarnya, David Biguais, sebenarnya
tidak begitu merepotkan sampai Pierre tidak setuju dengan hotel yang dipilih
dan melayangkan protes kepada manajer pemasaran agen travel tersebut, Jean
Clement. Pierre juga mendadak tidak ramah kepada pasangan Roland yang menjadi
teman ngobrol beberapa jam yang lalu. Saat makan malam pun dia tidak setuju
dengan rencana Melanie dan David untuk menikah. Tapi dia masih mau menolong
masalah ekonomi keluarga Martine Le Coq dan anaknya, Christine.
Malamnya, Pierre ditemukan tewas
dengan luka tusukan dan sedang mengenggam bunga sepatu. Anne menemukannya
pertama kali, di susul oleh Melanie. Melanie menyangka pelakunya adalahnya
ibunya. Dia mengamuk dan mencekik ibunya sendiri. Kabar itu menyebar dengan
cepat. Bagas merasa terpanggil untuk memecahkan kasus itu. Di dekat TKP, Dia
berjumpa dengan Jean, yang tampak babak belur, dan mengorek infomasi dari
saksi-saksi yang ada.
Teaser trailer untuk film adaptasi ketiga Divergent, Allegiant,
dirilis pada Selasa malam waktu Indonesia barat. Aku kaget karena tidak
mendengar kabarnya sebelumnya dan masih dalam suasana Scorch Trials. Karena
ingin merekam reaksiku dan mengunggahnya ke booktube
channel-ku, aku menahan diri untuk tidak menontonnya saat itu. tapi pikiran
pertamaku untuk trailer-nya adalah ‘wow, rambut Tris bisa tumbuh secepat itu ya.’
Besoknya, aku kehilangan niat
untuk merekam video dan memilih menontonnya dengan segera. Lagi pula nanti
bakal ada trailer-trailer yang
lainnya, kan. Keputusanku tepat karena dua pertiga dari trailer itu berisi potongan adegan dari dua film sebelumnya,
Divergent dan Insurgent. Sisanya tentunya untuk Allegiant. Banyak adegan yang
menarik dan aku akan membahasnya:)
Ini dia enam orang yang
memutuskan untuk melihat kehidupan di luar dinding. Kenapa ya mereka membawa
senjata dan sangat waspada? Agak aneh karena di ending
Insurgent semua orang sedang berbondong-bondong mendekati dinding dan tidak ada
yang melarang mereka lagi.
Ini keren bangeeeeeet!
Well, well, well, ternyata keadaan di luar dinding lebih parah dari
yang di dalam.
Rainbow Rowell
248 Halaman
Orion Books, 2014
Georgie McCool knows her marriage is in trouble. That it’s been in
trouble for a long time. She still loves her husband, Neal, and Neal still
loves her, deeply — but that almost seems besides the point now.
Maybe that was always besides the point.
Two days before they’re supposed to visit Neal’s family in Omaha for
Christmas, Georgie tells Neal that she can’t go. She’s a TV writer, and
something’s come up on her show; she has to stay in Los Angeles. She knows that
Neal will be upset with her — Neal is always a little upset with Georgie — but
she doesn’t expect to him to pack up the kids and go home without her.
When her husband and the kids leave for the airport, Georgie wonders if
she’s finally done it. If she’s ruined everything.
That night, Georgie discovers a way to communicate with Neal in the
past. It’s not time travel, not exactly, but she feels like she’s been given an
opportunity to fix her marriage before it starts...
Is that what she’s supposed to do?
Or would Georgie and Neal be better off if their marriage never
happened?
Beberapa bulan menjelang tahun
baru, banyak buku yang belum aku baca untuk memenuhi tiga reading challenge. Salah satunya adalah Author Wish-List yang
menantangku untuk membaca karya dari empat penulis yang berbeda. Rainbow Rowell
masuk daftar tersebut. Maka aku harus baca Landline
ini. Aku punya pengalaman kurang bagus dengan tulisannya di genre young adult, tapi aku suka dengan cerita di adult romance. Jadi aku cukup optimis dengan judul yang ini. Now, let’s review it :D
"There’s
a magic phone hidden in my closet. And I think it’s connected to the past. And
I think I’m supposed to fix something. I think I’m supposed to make something
right."
Georgie McCool dan suaminya, Neal
Grafton, berencana pergi ke Omaha untuk merayakan hari Natal. Tetapi beberapa
hari sebelum tanggal keberangkatan, Georgie mendapat kesempatan emas untuk
mempresentasikan acara sitkom yang sudah lama ditulis bersama teman baiknya,
Seth, kepada pimpinan rumah produksi impian mereka. Georgie terpaksa tinggal di
Los Angeles sedangkan Neal dan kedua anak mereka, Alice dan Noomi, pergi. Neal
tidak mengutarakannya secara langsung, tapi Georgie tahu suaminya itu marah,
lebih dari biasanya. Setiap panggilan telepon dari Georgie tidak pernah
dijawab. Jika iya, kedua anaknya atau ibu mertuanya yang berbicara.
Ibu Georgie berpikir anaknya akan
bercerai maka dia mengundang Georgie untuk makan malam dan menginap di
rumahnya, bersama ayah tiri, Kendrick, dan adiknya, Hearther. Georgie menyangkal pikiran ibunya itu. Dia
mencoba menelepon lagi, kali ini lewat sambungan telepon rumah. Neal
menjawabnya, juga ayah Neal yang seharusnya sudah meninggal dunia belasan tahun
yang lalu. Georgie lalu sadar Neal di telepon adalah Neal dari tahun 1998 yang
masih berstatus pacarnya. Di Natal tahun tersebut mereka juga bertengkar dan
berpisah selama berhari-hari tanpa komunikasi. Lewat telepon ajaib itu, Georgie
mencoba memperbaiki apa yang salah dalam pernikahannya.
Halooo, selamat datang ke blog tour ke tujuh yang diselenggarakan di blog Too Early. Seperti biasa, selain review, ada giveaway-nya juga di bagian akhir. Let’s goooo!
Wuwun
Wianti
304 Halaman
PT. Gramedia Pustaka Utama, Agustus 2015
Rp.,-
Hidup
di Paris menjadi tak lama lagi sejak Ajeng menemukan sebentuk cincin di balik
segenggam daun. Bahasa, makanan, dan budaya yang berbeda menjadi keseharian
yang baru. Ajeng mulai menikmati semuanya di samping Yves tercinta.
Tapi,
satu per satu masalah datang. Ajeng berkali-kali goyah akan kesiapannya menikah
dengan Yves. Belum lagi godaan yang datang dari sosok flamboyan, si ganteng
Alain. Sifat Alain yang antiterikat dan spontan terasa lebih sesuai bagi Ajeng.
Di antara Menara Eiffel, Moulin Rouge, pantai nudis, sampai swinger
club, bisakah Ajeng mengontrol dirinya
dan tetap setia?
Segenggam
Daun di Tepi La Seine mengajak pembaca
ikut dalam usaha Ajeng menjadikan Prancis sebagai negara keduanya. Dia tidak
hanya mengunjungi Kota Cahaya tetapi juga berkenalan dengan bayangannya seperti
Klub Libertin. Un beau roman!
Johanna
Lederer, Président de l’association franco-indonésienne Pasar Malam Paris
A-must-read-novel. Kisah cinta pasangan beda bangsa yang
membuat saya deg-degan dan gemas, sekaligus sambil berpetualang ke tempat tabu
yang tak ditemui di tanah air.
Inda Duzih-Pitkanen,
Pendiri dan ketua Komunitas Kawin Campur
Novel yang berbicara tentang cinta, kesetiaan, dan latar belakang keluarga. Mengingatkan kita bahwa sejatinya untuk menyayangi pasangan hanya terjadi bila kita mencintai diri sendiri.
Novel yang berbicara tentang cinta, kesetiaan, dan latar belakang keluarga. Mengingatkan kita bahwa sejatinya untuk menyayangi pasangan hanya terjadi bila kita mencintai diri sendiri.
Ajeng Raviando,
Psikolog, Pengasuh rubrik “Ask Ajeng” dan Konsultan berbagai acara talkshow
televisi.
Novel populer yang mencoba menjembatani perbedaan budaya Indonesia dan Prancis. Kisah yang menarik dan membuat kita sadar bahwa dunia tidak selebar daun kelor.
Novel populer yang mencoba menjembatani perbedaan budaya Indonesia dan Prancis. Kisah yang menarik dan membuat kita sadar bahwa dunia tidak selebar daun kelor.
Lenah Susianty.
Penerjemah, Pendiri Aliansi Jurnalis Indonesia dan Part Time Jurnalis BBC
Indonesia di London.
Segenggam
Daun di Tepi La Seine punya cover
yang tak bisa kutolak. Belum lagi dengan label Amore, yang cukup menarik, hanya
belum sering kubaca. Jadi secara otomatis aku penasaran. Nama penulisnya agak asing
di telinga(atau mata)ku. Tapi hal-hal baru biasanya punya kejutan tersendiri. Now, let’s review it :D
"Bagaimana
aku bisa percaya pada pernikahan kalau aku tidak punya contoh dalam kehidupan
terdekatku? Supaya pernikahan bisa berjalan, ternyata manusia butuh kesetiaan.
Supaya bisa setia, ternyata manusia butuh dicukupi semua kebutuhannya –
termasuk kebutuhan untuk bebas. Tapi, bagaimana bisa bebas, kalau harus ada
pengorbanan?" – halaman 92-93
Ajeng terbang ke Paris untuk melihat
dan beradaptasi dengan kehidupan pacarnya, Yves. Segala peraturannya yang baru
dan serba diatur, sedikit membuat Ajeng kesulitan. Kehidupan yang dia tinggalkan
di Jakarta, Bapak yang sedang sakit, juga membuatnya tidak bisa menikmati musim
panas di Eropa. Tetapi keberadaan dan dukungan Yves dan sambutan hangat dari
teman-teman dan keluarga barunya membuat Ajeng cepat betah. Dia pun menerima
lamaran Yves dengan segera.
Dalam lubuk hati, Ajeng sebenarnya
tidak yakin dengan ikatan pernikahan. Dia takut kehidupannya akan berakhir
seperti orangtuanya yang bercerai karena ketidakcocokan. Ajeng merasa nyaman
dengan Yves. Tapi dia merasa lebih tertantang saat mengetahui dan melihat
kehidupan bebas Alain, sahabat baik Yves. Selain pandai mengajarkan bahasa
Prancis, Alain menunjukan hiburan unik dan menarik seperti telanjang
bersama-sama di pantai dan mengunjungi swinger
club, tempat orang bebas bertukar pasangan. Ketika pernikahannya tinggal
hitungan hari, hubungannya semakin dekat dengan Alain dan Mama yang selama ini
diabaikannya memutuskan untuk datang ke hari besarnya.
Berapa lama sih jarak standar comeback di K-Pop itu? Aku
pikir minimal setahun. Tapi baru selang sekitar lima bulan, Red Velvet sudah
hadir lagi, kali ini dengan full album
pertama ‘The Red’ dan single-nya ‘Dumb
Dumb’.
Walaupun sedikit bingung, aku senang koq
dengan comeback ‘kejutan’ ini. Red Velvet adalah salah satu girlband favoritku. Jadi aku excited buat semua hal tentang mereka.
Setiap teaser yang dibagikan lewat akun Youtube dan Instagram selalu aku nanti.
Bahkan saat music video-nya akhirnya
keluar, aku pun rela nungguin buffering-nya
yang lamaaaa banget. FYI, music video-nya
keluar jam 8 malam waktu Indonesia barat dan koneksi internetku lagi parah di
jam-jam segitu. Butuh waktu hampir satu jam untuk sampai ke detik terakhir di
video itu. Tapi karenanya, aku bisa memperhatikan setiap visualnya lebih
detail. Berikut beberapa bagian yang cukup menarik buatku :)
Gilaaa, Joy keliatan dewasa dan classy
Melihat huruf ‘W’ di kaus Wendy, apa
berarti ada ‘Y’, ‘I’, ‘S’ dan ‘J’ di kaus yang lain?
Yeri juga keliatan lebih dewasa dan
imut di sini
Semenjak Yeri bergabung, mereka selalu
punya adegan naik mobil :))
Berbeda dengan teaser-nya, yang
menampilan beberapa Irene membubuhkan stampel seperti robot, Irene yang ini
seperti bos yang judes hahaha
Tahereh Mafi
337 Halaman
Allen & Unwin, February 2013
eBook
Our lips touch and I know I'm going to split at the seams. He kisses me softly then strongly like he's lost me and he's found me and I'm slipping away and he's never going to let me go.
Our lips touch and I know I'm going to split at the seams. He kisses me softly then strongly like he's lost me and he's found me and I'm slipping away and he's never going to let me go.
Juliette has escaped to Omega Point. A place for people like her -
people with gifts - and it is also the headquarters of the rebel resistance.
She's finally free from the Reestablishment, free from their plan to
use her as a weapon, and free to love Adam. But Juliette will never be free
from her lethal touch. Or from Warner, who wants Juliette more than she ever
thought possible.
Haunted by her past, terrified of her future, Juliette knows that in
her present, she will have to make some life-changing choices.
Choices that may include choosing between her heart - and Adam's life.
Keinginan kuat untuk membaca Unravel Me tiba-tiba muncul. Buku
pertamanya, Shatter Me, meninggalkan bekas yang tidak begitu mengesankan. Tapi
justru itu yang kucari. Lagian aku agak tertinggal dalam usaha untuk membaca lima
buku seri di sisa tahun ini. Now, let’s
review it :D
"I
don’t know if I can trust myself to take pleasure in someone else’s pain."
Juliette Ferrans sulit untuk
menganggap Omega Point sebagai jalan keluarnya lagi. Di markas rahasia di bawah
tanah itu, dia memang mendapatkan perlindungan dan kehidupan yang lebih layak,
tapi dia masih tertekan dengan sentuhan mematikannya. Dia belum juga bisa
mengendalikannya dengan baik. Juliette bahkan kehilangan kendali saat melihat
Adam Kent menjalani serangkaian tes untuk menemukan kekuatan tersembunyinya.
Kekuatan itu yang membuat Adam mampu menyentuh Juliette. Tapi resiko jangka
panjangnya terlalu besar sehingga Juliette harus menjaga jarak dengan Adam.
Castle, pemimpim Omega Point,
lalu menugaskan Kenji untuk berlatih bersama Juliette. Walaupun sering kali
mengesalkan, Kenji membuat Juliette sadar misi besar yang sedang direncanakan.
Winston dan Brendan, teman baru Juliette, menceritakan ada keganjilan dalam
patroli pasukan The Reestablishment. Warner, yang punya posisi tinggi, ikut
bersama mereka dan itu tak pernah terjadi sebelumnya. Dia seperti mencari
sesuatu atau mungkin seseorang.
Nita Trismaya
252 Halaman
Plotpoint, Juni 2013
Rp. 15.000,-
(Promo Diskon Bentang PengenBuku)
Mikka dan Cheri jadi pacar di saat yang salah: waktu Mikka lulus SMA.
Cheri tetap di Jakarta dan Mikka kuliah di Melbourne. Kalau dulu Cheri kangen,
maka Mikka tinggal naik vespa bututnya ke rumah Cheri. Kalau dulu Cheri mau
nelepon, dia tak perlu bergantung sama koneksi internet untuk Skype dengan
Mikka. Kalau dulu Cheri kesepian, akan selalu ada Mikka di sampingnya.
Masalahnya sekarang yang di samping Cheri adalah Ebran. Ebran, cowok
baru di sekolah, yang mau melakukan apa saja demi Cheri. Semakin Cheri berusaha
menjauh, semakin Ebran nekat mendekat.
Cheri jadi pusing. Ternyata masalah utama LDR bukan cuma rindu beda
waktu atau rindu yang ribuan kilometer jauhnya. Masalah utamanya cuma satu:
siapa yang benar-benar Cheri butuhkan?
Cherish Cheri adalah salah satu buku yang kuborong dalam promo
diskon di toko buku online tahun
lalu. Menjelang akhir tahun ini aku sedang ‘membersihkan’ buku-buku yang sudah
lama kubeli tak kunjung dibaca juga. Buku ini jadi pilihan pertama karena tidak
terlalu tebal dan temanya yang ringan. Pasti tidak terlalu sulit untuk dibaca,
kan?
Let’s review it :D
"Coba
deh lo pikir baik-baik. Secara logika, ngapain juga pacaran tapi nggak pernah
ketemu, terus ke mana-mana sendirian atau pergi sama orang lain. Percuma dong.
Ya, kan?" – halaman 54
Cheri dan Mikka menjalani
hubungan jarak jauh. Cheri di Jakarta, bersiap-siap menghadapi ujian nasional,
sedangkan Mikka di Melbourne, mempelajari ilmu bisnis. Mereka berkomunikasi
secara rutin lewat Skype tapi sering terhalangi oleh perbedaan waktu dan
koneksi internet. Selama Mikka pergi, Cheri, yang sudah mendapatkan tempat di keluarga
Mikka di Bandung, diundang ke acara ulang tahun mama Mikka. Di sana dia
berkenalan dengan Ebran, cowok yang kagum dengan selera makan Cheri yang tak
kira-kira.
Kembali ke Jakarta, Cheri
menemukan bahwa Ebran adalah murid baru di sekolahnya. Cowok itu mulai sering
bergabung bersama Cheri dan teman-temannya, Thomas, Dodi, Kenny dan Andi. Dia
bersedia melakukan apapun untuk bisa dekat dengan Cheri, mulai dari jalan-jalan
pakai angkutan umum, membayar pesanan makanan mereka, dan berkunjung ke rumah
Cheri untuk memenangkan hati kakek nenek. Ebran juga mulai mengoyahkan perjuangan
Cheri menjalani hubungan LDR. Tapi dia lupa kalau dia juga berencana berkuliah
di luar negeri. Jika dia berhasil memenangkan Cheri, dia juga akan menjalani
hubungan LDR dengannya.
Three Things Thursday adalah tempat aku menjelaskan tiga hal
yang mempunyai satu kesamaan, aku sukai atau menurutku menarik! Tiga hal itu
bisa saja merupakan tempat, makanan, minuman, buku, film ataupun lagu :)
Wuiiih, udah lama ya nggak bikin
postingan ini. Kali ini aku mau membagi tiga readalong yang sedang aku ikutin di bulan September ini dan juga
Oktober nanti.
1. Quirky Reads x Anna
and the French Kiss
Quirky Reads adalah sebuah book club yang
dibentuk oleh Dhyn, Maggie, dan Tifany. Disini kami aka...
Books we're currently reading
Quirky Reads adalah klub buku yang aku bentuk bersama dua booktuber Indonesia, Maggie dari Maggie’s
Little Library dan Tifany dari Bookisthestar. Kegiatannya sederhana saja,
setiap bulan kita membaca satu judul buku bersama-sama dan mendiskusikannya.
Untuk pemilihan buku tersebut, kita saling memberi pendapat di akhir bulan
sebelumnya. Untuk bulan September, temanya adalah ‘Sweet Romance’ yang artinya
cerita romantis yang penuh moment cute
dan menghibur. Setelah melempar tema tersebut dan saling memberi judul-judul
buku yang sesuai, terpilihlah Anna and
the French Kiss karya Stephanie Perkins. Aku berencana untuk mulai membacanya
pertengahan bulan ini.
Sally Green
459 Halaman
Mizan Fantasi, April 2015
Rp. 79.000,-
Gadis yang dicintai Nathan menghilang.
Meskipun gadis itu mungkin telah mengkhianatinya, Nathan tetap ingin
mencarinya, menemukannya.
Nathan terlalu mencintainya.
Sementara itu, penyihir putih terus memburunya.
Penyihir hitam tak henti berusaha menyingkirkannya.
Anugerah yang diterimanya dari sang Ayah, semakin membuatnya menjadi ancaman.
Anugerah yang diterimanya dari sang Ayah, semakin membuatnya menjadi ancaman.
Karena dia belum bisa mengendalikannya
Di tengah perang antara penyihir putih dan hitam, bahaya terbesar yang
mengancam Nathan ada pada dirinya sendiri.
***
"Menghanyutkan
… menyajikan bahasa yang kuat, karakter yang tampak nyata, sihir yang
mengesankan, dan kumpulan aksi yang sama memukaunya dengan buku
sebelumnya."
–
Publishers
Weekly
Half Wild terbit dalam versi Bahasa Indonesia tak lama setelah Half
Bad. Karena satu dan lain hal, aku tidak bisa langsung membacanya. Bukannya
tidak penasaran, hanya tak ada waktu dan dorongan yang cukup kuat. Saat
merencanakan video booktube ‘Sequels
I’m Excited For’, aku berpikir trilogi Half Bad harus diikutsertakan. Maka dari
itu aku akhirnya sengaja pergi mencari bukunya dan membacanya cepat-cepat. Now, let’s review it :D
"Jangan
kau benci dirimu sendiri. Jangan membenci bagian dari dirimu sendiri, yang mana
pun juga." – halaman 150
Setelah kabur dari penyerbuan Pemburu
di rumah Mercury, Nathan bersembunyi di sebuah gua yang diusulkan Gabriel
sebagai tempat bertemu jika sesuatu yang buruk terjadi. Selagi menunggu, Nathan
menyadari dia mempunyai Anugerah yang sama dengan ayahnya, Marcus, yaitu
berubah menjadi hewan. Anugerah itu membuatnya tidak nyaman. Dia tidak bisa mengendalikannya
dan sering tidak mempunyai ingatan saat bertransformasi. Selain itu dia juga
mencemaskan Annalise yang tertidur dan ditawan oleh Mercury di tempat
misterius. Dia harus menyelamatkan gadis itu tapi pertama-tama dia harus tahu
apakah teman baiknya masih hidup atau tidak.
Alih-alih Gabriel, yang muncul adalah
Netbitt, seorang penyihir Blasteran yang berkerja sama dengan Victria van Dal. Menurut
Netbitt, Gabriel dan juga Fairborn ada di tangan penyihir hitam itu. Diketahuilah
Van punya Anugerah membuat ramuan dengan khasiat macam-macam. Nathan lalu berpikir
meminta ramuan khusus yang bisa membuat Mercury membebaskan Annalise. Van
setuju dengan syarat Nathan ikut Persekutuan penyihir hitam dan putih yang
ingin merobohkan kekuasaan Dewan yang sudah semena-mena. Jumlah anggotanya,
terutama yang bisa bertarung, masih minim. Van juga berpikir penyihir lain akan
tertarik untuk berjuang jika mereka punya seseorang yang penting dan dijadikan
panutan, seperti ayah Nathan.
Sekitar tahun 2010, aku ketemuan
dengan Farida Susanti dan Gabby Laupa di Reading Lights. Itu menjadi pertemuan
kami setelah berbulan-bulan sebelumnya berkomunikasi lewat Twitter dan Yahoo!
Messager sebagai tim di balik Writing Session. Farida jadi yang pertama datang,
lalu aku, dan Gabby tentunya. Dia membuka buku menu untuk memesan minuman dan
bertanya jika aku tertarik juga. Sekilas aku melihat daftar minuman yang
tersedia didominasi berbagai jenis kopi. Harganya kurang bersahabat pada budget-ku waktu itu hahaha. Tapi yang
membuatku urung untuk memesan adalah efek kopi. Kopi bikin aku ngantuk. Farida tentunya
tertawa karena kopi biasanya diminum agar bisa melek lebih lama dan konsentrasi.
Tapi yang terjadi padaku malah sebaliknya. Kopi membuat kepalaku berat, pusing,
dan inginnya bersentuhan dengan bantal empuk.
Sewaktu kecil, aku menganggap
kopi adalah minuman orang dewasa, khususnya laki-laki. Mereka suka minum cairan
gelap yang kental itu saat berdiskusi serius dan ditemani sebatang rokok. Ampas
yang tersisa di dasar gelas membuat kegiatan mencuci piring agak sulit. Tak hanya
aromanya yang kuat, sisa kehitamannya kadang tidak bisa hilang. Lalu muncul
kopi sachet-an yang tidak
meninggalkan ampas. Tidak hanya kopi hitam, ada varian yang dilengkapi susu,
krim, dan tambahan lainnya. Warna bungkusnya juga menarik, sepertinya pasarnya
ditujukan untuk kaum muda. Runtunyan
bungkus itu tersampir berdampingan di salah satu warung populer di SMP-ku. Pemesan
kebanyakan memilih kopi itu diseduh dengan air biasa, diberi es batu yang
banyak dan di-blender. Aku ikut
memesannya. Kesukaanku Good Day Mocacchino karena bungkusnya yang berwarna
merah tua terlihat ‘aman’ dibandingkan dengan varian lain.
Efek ngantuk, yang sebelumnya
belum aku sadari, tidak terlalu terasa karena es batunya perlahan mencair dan
mengencerkan kandungan kafeinnya itu. Dari sana, aku merasa kopi aman untuk
dikonsumsi, asalkan disajikan dengan es batu. Kadang aku mengkonsuminya tanpa
air, karena meniru kebiasaan nenekku. Kesibukan akademis dan ekskul di sekolah
juga menuntutku untuk tidur lebih malam dan membuatku perlu meminum kopi. Tapi
pengalaman pertamaku minum kopi agar tetap melek bukan karena pekerjaan rumah
apapun, melainkan untuk bisa nonton pertandingan bola timnas Jerman di Piala
Dunia 2006 yang tayang hampir tengah malam. Dalam hitungan jam juga, usiaku
bertambah (atau
harusnya berkurang) satu. Dua kejadian penting dalam satu malam yang tidak mau
aku lewatkan. Kopi pun kupersiapkan. Kali ini diseduh dengan air panas.
Kesan pertama, cairan panas itu
menyengat lidahku, meninggalkan rasa baal
yang menganggu. Lalu sakit kepala pun mulai terasa. Aku jadi merasa tak enak
badan, inginnya berbaring saja. Aku masih terbangun di tengah malam untuk
merasa pergantian hari dan Jerman pun menang, yang kuketahui dari siaran berita
paginya. Setelah itu aku kapok minum kopi panas. Selanjutnya kopi itu harus
tersaji dalam keadaan dingin. Pernah aku agak kesal sekaligus kelimpungan saat
memesan kopi di warnet dan disuguhkan gelas mengepul. Namun kesan ‘dewasa’ saat
meminum kopi masih lekat dibenakku.